03 Last Day

5.6K 212 6
                                    

Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya, namun peluh telah membanjiri mereka yang bekerja tiada henti, semangat itu masih berkobar meski raga menuntut istirahat namun jiwa masih tetap sabar.

"Minum dulu Az" Fira datang dengan menyodorkan sebotol air mineral.

"Makasih" Azmi tersenyum kemudian meminum dengan sekali tegukan.

Hafidz datang seraya menepuk bahu Azmi, "Duduk"

"Uhuk... Uhuk...!" Azmi yang tak siap akan serangan tiba-tiba itu tersendak.

"Astaga Az, duduk-duduk" Fira dengan sigap mengambil botol dari tangan Azmi dan mengarahkannya pada bangku yang tak jauh dari mereka.

"Lo sih Fidz, Azmi jadi gini kan. Ngapain sih pake nepuk segala? Lo kan liat Azmi lagi minum" omel Fira.

"Justru karena aku liat dia lagi minum" balas Hafidz.

Mereka terus saja berdebat, sementara Azmi masih saja terbatuk, matanya sampai berair akibat banyaknya air yang masuk ke dalam rongga hidungnya.

"Gue ngga papa, udah." ucap Azmi begitu merasa dirinya mendingan.

"Lain kali kalau mau minum itu duduk, jangan lupa basmalah" ucap Hafidz kemudian berlalu dari hadapan dua sejoli itu.

"Jadi dia nyamperin gue cuma buat itu?" ucap Azmi tak percaya.

"Sekarang ngga papa kan?" tanya Fira.

"It's okay" ucap Azmi dengan senyum sambil menepuk-nepuk kepala Fira pelan.

Fira tersipu, Azmi ini sangat manis. Hal sederhana itu cukup membuatnya meleleh, namun tak cukup sampai di situ Azmi juga membenarkan anak rambutnya yang menghalangi mata Fira.

"Eh curut malah berduaan. Sana kerja!" Angga tiba-tiba datang mengganggu momen mereka.

"Cape Ga, duduk dulu."

"Ngga ada. Sana kerja!" Angga memerintah, yang ketos siapa yang memerintah siapa. Dasar si Angga ini.

"Gue ke sekret dulu yah mau ngecek yang lain. Bye Az" Fira berlalu dengan senyum merekah, cewe yang dulunya agak tomboi itu perlahan berubah seiring dengan kedekatannya dengan Azmi.

Azmi juga tersenyum, ia senang dengan ini semua.

"Lo beneran cinta sama dia?"

"Gue pergi dulu" Azmi pergi tanpa mempedulikan pertanyaan Angga.

"Ck anak itu. Untung temen"

Azmi tak peduli dengan gerutuan itu, kakinya terus berjalan sembari matanya menatap sekitar, menimbang-nimbang apakah masih ada yang kurang atau tidak.

"Udah beres Rin?" tanya Azmi pada juniornya, mereka memang tidak terikat dengan kepengurusan sekarang namun turut andil mengambil bagian agar selanjutnya tak kaku dalam memimpin.

"Iya kak"

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 7 kurang 10 menit kak"

Benarkah Caraku Mencintaimu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang