Part 25 - Perintah

117 3 0
                                    

Raka berangkat pagi sekali kerumah sakit. Pukul baru menunjukkan jam 4 pagi. Percuma walaupun ia dirumah, ia akan tetap memikirkan Alena.

Semalaman Raka tidak tidur. Ia menunggu dirumah Alena sampai jam 12 malam, Namun yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang kerumah.

Tampilan Raka saat ini berantakan. Ia tidak memikirkan lagi bagaimana penampilan ia saat ini. Yang ada dipikirkannya hanya Alena. Alena dan Alena.

Kemana Alena pergi sampai sepagi ini. Raka risau. Hatinya tak bisa tenang sejak tadi malam. Bagaimana kondisi Alena ? Itu pertanyaan yang terus muncul dipikiran Raka.

Brukkk ....

Raka menabrak seseorang.

"Raka"

"Alena".

Yapss ternyata orang yang ditabrak Raka adalah Alena. Gadis yang ia cari sejak tadi malam.

Raka tanpa Aba-aba langsung mendekap tubuh kecil Alena. Memeluknya begitu erat. Seakan Alena akan pergi jauh.

"Kamu kenapa ?" Tanya Alena yang masih dalam dekapan Raka. Ia merasa nyaman saat ini. Nyaman jika bersandar ditempat orang yang ia sayang.

Raka masih diam. Namun Alena bisa merasakan detak jantung Raka yang tak karuan. Jantungnya berpacu sangat cepat.

Alena melepas pelukan dengan perlahan. Agar ia bisa melihat wajah Raka.

Mereka saling menatap satu sama lain. Sampai akhirnya Alena memegang pipi Raka kanan dan kiri. Mengusap lembut pipi Raka.

"Hei, kamu kenapa ?" Tanya Alena lagi. Karena ia tak tahu mengapa Raka terlihat seperti ini.

Masih tak ada jawaban yang terlontar dari bibir Raka. Ia masih setia menatap wajah Alena yang menjadi candu untuk dirinya sendiri.

Dan akhirnya airmata Raka mengalir begitu saja. Ia menangis. Raka menangis. Menangis dihadapan Alena.

"Kamu kok nangis Ka ?" Tanya Alena yang mulai panik melihat Raka saat ini.

Dan Raka masih tetap diam. Bibirnya terasa membeku saat ini. Rasanya ia tak mampu untuk mengatakan apapun. Ia takut Alena akan pergi meninggalkannya. Meninggalkannya seorang diri.

Alena lalu memeluk tubuh Raka. Berharap Raka akan lebih tenang. Raka masih menangis walau tak mengeluarkan suara isakan. Raka menaruh kepalanya disela leher Alena. Tangan Alena mengusap pelan punggung Raka.

"Cerita dong kamu kenapa ?" Tanya Alena lagi. Ia tidak mengerti kenapa Raka tiba-tiba menangis.

1 detik
2 detik
3 detik

"Jangan tinggalin Aku" Ucap Raka yang akhirnya mampu untuk bersuara. Meski tak besar suaranya, namun Alena masih bisa mendengarnya.

"Kamu ngomong apa sih ?" Tanya Alena heran.

"Aku takut kamu pergi" Ujar Raka sambil menangis.

"Yaa Ampun, aku nggak kemana-mana loh ka" Ujar Alena. Karena Alena sedari kemarin ia tak sengaja tertidur diruang kerjanya. Tertidur karena kelelahan menangis melihat Raka mengabaikannya dan juga karena wanita itu. Oh iya wanita itu, viona namanya.

Raka masih diam. Dan Alena masih mengusap lembut punggung Raka. Tangisan yang tadi keluar sudah mulai reda, Raka hanya sesegukkan sekali-sekali.

"Pulang yuk" Ajak Alena.

"Tapi kita kan kerja" Protes Raka. Karena Raka adalah tipe pekerja keras, ia selalu mengutamakan pekerjaannya.

"Pulang aja. Liat kondisi kamu begini masih mau kerja ? Liat tu kamu sekarang berantakan banget, rambut gak sisir, baju nggak ganti dari kemaren. Kantong mata menghitam kayak orang kurang tidur. Masih mau kerja juga ????" Titah Alena. Ia merasa geram dengan sifat Raka yang terlalu cuek dengan badannya sendiri.

Kisah Klasik Dimasa Lalu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang