LANGIT sudah berubah menjadi gelap. Semua anak murid sudah kelelahan untuk petualangan hari ini. Ada satu tempat lagi yang harus mereka kunjungi walaupun mereka sudah sangat lelah. Tempat yang mereka kunjungi adalah RUMAH MAKAN AMPERA, bagaimana tidak lelah coba? Kalau tempat yang di tuju adalah tempat makan, pasti langsung melek semua rasanya.
Aku turun dari mobil bis bersama 8 temanku dan memasuki rumah makan itu lalu mencari tempat duduk agar nyaman pada saat makan nanti.
"lo pada duduk aja. Gua, Winda, Annisa, sama Rindu yang ngambil makanannya"
mereka semua mengangguk dan duduk.
Disana terdapat prasmanan yang sudah menyediakan lauk pauk yang sudah di pesan tadi. Ada sayur asem tapi rasanya sangat manis (kaya authornya eak), tahu goreng, ayam bakar, lalap, dan tak lupa sambel terasi yang megitu medok dan pedasss, sepedas mulut emak kalo lagi marah-marah.
Aku, Annisa, dan Rindu masing-masing memegang 2 piring/porsi kecuali Winda, dia memegang 3 piring. Dibagikanya satu porsi satu porsi kepada teman-teman ku lalu mereka memakannya dengan tenang, eh tunggu tapi itu belum pas nyobalin sambelnya. Kalo udah cobain pasti--
"WOY ANJAY, KAGAK BILANG-BILANG NIH KALO SAMBELNYA PEDES BANGET. MANA GUA MAKANNYA BANYAK BANGET LAGI. MODAR DAH GUA INI"
Delya gelagapan mencari air minum, kalo diliat dari kondisinya sekarang ini bibirnya sudah merah dan jontor alias doer.
"yang namanya sambel, ya pedes lah Del" Winda mencolek sambel pada tahunya dengan santai.
"tapi yaa gila aja ini, pedes bangett" mata Delya mulai berair.
"minum nih minum" Dhea datang membawa teh yang entah kapan dia mengambilnya.
"eh anjir, ini teh kaga ada rasanya" Delya menyemburka minuman itu.
"laknat nih semua makanannya" dumel Delya.
"makan ego Del sayang, jangan di buang, mubazir" ujar ku.
"ogah" tolak Delya.
"yaudah kalo gak mau sini kasih gua" sulci mengambil piring Delya.
"mau dimakan ci?" tanya Rindu.
"kaga" Sulci mengambil tissue.
"terus?"
"mau gua bawa pulang ayamnya, sayangkan untung belom dimakan, nanti gua angetin abis itu di jual deh di nasi padang pak joe hahaha" Sulci memasukkan ayam yang sudah dibungukus dengan tissue itu kedalam tas kecil dengan tertawa ngakak.Teman-teman ku geleng-geleng, mereka gak habis fikir punya temen macam Sulci ini.
"BUKAN TEMEN GUA" ketus Aku, Delya, Annisa, Rindu, Dhea, Najla, Syarifah, Winda. Sulci hanya cekikikan dan melanjutkan lagi makannya yang tertunda.
***
Tempat makan ini menjadi tujuan terakhir hari ini. Selesai makan tadi semua murid langsung di suruh naik kedalam bis agar bisa cepat sampai Jakarta.
"Rah, lu sama Winda duduk tempat gua gih sana. Nanti gua ama sulci mau duduk sama Dhea" ujar Syarifah.
"yaudah"
Aku dan winda duduk di bangku Syarifah dan Sulci. Aku di dekat jendela dan Winda di sampingku. Semua anak sudah kelelahan bahkan sudah ada yang tidur. Pak supir mensetel Film setan yang berjudul Jailangkung untuk mengisi kebosenan di malam hari ini bagi yang tidak tidur.
Aku memainkan handphone ku melihat-lihat hasil jepretan hari ini. Setelah melihatnya dan mengabari mamahku aku menaruh handphone ku di atas paha.
Lampu bis dimatikan semua pada saat film itu mau di mulai. Kita menonton film setan ini dengan keadaan gelap gulita, cahaya hanya keluar dari televisi. Aku baru ingat hari ini kan hari kamis dan berarti kita menonton film setan ini malam Jum'at. Dan ah! Aku ada ide, Winda kan paling takut dengan setan. Mending aku kerjain aja deh, dari pada bosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CRAZY GIRL
Humor(Revisi) Memulai kisah SMA dengan delapan teman yang sangat seru dan asik. Namun tidak dengan kisah percintaan yang manis dan romantis. Bagi Rahma, dia akan merasa bahagia jika melihat orang yang ada di sekitarnya juga bahagia. Tanpa tau kapan dia a...