14.Datang untuk pergi

7.1K 289 36
                                    

happy reading 😊.....









"Liam! Lepasian tangan gue" bentak Dave kesal karena Liam tidak mengizinkan dirinya pergi kerumah Rafael,padahal dirinya hanya ingin membalikan kaus dalam milik Rafael yang tertinggal dikamarnya.

"Nggk mau! Aku bakalan izinin kamu kesana kalau sama aku" ucap Liam dengan manja.
Liam masih merangkul tangan Dave dengan erat, bahkan pria itu tidak merasa malu saat ada beberapa pengguna jalan trotoar menatap kearah mereka dengan tatapan sulit untuk diartikan, antara jijik dan bingung.

Rumah Dave memang berada dipinggir jalan sehingga halaman rumah Dave bisa terlihat oleh pengguna jalan trotoar.

Dengan kekuatan penuh, Dave langsung menarik tangannya lalu mendorong tubuh Liam agar menjauh darinya.
"Ingat Liam, kita udah putus. Nggk ada hubungan apa apa lagi diantara kita. Jadi aku mohon, jangan ganggu aku. Kamu urus saja siRobet itu" ucap Dave.

"Jadi kamu nggk mau balikan atau maafin aku?" Tanya Liam dengan wajah tak percaya.

"Untuk balikan? Aku nggk bisa, kalau untuk maaffin kamu? Aku bakal usahain" ucap Dave acuh.

Liam menghela napas kasar "apa karena cowok jelek itu, kamu nggk mau balikan lagi sama aku?"

"Nggk!. Aku nggk mau terluka lagi karena orang yang sama, dulu aku memang sangat mencintai kamu Liam, tapi sekarang. Perasaan itu udah hilang, bersama sosok Dave yang dulu sangat mencintai kamu. Jadi aku mohon sama kamu, jangan ganggu kehidupan aku lagi!" jelas Dave yakin.

Liam terkekeh miris "aku nggk nyangka bakalan dapet respon kaya gini. Kesalahan aku dimasalalu emang sulit untuk dimaafkan. Tapi kenapa kamu nggk ngasih aku kesempatan kedua? Kenapa kamu nggk ngehargain aku? Kenapa kamu malah ngusir aku hah? Kenapa Dave?. Padahal aku jauh jauh dari Amerika keIndonesia cuma buat ketemu kamu, tapi apa yang aku dapet dari kamu hah? Diusir. Padahal kalau kamu tahu, ongkos dari Amerika keIndonesia nggk murah, tapi kamu nggk ngehargai perjuangan aku. Ok Dave, aku bakalan pergi. Tapi kamu harus ingat, hati ini hanya untuk kamu Dave , hanya kamu"
Setelah mengucapakan kalimat panjang itu, Liam memutuskan untuk pergi dari hadapan Dave yang masih mematung ditempat dia berdiri.

Dave menatap mobil Liam dari belakang dengan tatapan sendu, ia tahu kalau ia sangat keterlaluan terhadap Liam. Tapi ia harus ingat, bagaimana sikap Liam dulu terhadapnya. Sangat menyakitkan sekali.

Ini pilihan yang tepat Dave, lo harus yakin kalau pilihan lo kali ini bener(suara hati Dave).

Dave menghela napas kasar berusaha mengurangi rasa sesak yang muncul didadanya secara tiba tiba, ia mendongkakkan kepalanya menatap langit yang berwarna biru.

Lo pasti bakalan dapetin cowok yang lebih baik dari pada Liam..Dave

Dave tersenyum kecil, ia membalikan badannya lalu melangkahkan kedua kakinya menghampiri pintu utama rumahnya. Ia mengkunci pintu rumahnya, setelah terkunci Dave kembali membalikan badannya lalu melangkahkan kedua kakinya menghampiri mobil putih yang terparkir dihalaman rumah.
Dave masuk kedalam mobilnya lalu menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumahnya, setelah itu Dave melajukan mobilnya diatas jalan raya yang tampak sepi. Tidak seperti biasa.

Dave kembali menaikan laju kecepatan mobilnya karena ia tak sabar ingin bertemu cowok itu(Rafael), Dave hanya ingin membalikan kaus putih ini dan mengatakan terima kasih kepada Rafael karena sudah mau menemai dirinya saat ia sedang demam.

Untung saja, ia sudah tahu dimana rumah Rafael. Jadi ia tidak usah pusing pusing untuk menghubungi cowok itu.

Hanya waktu 20 menit saja, Dave sampai didepan rumah milik Rafael. Dibalik kaca mobilnya, Dave bisa melihat raut wajah bingung ketiga manusia itu(Rafael,James,Rangga) sedang menatap kearah mobilnya. Pasti mereka penasaran, siapa sosok yang berada didalam mobil putih ini.

Dave mengambil kaus dalam milik Rafael dikursi belakang mobilnya lalu keluar dari dalam mobil, Dave melihat raut wajah mereka terlihat sangat kaget saat melihat Dave. Apalagi Rafael, pria itu benar-benar sangat menggemaskan.

"Kok lo tahu rumah gue?" Tanya Rafael kaget.

"Eh banci mau ngapain lo kesini?" Tanya Rangga.
Dave benar benar kesal dengan sikap cowok yang satu ini, tapi Dave tidak memperdulikan manusia itu.

"Gue mau balikin kaos dalam lo" ucap Dave menyodorkan kaus dalam berwarna putih.

Rangga dan James tampak kaget saat melihat kaus dalam milik Rafael ada ditangan Dave.

"WAH LO BEDUA ABIS NGAPAIN?" Teriak Rangga heboh.

"Si Anjirrrr, berisik banget si loh" bentak James menoyor kepala Rangga

"Nih anak, bukan hanya otak yang konslet tapi mulutnya juga udah kemasukan toa" ucap Rafael kesal.
Rafael mengalihkan tatapannya kearah Dave, lalu menghampiri cowok itu.

"Thanks ya" ucap Rafael mengambil kaus dalamnya.

"Sama sama, makasih ya Raf. Semalam lo udah mau ngerawat gue"

"Santai kali sama gue mah" ucap Rafael sambil tersenyum.

"Oh iya, sorry ya Raf. Gue nggk bisa lama lama. Soalnya gue mau ada urusan bentar"

"Oh yaudah"

"Gue balik" ucap Dave lalu masuk kedalam mobilnya.

Rafael masih berdiri menatap mobil Dave yang mulai berjalan hingga akhirnya mobil Dave menghilang.

Rafael langsung saja menghampiri kedua sahabatnya yang sendari tadi terus menatap kearahnya.
"Napa lo, liatin mulu gue? Naksir lo" Ucap Rafael spontan.

"Najis" decak Rangga "mit amit, gue suka sama lo. Cewek masih banyak kali yang bohay bohay"

"Si anjirrrr" decak James langsung menoyor kepala Rangga yang ke dua kalinya "selain otak lo yang kurang waras, ternyata lo juga mesum ya"

"Komplit sudah ketidak normalan lo" ucap Rafael terkekeh.

"Kalian berdua emang sahabat laknat ya, bisa bisanya kalian nistain gue" ucap Rangga sewot.

Sementara Rafael dan James hanya bisa terkekeh.
"Halah ngambek, udah kaya cewek PMS mau ngelahirin lo" decak Rafael.

"Sekali lagi lo berdua nistain gue, gue mending balik nih" ancam Rangga.

"Lah marah"ucap Rafael sambil menahan tawa

"Akhirnya kucing anggora yang imot imot ini bisa juga marah ya"Ucap James .

"Fiks gue balik sekarang" decak Rangga lalu beranjak dari tempat duduknya.

"Yakin lo mau balik, padahal stok makanan dikamar gue masih banyak. Yaudah deh sana balik, biar gue sama James ajah yang ngabisin makanannya"Goda Rafael .

Kalau urusan makanan mah Rangga nggk bisa nolak deh, apalagi yang gratisan. Rangga langsung memasang wajah memelasnya sambil tersenyum dibuat seimut mungkin.
"Udah deh gue nggk jadi marah" ucap Rangga sambil mengerjap ngerjapkan kedua matanya.

James ingin muntah sekarang, wajah Rangga terlihat mengerikan.

"Najis lo Nyet, ayo lah masuk" ajak Rafael.

Lalu mereka bertiga memutuskan untuk masuk kedalam rumah Rafael.












************************************

Jangan lupa "VOTE"Ya guys😊Thx

************************************

                         #MOIRVI

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My possessive GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang