8 : Jangan Sentuh.... (17+)

310K 11K 311
                                    

"Steve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Steve ..." Sarah berkata lirih seraya memejam. Tubuhnya gemetar dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia mencoba merapatkan kedua kaki untuk tetap berdiri kuat dan rapat. Kedua tangannya menahan tangan Steve untuk tidak bergerak makin liar menjamah. Sarah benar-benar tidak pernah berpikir bahwa Steve akan melakukan ini kepadanya, di tempat umum seperti ini.

Sarah ingin berteriak saat Steve mencengkeram rahang dan menarik kepala agar bertemu dengan wajahnya. Sarah yang sempat membuka mata, kembali terpejam saat mata dingin Steve tengah menatapnya intens. Tarikan kecil di sudut bibir Steve memberikan kesan tegas, dingin, sekaligus menakutkan di mata Sarah. Apa Steve akan menciumnya?

"Aku akan membuatmu terbiasa dengan sentuhan dan ciumanku, Sarah." Suara Steve terdengar begitu dekat dengan wajahnya.

"Apa yang kalian lakukan di sana?!" Suara itu muncul sebelum bibir Steve jatuh ke bibirnya. Sarah memberanikan diri membuka mata, terkejut saat Steve melepaskan cengkeraman di pipi, termasuk pelukan di pinggang, kini terbebas. Wajah yang sebelumnya penuh seringai berganti senyum lembut yang jantan. Ekspresi yang dulu pernah Steve berikan kepadanya.

"Pagi, Profesor Sam." sapa Steve ramah. Sikapnya berubah drastis, seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara dirinya dengan Sarah. Tanpa Sarah sadari, Sarah merindukan sikap Steve yang lembut seperti itu. Sikap yang dulu sekali pernah Steve berikan kepadanya.

Samwisse d'Orland, salah satu guru senior di Russell. Kumis tebal di bawah hidung terjuntai hingga ke batas bibir bawah. Matanya bagaikan elang menusuk mangsa. Namun Steve tampaknya tidak terpengaruh dengan tatapan pria paruh baya itu.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Kenapa kalian tidak masuk?" tanya Profesor Sam seraya menatap Steve dan Sarah secara bergantian.

"Aku menunggu Sarah di depan gerbang profesor, dan Sarah baru saja sampai." sahut Steve tenang.

"Untuk apa kau menunggu Sarah? Bukankah kau berada di kelas IB?" tanya Samwisse penuh selidik.

Steve tersenyum. Dia merogoh selembar kertas di celana, lalu diberikannya kertas berlogo Russell kepada Samwisse. Pria itu mengambil kertas dan membacanya. Kerutan kecil samar-samar mulai terlihat di keningnya.

"Apa Profesor Jeremy wali kelasmu?" tanya Samwisse kepada Sarah dan Sarah mengangguk kecil. Samwisse kemudian melipat kertas itu dan menyerahkannya kembali kepada Steve, "Kalau begitu kembalilah ke kelas kalian. Aku akan menginspeksi murid-murid yang suka membolos." Dia memberi ketegasan di bagian kata membolos, yang diarahkan kepada Steve.

"Siap, Profesor." Sikap Steve masihlah ramah hingga Samwisse tidak lagi terlihat.

"Eits, kau mau ke mana?" Steve mencekal lengan Sarah, "Ikut aku."

Tears of Sarah [21+] / Repost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang