Part 4 - You must be Okay

237 17 0
                                    

Tidak jangan ...
Jangan ...
Aku tidak ingin melihat kalian ...
Pergi sana ...

Aku terbangun mendengar suara ketukan pintu "Tok tok tok". Astagfirullahhalazim. "Kamu udah bangun sayang ? Mama boleh masuk ?". Aku menatap kearah pintu kamar, setelah beberapa menit kemudian baru aku sanggup untuk mengeluarkan kata-kata "boleh ma, masuk ajaa. Nggak aku kunci kok pintunya".

"Kamu udah kuat sekolah hari ini ?".

"Hmm ... udah kok maa, lagian kan alena udah 1 minggu nggak sekolah takutnya ketinggalan banyak mata pelajaran maa".

"Yaa udah lah sayang, mama kebelakang dulu mau bantu bibi buat sarapan".

"Iyaa ma" saat mama hendak beranjak dari tempat tidur aku memegang tangan mama. "Maa, alena boleh cerita?".

"Tentu sayang".

"Maa alena tadi mimpi buruk maa" isak tangis alena mulai pecah.

"Mimpi apa sayang ?". Alena tidak menjawab apa-apa hanyak isak tangisnya yang terdengar.

"Kamu masih mengingat kejadian itu ?" Tanya mama kepada alena.

"Iyaa ma gimana alena bisa ngelupain kejadian itu maa" suara alena yang terdengar terbata-bata.

"Sayang kamu harus bangkit. Lupakan itu semua. Kamu harus lebih membuka diri lagi untuk itu semua alena. Jangan terlalu terpaku oleh masa lalu" ucap mama seraya mengelus-elus rambut alena.

Ingat alena "Bahwa hidup bukan tentang sebuah tawa, bahwa hidup tak selamanya menjadi bahan pelarian untuk dipersalahkan" kamu jangan terlalu terpaku dengan masa lalu alena.

"Okee ma, alena bakal coba ngikutin saran mama".

Aku berjalan menyusuri lorong kelas sambil menguyah permen karet, tak lupa aku memakai earphone ditelingaku. Tetapi untuk hari ini aku hanya menyangkutkan nya dileher ku tanpa aku memakainya.

"ALENA TUNGGU AKU ! ". Aku berbalik arah melihat siapa yang memanggilku.

"Eh sumpah Lo parah, ngapa lo nggak ngasih tau gue kalo Lo sakit Al ? Gue khawatir Al. Gimana gue mau jengukin lo kalo gue aja nggak tau rumah elo " ucap Auraa tanpa jeda sedikitpun.

"Eh lo bisa santai gak Raa ngomongnya ?" Ucapku santai

"Sumpah gilak ini pertama kalinya lo manggil nama gue Al, akhirnya lo nganggap gue sebagai temen lo juga" ucap aura.

"Apaan sih -,- udah gih sana gue mau kekelas bentar lagi Bel bunyi".

"Okee deh Al, Apaa sih yang enggak buat temen gue yang satu ini 😁 "

Akhirnya gue juga bisa ngomong dengan seseorang lagi, setelah sekian lama yang biasanya aku menyembunyikan semuanya.

"Al gue mau bilang ke lo sesuatu yang amat penting"

"Apaan tuh ? ".

"Liat aja besok dikelas Lo bakal ada anak baru"

"Haaa emangnya siapa raa ?".

"Yaa gue lah"

"Kok bisa? Bukannya lo kelas X.2 yaa ?".

"Tenang aja semua bisa diatur Al" dengan nada santai.

"Gimana caranya ?" Mau lo apain kepala sekolah haa ? Mau lo sekap ? Atau mau lo sandera haa ? Jangan buat nekad yaa lo".

"Just Info yaa 'yang jadi kepala sekolah di SMA kita itu sebenernya papa gue Al, diam aja yaa Al karena cuma lo yang gue kasih tau" sambil membisikkan ketelingaku.

"SUMPAH !!! gilak masa iyaa?".

"Iyaa lah emang gue nampak lagi bercanda sekarang, tapi kalo nggak percaya liat ajaa besok".

"Emang ngapa kamu mau pindah ke lokal aku ? Ada gebetan kamu disana ?".

"Bukan"

"Lalu?" Tanyaku.

"Because of you Al" sambil menepuk bahu Alena dan berjalan meninggalkan aku yang masih terdiam mendengar kata-kata aura barusan.

Sumpah gara-gara gue ? Benarkah ada seseorang yang berteman lagi dengan gue? Haruskah aku membiarkan nya mendekati ku sebagai teman ? Apakah ia tidak akan mengkhianati aku ? Tetapi aku harus positive thinking. Betul kata mama aku harus melupakan masa lalu. Akhirnya aku paham apa yang selalu katakan padaku selama ini, Aku yang salah yang tidak ingin membuka diri kepada siapapun walaupun itu hanya sebatas teman, tidak semua orang itu sama (remember it 👌)

"Kalau bisa kembali kemasa lalu atau memutar waktu, aku tidak akan memperbaiki apa pun. Karena aku tidak ingin menyesali apa yang sudah terjadi".

Aku berjalan memasuki ruang kelas. Aku mendapati semua mata tertuju kepada ku, tetapi untuk kali ini aku memberikan respon yang biasa dari biasanya. Aku tersenyum melihat mereka semua.

"Al, gimana lo udah baikan Al ?" Tanya arga.

"Udah kok ga," balasku lembut seraya tersenyum kearah nya.

"Sini tas Lo gue yang bawa" arga langsung mengambil tas gue seraya merangkul bahu gue.

"Ngapa ga ? Aku kok di rangkul sih ga ? Aku udah sembuh kok" tutur ku.

"Udah gak papa mulai sekarang, gue bakal jagain lo kok" sontak penjelasan arga tadi semakin membuat teman-teman disekitar jadi terkesima mendengar jawaban arga.

"ARGA !!! "teriak fanny. Arga hanya menoleh dan tidak menghiraukan fanny. "Pergi lo sana jangan ganggu gue lagi" jawab arga datar.

"Awas aja Lo ga, lo bakal nyesel karena udah nolak gue" teriak fanny seraya meninggalkan kami.

Setelah 6 jam berlalu, tinggal tersisa 2 jam lagi. Tetapi alhasil ternyata guru b.indonesia yang masuk sedang sakit jadi 2 jam terakhir ini kami kosong. Jelas saja ini adalah moment yang pas buat tidur pikirku, sedangkan teman-temanku yang lain ada juga yang memilih pergi kekantin atau lebih memilih tetap belajar sendiri. Karena berhubung aku bukan anak yang rajin dalam belajar jadi aku memutuskan untuk tidur dikelas.

"Alena, harus kuakui jika hati ini sudah jatuh kepadamu alena. Aku tidak tahu sejak kapan atau bagaimana. Mungkin itulah alasannya kenapa mata ini selalu ingin melihat-mu" batin arga.

Kisah Klasik Dimasa Lalu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang