10.Untung Sayang

5K 238 0
                                    

Selamat membaca😊





Saat ini Dave sedang berada didalam mobil milik Rafael, karena Rafael harus mengantarkan Dave kerumahnya.

"Tumben mulut lo nggk ngoceh?" Tanya Rafael melirik kearah Dave yang sejak tadi hanya diam saja.

"Otak lo ditaro dimana si Raf? lo tau kan kalau kepala gue itu masih pusing gara-gara abis kena bola tadi"

"Iya tahu, terus apa hubungannya sama sikap lo yang tiba tiba diem?"

Dave memutar bola matanya malas, memang susah kalau ngomong sama Rafael jika otak pria itu sedang loading.
"KEPALA GUE PUSING BEGO" teriak Dave dengan nada kesalnya.

Rafael hanya mendengus kesal, hingga beberapa menit kemudian mereka sampai didepan rumah Dave.
"Nggk ada niatan bukain pintu buat gue apa?" Tanya Dave setengah menyindir.

"Buka ajah sendiri, emangnya gue supir pribadi lo?! "

"Lama lama lo ngeselin juga ya" decak Dave kesal . Untung sayang, kalau nggk udah gue cakar tuh muka gantengnya ucap Dave dalam hati.

Dave langsung membuka pintu mobil lalu menutup pintu mobil Rafael setengah membanting karena kesal dengan sikap menyebalkan Rafael.
Tiba tiba, muncul sebuah ide yang terlintas diotak nya.
"Awwww" ringis Dave sambil memegangi kepalanya bahkan ia harus menghentikan langkahnya, sementara itu kedua tangannya memegangi kepalanya dengan ekspresi kesakitan.

Rafael terbelalak kaget lalu membuka pintu mobilnya, ia langsung menghampiri Dave yang sedang meringis menahan sakit.
"Lo kenapa?" Tanya Rafael bingung.

"Kepala gue sakit lagi"

"Yaudah kerumah sakit ajah"ajak Rafael kepada Dave

"Nggk"

Rafael menghela napas panjang "ya terus lo maunya apa?"Jawab Rafael sedikit malas.

"Rawat gue"

"Najis Dave gue masih waras, apa kata orang kalau ada dua laki laki didalam satu kamar sambil ngemandiin lo dan bla bla bla..."

Pletokk...
Rafael meringis menahan sakit saat kepalanya dijitak oleh Dave.

"Otak lo emang nggk lancar ya, ya maksud gue ngerawat gue itu ngasih obat sama makan ajah kalau urusan mandi gue bisa sendiri kali"

"Sorry ya Dave, tapi gue nggk mau karena pasti gue dimarahin sama bokap"tolak Rafael

"Terserah lo deh"
Dave langsung melangkahkan kedua kakinya menuju rumahnya.

Rafael menaikan bahunya acuh lalu melangkah memasuki mobilnya, ia menjalankan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Dave.

Sementara Dave langsung membantingkan tubuhnya diatas kasur karena ia merasa begitu lelah, ditambah kejadian tadi yang membuat kepalanya terasa sakit.
Ada yang lebih sakit dibandingkan dengan rasa sakit dikepalanya yaitu sakit hati gara gara Rafael yang menolak permintaannya, ia marah tapi Dave tidak bisa marah kepada Rafael. mungkin karena Dave mulai menyukai Rafael .

Apakah benar Dave mulai menyukai Rafael? Mungkin saja karena Dave merasa nyaman walaupun sikap Rafael yang sedikit ngeselin tapi justru itu yang membuat Dave semakin tertarik dan aman saat berada disisi Rafael.
Walapun Rafael adalah pria tidak peka dan romantis tapi Dave menyukai Rafael yang selalu bersikap apa adanya.

Akhirnya Dave memilih untuk tidur karena merasa ngantuk, hingga akhirnya Dave sudah pergi kealam mimpinya.

********

Suara dentuman musik mulai menggema didalam Club terkenal yang ada dikota jakarta, banyak orang orang dari berbagai usia dan berbagai kalangan yang berjoget ria mengikuti alunan musik Dj.
Di sebuah kursi pojok tampak ketiga manusia sedang duduk duduk ganteng sambil menghisap rokok dan meminum Alkohol.

"Raf, gue sarananin mending lo jauh jauh deh dari Dave" ucap James sambil menghisap sebatang rokok yang sedang dijepit dikedua jari tengah dan telunjuknya.

"Iya Raf, menurut gue Dave itu agak kurang normal" ucap Rangga.
James langsung menatap Rangga dengan tatapan tajam sambil menginjak kaki Rangga dengan keras, Rangga meringis menahan sakit saat kakinya diinjak oleh James.

"Maksud lo berdua apa?" Tanya Rafael tak suka, entah mengapa Rafael merasa marah saat kedua temannya seakan akan menjelekkan sahabat barunya itu.

"Kita nggk ada maksud apa apa kok, gue sama James cuma ngasih saran sama lo kalau lo jangan terlalu dekat sama si Dave" ucap Rangga.

"Gue nggk deket!" Bentak Rafael.

"Wissshhh sabar mas bro, nggk usah pake otot gitu dong" ucap Rangga .
Sementara James hanya bisa terdiam karena takut salah bicara dan nantinya akan membuat Rafael lebih marah lagi.

Rafael mengusap wajahnya dengan kasar "gue nggk bisa"

"Whyyyyy?" Tanya Rangga spontan membuat beberapa orang langsung mengalihkan tatapannya kearah mereka bertiga.
Rangga hanya memasang cengirannya saat mendapati pelototan dari James.

"Pokoknya gue nggk bisa!" Bentak Rafael lalu beranjak dari kursinya menuju ke pintu keluar dan meninggalkan Club tersebut.

James hanya bisa menghela napas panjang, ia tahu kalau pada akhirnya akan seperti ini karena sikap Rafael yang keras kepala. Padahal, James dan Rangga memiliki niat baik, tapi Rafael malah merespon keduanya seperti itu. Jujur, saat ada Dave dikehidupan Rafael mereka berdua sudah merasa tidak suka karena melihat tatapan Dave kepada Rafael, tatapannya seperti tatapan orang yang sedang jatuh cinta. Dan itu membuat Rangga dan James curiaga dengan Dave, ia tidak mau kalau sampai Rafael menjadi pria penyuka sesama jenis.

"Gimana nih, si Rafael marah?" Tanya James.

"Bodoamat lah gue nggk peduli, yang penting gue udah jadi sahabat yang baik buat dia, menurut gue pendapat gue itu bener"Jawab Rangga kekeh.

"Lo baik Rang? Kok gue nggk percaya ya"jawab James ragu.

"Si Anjirrrr"
Rangga langsung mengeplak kepala James dengan kencang karena ia merasa kesal dengan Rangga.

Akhirnya James dan Rangga memilih untuk menikmati susana Club malam yang tampak ramai dari pada hari hari biasanya.














Berhubung Kemarin-kemarinnya author lagi pada ulangan jadi Baru bisa Update sekarang(curhat) 😊😁

Jangan lupa"VOTE" ya guys🤣 Terimakasih 😊 🙏

#MOIRVI

My possessive GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang