5. Misteri Tetap Jadi Misteri

1.1K 186 7
                                    

Chapter 5: Misteri tetap jadi Misteri.

Happy Reading.
Enjoy!!!
~~~~~

Remus P.O.V.

Eve naik ke asrama putri bersama Lily. "Moony, kenapa kau menyetujui begitu saja?" Geram Sirius. "Karena seberapa keras pun kita melarangnya, Eve akan tetap pergi." Kataku. "Tapi bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?" Tanya James. "Jangan tersinggung, Padfoot. Maksudku kau tahu, well Regulus dia-" James tidak meneruskan kata-katanya. "Aku tidak tersinggung, Prongs. Kita tetap harus mengikuti Eve. Tapi bagaimana caranya?" tanya Sirius.

"Kita bisa menggunakan Jubah Gaib James." Usul Peter. "Itu hebat, Pete. Kenapa aku tak terpikir Jubah Gaib James sebelumnya?" kataku, sembari menyisir rambutku kebelakang. Sebenarnya ini kebiasaan James. Tapi sudah menjadi kebiasaan Marauders jika kami gugup, takut, kalut dan emosi.

------------------------------------------------------

Aku berusaha keras fokus terhadap buku yang kubaca tetapi aku menjadi semakin gelisah. Aku bisa melihat bahwa Regulus Black menatap Eve yang berada disampingku dari meja Slytherin. Eve tidak menyadari ini karena sibuk membaca buku Kitab Mantra Standar 5. Aku tersenyum karena Eve tidak membahas apapun tentang Regulus lagi kecuali ia membalas surat laki-laki itu berkata akan menemuinya. Tunggu apakah aku cemburu? Tidak. Tidak. Aku tidak menyukai Eve bukan? Ya benar. Ini hanya rasa khawatir seorang teman pada temannya.

"Sirius! Kembalikan bukuku!" Pekik Eve. "Tidak. Sewaktu sarapan ya sarapan. Kami hanya perlu satu Moony." Kata Sirius dramatis menatapku. Aku hanya memutar mataku. "Aku harus mengejar ketertinggalanku, Sirius. Tak mau jadi yang paling bodoh di kelas." Kata Eve sedikit merendahkan suaranya sehingga hanya kami-Marauders yang mendengarnya. Sirius menahan buku Eve sampai sarapan selesai membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya dan terlihat sangat imut.

Sirius sengaja meninggalkan Aula Besar dengan langkah cepat membuat Eve mengejarnya. Sirius berlari ke arah Danau Hitam. Kami mengikuti mereka dari belakang. "Sirius Black! Kembalikan bukuku." Pekik Eve. Sirius melempar buku itu kearahku yang kutangkap dengan mudah. Eve yang mendongak melihat bukunya ditanganku berlari dan menabrak dadaku. Ya dia hanya setinggi dadaku. Aroma vanilla dari shampoo Eve dan bunga lavender dari parfumnya menyambut indra penciumanku.

Eve mendongak melihatku dan baru kusadari mata hazelnya yang berkilau itu begitu indah dan ia punya rambut hitam yang bergelombang. Mukanya memerah. Eve merona. "Sorry, Remmy." Ucapnya segera menjangkau buku dari tanganku dan duduk dibawah pohon di tepi danau hitam. Semburat merah muncul diwajahku ketika membayangkan betapa dekatnya jarak wajahku dan Eve. James dan Sirius menertawai kami.

Suasana danau begitu tenang. Hanya suara cipratan air dari gerakan cumi-cumi raksasa yang terdengar. James melepaskan Golden Snitch lalu menangkapnya dengan mudah begitu seterusnya. Peter disebelahnya melihat dengan penuh kekaguman. Sirius mengedipkan matanya pada setiap perempuan yang lewat. Aku membaca novel "The Wonderful Wizard of OZ" karangan L. Frank Baum, Muggle Amerika. Eve meminjamkannya padaku. Berbicara tentang Eve, ia sekarang sedang tidur bersandar dibahuku. Napasnya teratur dan aku terpaku menatap bibirnya.

"Eehmmm..." Sirius sengaja berehm untuk menggodaku. "Moony menyukai Eve. Moony menyukai Eve." Kata James dan Sirius menyanyikannya asal-asalan. "Ssshh! Dia sedang tidur." Kataku menyuruh mereka diam. "Moony kau harus cepat mengajaknya kencan. Aku lebih setuju kau dengan Eve dibanding Reg." Kata Sirius. "Ya mate. Banyak yang menyukainya kau tahu. Kingsley Shacklebolt dan Xenophilius Lovegood dari meja Ravenclaw terus melirik Eve. Amos Diggory dan Edgar Bones dari meja Hufflepuff juga memandangnya lama. Kalau kau tidak cepat, ia akan bersama yang lain, Moony!"

"Aku tidak menyukai Eve." Sanggahku. "Iya." Kata James. "Tidak." Kataku. "Iya." "Tidak." "Iya." "Tidak." "Tidak." "Iya." Kataku. Apa? "Kau menjebakku, Prongs." James hanya tertawa. "Moony, akui saja. Kami bisa melihat dari caramu memandangnya, kau yang mengirimkan tatapan membunuh pada Regulus tadi." Kata Sirius tersenyum lebar.

"Kalaupun aku menyukainya. Dan yah, oke. Aku memang menyukai Eve." Akuku. Peter memberikan uangnya pada James dan Sirius. Rupanya mereka bertaruh. "Tapi aku tak pantas untuknya, oke? Aku tak bisa berada dalam sebuah hubungan." Kataku. "Apa maksudmu? Kau bisa bersama siapapun yang kau sukai." Kata James. "Asalkan si perempuan menyukaimu." Sirius menyeringai. "Guys. Aku tak bisa. Aku hanya akan melukainya. Kondisi sepertiku. Dengan masalah buluku, aku tak mau ia menanggung resiko itu."

"Moony, jangan pesimis begitu." Kata James. "Tapi ini realitanya, Prongs." Keempat Marauders terdiam.

------------------------------------------------------

"Aku akan baik-baik saja, guys." Kata Eve untuk kesekian kalinya. Dia pamit dan meninggalkan Menara Gryffindor. Peter bertransformasi menjadi tikus dan Sirius bertransformasi menjadi anjing hitam. Hanya dua orang yang bisa terselubungi dalam Jubah Gaib. Remus dan James memerhatikan Regulus yang menatap Eve. Dada Remus bergemuruh marah. Ya. Dia tahu. Dia menyukai Eve.

"Halo, Dickinson." Sapa Regulus. "Hai, Black." Kata Eve. "Jadi bisa kau ceritakan padaku?" Kata Eve tanpa basa-basi. "Wow. Slow down, girl. Tidakkah kau ingin berkenalan dulu." Tanya Regulus. "Aku sudah tahu kau. Regulus Black. Tahun kelima Slytherin. Adik Sirius Black. Seeker Slytherin." Kata Eve datar. "Wow. Kau sudah menyelidikiku ternyata." Ada nada bahagia dalam suara Regulus.

"Lily memberitahuku." Kata Eve. "Darah lumpur menjijikan itu- ". James mendesis murka. Remus harus menutup mulut James agar mereka tidak ketahuan. "Jangan panggil Lily begitu. Kalau kau lupa, kau juga sedang berbicara dengan Muggleborn sekarang." Kata Eve. Ia heran kenapa Sirius dan Regulus bisa benar-benar berbeda. Walaupun Sirius terkenal playboy, tetapi ia tak pernah memandang rendah seseorang hanya dari status darah mereka.

"Sudah kubilang kau bukan Muggleborn, Evelyn." Kata Regulus. "Untukmu, aku Dickinson." Kata Eve. "Hanya beritahu saja aku. Kau sudah berjanji bukan?" tanya Eve mulai sebal dengan Black yang satu ini. "Aku akan memberi tahumu jika kau mau pergi ke Hogsmeade bersamaku." Kata Regulus. Bukan ajakan, tapi lebih seperti perintah. "Dan apa untungnya bagiku?" jawab Eve dingin. "Rahasiamu. Identitasmu. Ada di tanganku." Eve mendelik tajam laki-laki itu.

TBC

Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang