06.First Kiss

7K 318 6
                                    

"Dave bangun cepetan! Ini udah jam berapa? Nanti kamu telat" ucap Lily mamah Dave.
Liliy menghela napas kasar, memang Dave sangat sulit untuk di bangunkan. Ia mengerti kenapa Dave sulit untuk di bangunkan karena waktu tidurnya cukup terbatas bahkan Dave pernah tidak tidur.

"Dave bangun Dave" teriak Lily sambil mengguncang guncangkan tubuh anaknya itu. Namun lagi lagi Dave hanya membalas dengan gumaman tak jelas.
Kesabaran Lily sudah habis, Lily menarik napas dengan kuat kuat lalu..
"DAVE BANGUN. WAKTUNYA PERGI KESEKOLAH"

Dave terpelojak kaget, ia langsung bangun lalu menetralkan deru napas nya yang tidak beraturan.
"Apaan si mah. Teriak teriak nggk jelas" ucap Dave kesal.
Lily memutar bola matanya malas.

"Noh liat jam, udah jam 06.30 kamu nggk takut telat" ucap Lily.

"Hah 06.30?"

"Iya"

"Ya ampun mah, Dave bisa telat pergi kesekolah" ucap Dave. Ia langsung bangun lalu masuk kedalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

~~

Setelah selesai acara mandi cepat nya, Dave mulai memakai seragam sekolahnya. Untung tadi malam Dave sudah merapihkan buku yang harus ia bawa pada hari ini, jadi ia tidak perlu repot repot merapihkan buku bukunya.

Dave keluar dari kamarnya setelah mengambil kunci motornya.

"Dave kamu nggak sarapan dulu?" Tanya mamah Lily saat melihat Dave menuruni beberapa anak tangga dengan langkah super cepat.

"Nggk mah, nanti ajah di kantin" teriak Dave keluar dari rumahnya.

Lily mendengus kasar karena Dave tidak berpamitan atau mencium pipinya sekilas.

Dave menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata rata , ia tidak mau sampai ia telat. Beberapa kali ada pengendara yang menyumpahinya dengan kata kata kasar, namun karena sikap Dave tidak peduli kepada orang lain jadi ia hanya memasang wajah datarnya.

Tiba tiba sebuah mobil hitam muncul secara mendadak, Dave kehilangan keseimbangan hingga motornya oleng lalu ..

Brukkk..

Dave terjatuh dari motornya, Dave meringis menahan sakit pada kaki dan tangannya yang terluka.

Beberapa pengguna jalan Trotoar menghampiri Dave yang sedang membangunkan motornya.
"Nak kamu tidak apa apa? Apa perlu saya telepon ambulan?"

"Nggk usah, ini cuma luka kecil kok" ucap Dave tersenyum.

Setelah beberapa menit, si pengendara mobil itu keluar dari mobilnya.

"Rafael" ucap Dave saat melihat sosok pria tampan sedang berjalan kearahnya.

"Motor lo nggk rusak kan?" Tanya Rafael dengan wajah tak berdosanya.

"Kok lo nanyain motor gue si?"

"Kan kalau motor lo yang rusak pasti ganti ruginya bakalan banyak,tapi kalau lo cukup beli handsaplas 2 rebu aja udah dapet 4 buat nambal luka lo"

Dave berdecak kesal, rasanya ia ingin menghajar wajah Rafael dengan tangannya. Namun Dave memilih untuk memendam amarahnya karena ia tidak mau kalau teman barunya ini akan marah kepadanya.

"Mau berangkat bareng? Kalau lo nggk mau juga nggk apa-apa" ucap Rafael.

"Iya gue berangkat bareng lo. Lagian ini juga gara-gara lo, kalau lo nggak datang tiba-tiba gue ngga bakalan jatoh gini"

"Yaudah, kalau masalah motor lo. Biar orang suruhan bokap gue yang bawa motor lo ke bengkel"

Rafael melangkah menuju mobilnya sedangkan Dave mengekor di belakang Rafael.

Rafael menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi karena waktu sudah mepet.

Sesampainya disekolah...

"Anjirrr, gerbang udah di tutup lagi" decak Rafael kesal. Tiba tiba sebuah ide terlintas di otaknya.

"Eh kita mau kemana?" Tanya Dave panik
"jangan bilang kalau lo mau ngajak gue bolos" ucap Dave panik.

"Udah lo diem!" Ucap Rafael.

Rafael memarkirkan mobilnya di depan sebuah warung kecil.

"Ayo turun" perintah Rafael.
Rafael dan Dave keluar dari mobil hitam itu.

Rafael melangkah lebih dulu sedangkan Dave tetap mengekor di belakang tubuh Rafael.

Rafael tersenyum lebar saat melihat tangga kayu yang masih ada di sekitar tembok sekolahannya. Rafael mengambil tangga kayu itu, lalu di senderkan ke tembok. Rafael naik ke tangga kayu itu lalu ia berhenti ketika sampai di puncak tembok.

"Ngapain lo masih diem di sana, ayo cepetan naik!!" Perintah Rafael.

Dengan ragu Dave mulai menaiki satu persatu anak tangga kayu itu hingga Dave berada di puncak tembok itu.
Rafael dengan cepat melompat dan mendarat mulus di tanah.

Dave merasa takut menatap kearah bawah.
"Ayo cepetan turun" bentak Rafael tak sabaran.

"Gue... takut" ucap Dave. Wajahnya mendadak menjadi putih pucat.

Rafael menghela napas kasar.
"Ikuti intruksi gue!" Perintah Rafael.

"Ok"

"Tutup kedua mata lo"

Dave nurut ia menutup kedua matanya.

"Sekarang lo lompat, anggap ajah kalau lo mau loncat ke kolam renang. Gue bakalan itung sampe tiga,dalam hitungan ketiga lo udah lompat"

"Ya"

"Satu"

"Dua"

"Tiii..... "

Bughhh...!!

Tubuh Dave langsung menabrak tubuh Rafael bahkan Rafael sampai kewalahan sehingga tubuhnya langsung terbaring di atas tanah sedangkan Dave berada di atas tubuh Rafael.
Rafael membulatkan kedua matanya saat merasa benda kenyal dan basah menempel pada bibirnya.

Dave perlahan membuka kedua matanya, kedua mata Dave ikut membulat sempurna karena bibir nya dengan bibir Rafael menempel. Mereka sama sama diam dengan posisi itu.
Hingga mereka berdua merasakan detakan aneh di dada mereka, mereka sama-sama bingung kenapa jantungnya bisa berdebar seperti ini.

Apa ini yang dinamakan CINTA??


















Yuhuyyy...baru bisa Update sekarang, maklum tugas sekolah numpuk😁😁

Jangan lupa tinggalkan jejak 🐾!! "VOTE" ya guys, Makasih 😊😊

#Moirvi

My possessive GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang