7- Utarakan

160 13 4
                                    

Hening..

Kami berdua terdiam, aku menatap kosong kearah dinding, pikiranku melayang layang mencari kata-kata yang tepat untuk memecah keheningan yang benar-benar menakutkan ini,

Aku melirik kearah Ranz yang sejak tadi diam saja, tidak kusangka matanya yang sedikit sipit itu terus menerus memandangku yang duduk membeku, aku pun memberanikan diri untuk memalingkan wajahku kearahnya

"Umm?" aku bergumam, seakan akan bertanya padanya heh kenapa Ranz?

"Hmm? Eh nothing hindi hindi" [Hmm? Eh tidak, tidak tidak apa2] dia nampak begitu kaget karena dipergoki menatap.

[Percakapan ini terjadi dalam bahasa inggris]

"Kamu sudah baikan?"
Akhirnya kata2 ini keluar juga

"Lumayan, masih pusing tapi"
Dia tersenyum kearah ku, senyuman yang lembut itu tergores diwajahnya yang pucat abu abu, tapi seperti biasa dia masih tampan.

"Jadi kamu Asia haha, aku bener-bener pingin ketemu kamu! Entah kenapa"

Dia? Pingin ketemu sama gw? Gasalah?

"Kemarin aku mimpi dan untuk pertama kalinya, kamu gak ada disana Asia"
bingung, ingin rasanya menyela tapi ia masih ingin melanjutkan ceritanya.

"Aku sering mimpi buruk, entah mimpi sakit, mimpi horror atau mimpi kehilangan seseorang , kamu pasti ada disitu, jadi sosok yg menangkan dan menghibur aku"

Aku tersentuh, kenapa bisa dia mimpiin aku?

"Aku juga sering mimpiin kamu Ranz"
Terakhir kali aku mimpi kita jalan -jalan kepantai haha aku menahan tawaku agar tidak terlihat oleh Ranz.

"Ini beda as, aku bahkan mimpiin kamu jauh sebelum kita bertemu"
Wajah Ranz berubah serius, suasananya membuatku sedikit merinding..

"Mulai sekarang tolong jangan pergi dari mimpiku"

Buset, gimana caranya? Tau dia mimpiin aku kapan aja engga, dan gimana caranya ? Aku gak ngerti, ini no sense

"But, how?"

Ranz menarik tangan kananku dan meletakannya diatas tangannya yang terikat selang infus.

"Aku belum tidur as, sudah 2 hari ini. Kalau tidur aku takut mimpi buruk"

"2 hari?"

"Kamu disini ya sampai aku tidur, nanti kamu langsung pulang aja kalau aku sudah tidur, maaf ya Asia"

Ranz kembali mengubah posisinya kembali tidur, tangannya masih menggenggam tanganku dengan erat.
Aku duduk disampingnya memperhatikan Ranz yang perlahan lahan memejamkan matanya.

"Ranz, boleh ga aku foto kamu sebelum kamu tidur"
Kapan lagi kann bisa dapet foto exclusive dia..

"Sure hahaha"

Dia melepaskan genggamanku dan mulai berpose, aku mengambil gambar dari depan kasurnya, jujur aku gak bisa berhenti ketawa melihat gayanya ranz yang super kocak difoto.

Dia melepaskan genggamanku dan mulai berpose, aku mengambil gambar dari depan kasurnya, jujur aku gak bisa berhenti ketawa melihat gayanya ranz yang super kocak difoto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ranz, I'll Be Gone SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang