Part 23 - Weekend

124 6 0
                                    

Pagi ini Alena berencana pergi ke Mall. Karena ada diskon besar-besaran kalo lagi akhir pekan. Dan Alena berencana pergi kesana.

Alena baru saja selesai sarapan. Ia lalu mengambil kunci mobil. Kemudian Handphone nya berdering.

'Mine ♡'. Tumben Raka nelfon sepagi ini.

"Halo ?".

"Kamu dimana ?".

"Dirumah. Ini baru aja mau pergi".

"Pergi kemana ? Ke mall lagi ?".

"Iyaa kok tau sih".

"Yakali Al. Masa ke mall nya tiap minggu".

"Yakan mumpung ada diskon Ka. Kamu sih nggak ngerti kebutuhan wanita".

"Mau beli apa lagi heh ? Tas kemaren belum cukup ? Sepatu kemaren ? Baju kemaren ?".

"Duh galak amat sih. Cuma lagi pengen keluar aja".

"Kamu tuh. Tau nggak sih nanti pasti kamu capek kesana-sini Al. Terakhir kali apa coba kaki kamu pegel-pegel kan ?".

"Hehehe ... kan ada kamu yang tukang mijitin".

"Duhh aing kudu sabar" Ujar Raka sambil mengelus dadanya.

"Boleh ya ? Please"Pinta Alena dengan suara memohon. Dan sialnya Raka selaku terkena rayuan maut Alena. Dan akhirnya Alena lah yang selalu menang.

"Tapi aku ikut ya. Biar aku bantuin bawa belanjaannya".

"Njirrr .... masa aku dikawal sih".

"Bukan dikawal sayang, tapi dijagain".

"Kan kamu bukan bodyguard".

"Emang".

"Terus ngapain ikut ?".

"Buang aja aku kelaut. Biar dimakan ikan hiu"Ujar Raka mulai frustasi.

"Ogahh. Nanti aku zomblo kayak Mecca"Ujar Alena.

"Nah itu dia. Karena aku pasangan kamu jadi aku harus jagain kamu".

"Hehehe ... kok makin sayang aku sama kamu ya" Ujar Alena.

"Njirrr ... mangkanya itu aku nggak mau kamu kenapa-kenapa".

"Ooh ya udah. Biar aku aja yang jemput".

"Aku ajalah".

"Kan Mall nya sejalan sama rumah kamu Ka, biar nggak payah bolak-balik gitu kamunya. Cukup kita aja yang gak sejalan"Ujar Alena.

"Anjayyyyy ... untung sayang".

"Yaa udah aku OTW yaa".

"Iyaa. Take care thayankkk".

"Gak usah lebay"

Bipppp ....

***
Raka sudah menunggu diluar gerbang rumah nya. Mewanti-wanti kalo Alena khilaf langsung aja pergi ke mall tanpa dirinya.

Tak lama kemudian mobil Alena berhenti didepan rumah Raka. Alena lalu keluar dari mobilnya.

"Pake mobil aku aja yaa"Pinta Raka.

"Nggak usah pake mobil aku aja"Lalu Alena mendorong-dorong Raka agar segera masuk kedalam mobil. Raka cuma bisa pasrah. Alena gitu kadang suka kekanak-kanakan, Tapi sialnya Raka tetap suka.

Lalu mobil Alena melesat meninggalkan perkarangan rumah Raka.

"Kok kamu yang nyetir ? Biar aku aja"Protes Raka. Masa cewek yang nyetir.

"Kamu duduk manis aja".

"Heh !!! Jangan laju-laju bawa nya".

"Kamu kalo lagi diem pasti tambah manis, mengalahkan manisnya gulali dikomplek sebelah"Ujar Alena asal ceplos.

Raka hanya bisa mengelus dadanya.

"Nggak usah ngerayu. Nggak mempan".

***
Mobil mereka sudah sampai di mall yang ingin dituju Alena. Alena berjalan keluar lebih dulu lalu disusul oleh Raka yang merangkul bahu Alena.

Mereka sudah 4 jam berkeliling-keliling. Alena akhirnya selesai juga setelah menghabiskan uang Raka dalam jumlah yang tak biasa. Bukan karena Alena matre, Tetapi cowok itulah yang memaksa Alena agar memakai uangnya. Karena untuk apa selama ini ia mencari uang jika bukan untuk mencukupi kebutuhan Alena.

Dan Alena pun menerimanya, itu lebih baik dari pada ia harus berdebat dengan Raka tentu akan menghabiskan waktunya. Nanti barang diskonnya terlanjur habis jika dibiarkan.

***
Mereka tengah duduk disalah satu cafe di dalam mall. Untuk melepas penat. Sebenarnya yang berjasa disini adalah Raka. Ia mau menemani Alena berbelanja selama itu. Sedangkan belanjaan Alena tadi sudah dibawa salah satu orang suruhan Raka.

Jika dipaksakan mereka yang membawa belanjaannya mobil Alena tidak lah muat. Bayangkan saja seberapa besar tempat duduk mobil sport. Hanya ada 2 bangku dibelakang. Tidak ada bagasi.

"Kamu mau pesen apa ?"Tanya Raka yang sibuk membolak-balik menu.

Sedangkan Alena sudah tepar menyandarkan badannya kesofa cafe. Mendengar tawaran Raka Alena menggeliat-liat seperti ulat untuk merenggangkan ototnya yang lelah.

Raka suka melihat tingkah Alena sekarang. Yapp betul Alena tidak pernah menjaga image nya diluar. Ia tetap apa adanya seperti anak kecil. Dan justru itu yang membuat Raka tambah suka. Rasanya lucu aja ngeliat Alena begituan.

"Mau yang seger-seger" Rengek Alena.

"Noh liatin aja muka aku, pasti nanti seger"Ujar Raka yang masih setia membolak-balik menu.

"Iihhh Raka !!"Geram Alena.

"Mbak bawakan minum yang seger-seger. Terserah deh mbak mau bawain apa. Selama nggak ada sianida nya"Perintah Raka kepada salah satu karyawan disana. Dan karyawan itu hanya bisa menunduk menahan tawa mendengar Raka memesan menu.

"Njayy sianida ? Udah mbak gak usah didengerin. Ini bocah kurang asupan kasih sayang jadi gini mbak"Ujar Alena menjelaskan kepada karyawan tadi.

Raka memicingkan matanya menatap kearah Alena "Heh ? Kurang asupan kasih sayang ?".

Alena hanya terkekeh melihat Raka yang mulai panas. Lalu Raka menarik Alena agar mendekat kearahnya. Alena yang terkejut tak sengaja memekik yang membuat seisi cafe ini menoleh kearahnya.

"Kamu apaan sih ?".

Raka lalu mengambil tissue dinakas meja. Lalu mengelap keringat yang bercucuran didahi Alena. Posisi mereka sangat dekat. Karena Alena berada didekapan Raka.

Alena bisa menatap bola mata Raka dengan jelas. Arghhh kenapa dia sangat tampan.

Raka masih setia mengelap keringat Alena. Dari dahi, pelipis, hidung, hingga leher Alena. Dan Alena hanya ketawa-ketiwi saat Raka menyentuh lehernya rasanya geli.

"Makasih"Ujar Alena saat Raka telah selesai mengelap keringatnya. Lalu ia menyenderkan badan kecilnya didada bidang Raka.

Siapa pun yang zomblo pasti iri melihat mereka yang hubungannya goals banget.

Lalu Raka mencium puncak kening Alena. Yang menjadi candu untuknya.  Lalu Alena mencium sekilas pipi kanan Raka. Tentu saja itu membuat Raka senang bukan kepalang.

Author zomblo
hanya bisa gigit jari 😅.

Kisah Klasik Dimasa Lalu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang