10- Kembali

148 19 1
                                    

Dua manusia
Satu atap
bukan rumah
kami berkendara
Dekat dan searah
inginku letakan tangan
Dan merasakan hangat
Kutersadar akan fakta
Dayaku tak ada
Mungkin bukan waktunya
Bukan pula takdirnya
-Asia

-------
Klakkk...

Ranz langsung melihat kearah kakiku, begitu mendengar suara patah dari hak tinggi ku.

"Yah gimana ini"
Aku panik dan juga malu.
disaat seperti ini malah terjadi hal bodoh lagi.

Ranz tersujud dihadapanku sambil melepaskan sepatu ku yang patah.

"Yah kalau sudah begini sepertinya gak bisa diperbaikin"

"Yaudah aku lepas aja dua2nya"

Tada..
Dan sekarang aku nyeker dihadapan artis idolaku, peristiwa langka.

"Ayo masuk"

Ranz membukakan pintu mobil untukku, seperti cerita cinderella tapi ini versi nyekernya.

Aku mengamati seisi mobil honda city berwarna abu-abu kehitaman ini, memang tidak semewah mini coopernya si Lee, tapi hawa mobil Ranz terasa lebih nyaman.

"Sudah?"

ranz yang duduk dibalik setiran terlihat bertambah tampan, dipadukan dengan setelan yang membuatnya terlihat betul-betul seperti pria sejati ahaha.

"Hmm, oh iya ayo"

Hampir separuh jalan kami masih kaku, terdiam dan saling mencuri-curi tatap.
Keadaan ini begitu dingin seperti awal aku bertemu dengannya dirumah sakit.

Gimana ya rasanya kalau aku bisa menatap Ranz terus tanpa rasa bersalah?

Gimana rasanya ketawa bareng sama dia karena perbincangan konyol.

Gimana rasanya kalau gw bisa menggenggam tangannya lagi seperti waktu itu.

Rasanya pingin liat Ranz dengan ekspresi manjanya waktu itu.

Pikiranku melayang-melayang diantara kenyataan dan khayalan.

Tanpa sadar aku sudah mengabaikannya selama lebih dari 15menit, hanya karena khayalan bodoh dan keinginan semu seorang fans.

"Oh iya Ranz, maksud kamu tadi gimana? Aku gangerti?"

Tiba tiba teringat kalau kami punya pembicaraan yang belum diselesaikan.

"Kamu juga belum jawab, tadi kenapa bohong? Hahaha"

Licik memang dia tidak mau mejawab duluan.

" hehehe tadi aku malu aja, kesannya kaya jomblo banget. Dan aku gak suka orang ngerendahin aku karena aku begini"

"Kok gitu?"

"Iya aku trauma kalau orang melihat aku rendah ranz"

"Aku gak bakal begitu kok"

"Siapa yang tau kan sifat dan
perasaan orang ranz, terus maksud kamu itu gimana tadi?"

"Ohh, si viel itu sengaja manfaatin rasa suka aku dan dia pingin banget terkenal"

"Serius?"

"Iya, setelah aku mengetahui kalau dia seperti itu, aku baru sadar sifatnya dari awal memang agak palsu"

"Palsu?"

"Iya, sepertinya aku yang suka sendiri, dia enggak"

"Kamu tau dari mana?"

Ranz, I'll Be Gone SoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang