15. TEMAN

67 11 0
                                    

Teman sejati – Mocca

***

Tiga minggu berlalu setelah kejadian itu, Rahma kembali ceria, dan takut kehilangan seseorang itu hanyalah ketakutan, bukan kenyataan, dan sekarang Papih Rahma sudah kembali sehat walau masih sering-sering pergi ke rumah sakit.

Jam pelajaran ke tiga hari ini mereka freeclass, guru-guru rapat untuk Ulangan Akhir semester dua. Rahma, Annisa, Delya, Dhea, Najla, Rindu, Syarifah, Sulci, dan Winda tertawa terbahak-bahak karena berhasil mengerjai siswa-siswa yang lewat depan kelas mereka.

Sudah memblok koridor, mengerjai orang yang ingin lewat pula, sungguh, jailnya mereka semua.

"Weh weh weh, diem-diem itu ada yang mau lewat" Dhea memberi aba-aba pada temannya agar tawanya berhenti padahal dari tadi dia sendiri yang tertawa paling kencang.

Rahma, Annisa, Delya, Dhea, Najla, Rindu, Syarifah, Sulci, dan Winda memasang muka sedater-datarnya padahal dalam hati ingin meledakkan tawa dan duduk di pinggiran jalan secara berhadap-hadapan.

Dua orang siswi yang kelihatannya kakak kelas, lewat dari arah kiri mereka mengucapkan 'misi' agar terlihat sopan. Setelah jaraknya kira-kira tiga langkah dari mereka, Delya memberi intruksi melalui tangan sesuai dengan rencana yang telah mereka susun. Ketika tiga jari ketika sudah Delya angkat, mereka semua mulai menjalankan aksinya.

"KA! KA! KA!" seru mereka semua. Dua orang siswi itu menoleh sambil berkata "Apa?"

Lalu dengan cepat mereka memegangi kakinya masing-masing "KAKI GUA SAKIT YA ALLAH!" kata mereka dengan nada sekaligus muka yang konyol dan di akhiri dengan ketawa yang kencang sampai terdengar kedalam kelas.

Dua orang siswi itu mengerutkan alisnya "Dih, gajelas" setelah itu kembali melanjutkan langkahnya.

"Anjir anjir anjir itu mereka mukanya merah hahaha" Annisa tertawa terbahak-bahak bersama dengan Winda yang sedang memegangi perutnya.

Sulci menambahi di selingi tawanya "Malu itu malu, udah nengok padahal bukan dia"

"Bukan dia,,, bukan dia,,, tapi aku,,,, huwooo" Syarifah menirukan lagu dari penyanyi makasar itu.

Rahma menggetok kepalanya "Lah si jemuran malah nyanyi" kata Rahma sambil cekikikan.

"Jemuran?Shit" umpat Syarifah.

"Itu ada yang mau lewat lagi tuh" Najla menunjuk segerombolan cowo seangkatan dengan dirinya.

Delya berdecak "Ah aman itu mah, kita beraksi lagi"

Mereka semua kembali diam dan pura-pura sibuk dengan urusannya sendiri. Seperti ada yang memainkan hp, ngoceh-ngoceh nggak jelas, sampai bengong. Target mulai mendekat dan aksi mulai di mainkan.

Srettttt,,,, Brukkk,,,

"ADUH!" seorang kakak kelas perempuan jatuh tersungkur ke tanah karena tersandung kaki Delya yang sengaja dia lonjorkan.

Mereka semua tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi kakak kelas perempuan itu. Sungguh, bahagia di atas penderitaan orang lain itu sangat menyenangkan. Kata mereka bersembilan.

Tak lama, seorang guru piket datang dari arah koridor barat, membuat mereka lari terbirit-birit masuk kelas. Bukan karena takut, hanya saja ngeri. Ngeri kalau namanya di masukkan ke catatan merah BK.

***

"Mana di mana anak kambing saya, anak kambing tuan ada kampung baru"

"Mana di mana jantung hati saya, jantung hati tuan ada di hati saya"

THE CRAZY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang