28. Cinta Tulus Sarah

153K 8.9K 336
                                    

"Lakukan apa pun yang ingin kau inginkan, Steve

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lakukan apa pun yang ingin kau inginkan, Steve. Karena aku akan selalu mencintaimu." Suara lembut yang mengalir turun melalui bibir Sarah terlalu manis hingga membuat Steve mematung.

Sarah selalu berpikir bahwa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Namun hari ini Sarah ingin mengungkapkan seluruh isi hatinya kepada Steve. Apa pun jawaban Steve, Sarah tidak akan memaksa.

"Dasar bodoh." Seringai merayap di bibir Steve yang sempat menipis datar.
Benar dugaannya. Steve ternyata membencinya. Sarah mengusap mata yang berair dan kembali muram karena ejekan Steve. Sarah memalingkan wajahnya ke samping untuk menutupi raut sedihnya. Namun sesaat kemudian dia terkejut ketika bibir Steve tiba-tiba berbisik kecil ke telinganya.

"Aku tidak akan membiarkanmu berkata seperti itu lagi kepada orang lain, Sarah. Aku akan menjadi laki-laki terakhir yang mendengarnya dari mulutmu.” Steve mengangkat salah satu sudut bibir. "Itu janjiku."

Steve ...” 

Steve menyentuh dagu Sarah dengan tangannya yang panas dan menyeret wajahnya mendekat. Steve mencium bibir Sarah yang lembab.  Sarah merasakan kelembutan bibir Steve saat laki-laki itu menciumnya. Lidah menelusup masuk dan membuat Sarah harus mencengkeram pakaian Steve. Air liur yang jernih, suara rintihan dan napas mengalir melalui bibir mereka yang terikat.

Sarah membutuhkan udara dan Steve menyadarinya. Dia menghentikan ciuman dan membiarkan Sarah mengambil oksigen. Steve menjauhkan tubuh dan kembali duduk tanpa berpindah dari atas tubuh Sarah. Sarah merasakan jantungnya kembali berdetak kencang saat Steve mulai melepaskan kancing kemeja satu per satu hingga ditanggalkannya pakaian lelaki itu ke lantai. Setelahnya Steve kembali mendekatkan tubuhnya ke tubuh Sarah.

"Apa aku bisa melanjutkannya lagi?" Steve menempelkan dahinya ke dahi Sarah. Mata mereka saling bertemu dan membuat Sarah gugup.

Sarah meremas ikatan tali di gaunnya, dan Steve mengambil alih tangan Sarah. Steve menarik tali gaun Sarah tanpa mengalihkan matanya dari Sarah sedikit pun. "Aku mencintaimu, Steve." ucap Sarah lembut saat Steve berhasil melepas ikatan tali pada gaunnya.

Steve tersenyum. Kali ini Steve akan lebih lembut dan membuat Sarah menikmatinya.

"Apa kau siap?" Steve bertanya untuk terakhir kali. Sarah mencengkeram bahu lebar Steve dan mengangguk. Sarah memejam dan merasakan kelembutan Steve saat lelaki itu melakukan pemanasan kepadanya. "Relaks, Sarah."

Sarah menggeliat dan suara desahan mulai keluar dari bibirnya ketika dia merasakan miliknya dimasuki oleh Steve, "Steve ."

"Sial!" Steve menggigit bibir dan makin keras mendorong miliknya hingga batas maksimal milik Sarah. Steve merasa inti Sarah begitu panas, sesak dan menjepit miliknya begitu erat. Begitu nikmat dan menjadi candu yang sulit dikontrol olehnya.

Steve bergairah dan semakin kuat memompa hingga bunyi perpaduan mereka menjadi irama percintaan yang panas, termasuk seorang pria yang ternyata telah lama berdiri dan melihat percintaan Steve dan Sarah di depan pintu kamar mereka.

"Sarah, kenapa kau melakukan itu? Apa kau tidak mengingatku?"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sarah terbangun dengan wajah cerah yang cantik. Wajahnya berseri-seri dan kembali bersinar setalah sekian lama menanggung duka. Bagaimana tidak? Saat Sarah terbangun Steve masih tidur di samping dan memeluk tubuhnya. Steve bahkan bersikap lembut kepadanya. Sarah memandangi wajah Steve dari dekat, tetapi Sarah tidak menemukan satu cela pun pada wajah lelaki itu. Saat tertidur pun Steve masih saja begitu tampan.

"Apa kau ingin satu ronde lagi?"

Sarah terkejut karena bibir Steve tiba-tiba bergerak dan mengeluarkan suara. Mata lelaki itu terbuka dan langsung mengarah kepada Sarah seorang. "Tapi kita sudah melakukannya semalaman." Sarah berkata polos dengan wajah merah padam.

Tawa Steve pecah karena jawaban Sarah. "Aku hanya bercanda, Sarah. Kecuali kau menginginkannya, aku akan selalu siap untuk melakukannya lagi." Diciuminya Sarah hingga Sarah merasa bahwa ciuman itu tidak hanya ciuman biasa. Steve sepertinya terangsang lagi.

"Steve ..." Sarah menarik wajah dan kedua tangannya mencoba mendorong dada Steve, tetapi Steve masih saja menciumnya. Hanya suara gedoran pintulah yang mampu membuat Steve melepaskan Sarah.

"Siapa?!" Steve berteriak.

"Ini aku, Steve. Karin."

"Steve.'' Wajah Sarah berubah muram lagi.

"Aku akan membukanya." Steve yang masih telanjang bulat segera memakai celana.

"Ada apa?" tanya Steve begitu membuka pintu.

Karin terbengong melihat Steve telanjang dada di hadapannya. Rambutnya yang masih acak-acakan terlihat begitu panas.

"Apa kau tidak punya mulut?"  Karin berdecak lalu matanya tanpa sengaja melihat Sarah. Karin semakin kesal karena dia melihat Sarah duduk dengan selimut melilit di tubuh. Menyadari arah tatapan Karin, Steve bergerak menutupi Sarah dengan tubuhnya. "Kalau kau tidak ingin bicara, aku akan menutup pintu ini."

"Nenek memintamu turun. Sarapan sudah si―"

"Katakan bahwa aku akan segera turun." Belum juga Karin merespons, Steve telah menutup pintunya di depan wajah Karin.

"Steve! Aku belum selesai bicara!" teriak Karin tidak terima dengan sikap Steve.

"Kenapa kau masih duduk di situ? Nenek menunggu kita untuk sarapan." Steve bertanya karena melihat Sarah masih duduk dengan wajah tertunduk.

"Aku sarapan di sini saja. Seperti yang Karin katakan, Nenek memintamu ke bawah untuk sarapan."

"Cepat bersihkan tubuhmu. Setelah itu kita turun bersama." sahut Steve.

"Tapi Nenekmu tidak akan suka."

"Kalau begitu dia harus belajar untuk menyukai apa yang cucunya mulai sukai." Sarah masih ragu dan Steve melihatnya. Steve mengulurkan tangannya kepada Sarah, "Apa kau percaya kepadaku?"

Sarah menatap Steve dan senyum lembut di wajah Sarah perlahan mengembang. "Aku percaya." Sarah meraih tangan Steve dan laki-laki itu menariknya dari tempat tidur. Steve menggendongnya masuk ke dalam kamar mandi. Mandi bersama adalah ide yang sempurna.

Cerita ini sudah ada bentuk buku nya ya....

Yang berminat bisa hubungi penerbit 0818

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang berminat bisa hubungi penerbit 0818.331.696

Tears of Sarah [21+] / Repost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang