***
Pernah kubisikkan di sore yang tidak ramah pada kita, kita biarkan kopi menjadi dingin di gelas hitam itu, gerimis pun iba pada air mata di tepi pisah.Bisu mengadu, beku, kopi itu membeku, hati itu kelu. Lagu itu menjadi syahdu. Karena ku jatuh cinta pada caramu menerjemahkan luka.
Sebuah bayang menari dan terjatuh pada secangkir kopi senja.Kau goreskan syair luka pada sebuah gelas kopi lalu kau hempaskan pada senja hingga pecah berkeping.
Kuselipkan rembulan pada lembaran-lembaran kertas busuku, karena malam yang berlalu masih menyimpan janji yang tertunda. Sebait puisi tentang seseorang yang duduk di bawah sinar rembulan yang menghilang dalam remang bangsat.
***
~penus
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepetak kata
Puisi(update setiaphari) Lama setelah semua yang terjadi, kau masih mengenalku sebagai orang yang sama, kan? Tetap ceria, bersemangat, dan selalu berusaha sama, persis dengan yang ada dalam ingatanmu. Tapi, sadarkah kau sekarang aku sedikit berbeda? Tent...