8- Petir dan Gemuruh

176 16 2
                                    

(RANZ POV)

kling...

Ada pesan masuk di whatsapp ku, ternyata pesan dari Asia.

Hmm.. Bunga? Bukannya itu dari Viel?

Kejadian tadi siang

"Binyel"

Viel langsung berlari, ke arahku yang kini terbangun karena suaranya yang menggelegar ke seisi kamar.

"Are u okay el?"
Aku kuatir para fans ku mungkin akan mencakar, mendorong atau memukulinya.

Viel langsung memelukku, dia membisikan kata2 ditelingaku dan mulai meneteskan air mata.

"Binyel, aku gak apa-apa. Tapi fansmu sudah berlebihan di sosial media dan aku benar-benar muak"

Aku kembali memeluknya dengan erat

"Aku kira kamu marah, dan gak mau bertemu aku lagi"

"Awalnya iya, tapi entah kenapa aku malah kesini"

Ini pasti berkat asia!

Aku kira, semua keberuntungan ini dari dia. Bukan lagi di mimpi tapi Asia juga benar-benar ada didunia nyata.

"Itu bunga buat kamu"
Viel menunjuk sebuah bucket bunga crysan disebelah kasurku.

"Ini untuk aku?"

"Hah? Ohh iya buat kamu "

"Thanks"

Srettt...

Dari luar ayahku sudah menyuruh viel untuk pulang, karena hari semakin malam.
______________________
From: Asia
Ranz,
I left a bucket of crysan beside u. Hope u like it.

Bunga?

"Yah"
Aku memanggil ayahku yang duduk disebelah ranjangku.

"Memang tadi Asia bawa bunga?"

"Iya yg warna kuning,oh itu dia"
Menunjuk bunga kuning yang sudah kutaruh di vas.

"Kenapa?"

Aku menggelengkan kepalaku dan kembali tiduran sambil memainkan ponsel, oiya aku harus menghapus postinganku tadi.

Entah kenapa ada sedikit rasa benci karena viel berbohong padaku.

To: Asia
Sorry As tadi aku kira itu bunga dari Viel, besok kamu ada waktu gak?

From: Asia
Aku belum tau, besok itu hari pertama kuliah sungguhan dan aku belum tau pulang jam berapa.

To: Asia
Kampusmu dimana?
Aku kesana.

From: Asia
De La salle, gausah Ranz.

La salle? Gak salah?
La salle adalah kampusnya Viel, itu berarti Asia satu kampus?
Viel jurusan manajemen dan aku gak tau Asia jurusan apa.

Berarti aku gak boleh kesana, lebih baik jangan aku takut ada kejadian buruk.

(ASIA POV)

Satu masalah selesai, setidaknya aku gak jadi marah sama Ranz gara-gara insiden bunga itu.

"As, kamu ajak ngomong aku dong, ini kaya jalan sama patung"

Lee menatapku dengan tatapan kesal karena aku sejak tadi hanya diam dan memikirkan Ranz.

Ranz, I'll Be Gone SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang