Eve sedang melamun memandang rintik hujan dari balik jendela kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam ketika ia tersentak kaget karena tepukan keras dari Remus di punggungnya."Gulping Gargoyles**! What the hell--Remus!" Eve berseru keras tak sadar ia baru saja mengumpat di hadapan seluruh penghuni kelas.
Hening selama beberapa detik, sebelum tawa Remus, disusul para Marauders dan seisi kelas memecah keheningan ruangan kelas.
"Jaga ucapanmu, Ms. Dickinson. 5 poin dikurangi dari Gryffindor." Ujar Professor McKensy keras.
Muka Eve memerah. Ia menggeleng kesal dan mendelik geram kearah Remus yang hanya menatapnya seakan-akan ia tak berdosa.
"Karena Miss Dickinson yang baik telah mengintrupsi pelajaran, mari kita lihat ia mendemonstrasikan Mantra Patronus." Ujar McKensy.
Ia tersenyum licik, berharap Eve tak akan bisa merapalkan mantra itu. Sejak Eve mentransfigurasi Pixie-Pixienya berubah menjadi berwarna pelangi, mengikutinya kemanapun ia pergi, dan di malam ketujuh Para Pixie itu bernyanyi dengan suara sumbang khas McKensy tentang betapa ia menyukai Professor McGonagall dan akan mengajak McGonagall berkencan ke Hogsmeade akhir minggu mendatang, yang membuat baik McKensy maupun McGonagall malu, dan Eve mendapatkan detensi satu minggu bersama McGonagall dan satu bulan dengan guru Pertahanan Ilmu Hitamnya itu.
Inilah yang membuat McKensy selalu mencari cara untuk membalaskan dendamnya pada Eve. Tentu saja Eve melakukan prank itu karena kalah bertaruh dari Sirius, walaupun ide keonarannya adalah hasil pemikiran Eve sendiri. Dan seperti pepatah terkenal selalu mengatakan "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."
Walaupun harus rela menahan sindiran dan berbagai hukuman dari McKensy selama sebulan penuh, jerih payah dan penderitaan Eve terbayar ketika diakhir detensi bersama McGonagall, Kepala Asramanya itu memuji kemampuan transfigurasinya dan memberikan 20 poin tambahan. Professor Filtwick pun ikut memberi Eve 20 poin karena penggunaan mantra Eve yang membuat Pixie-Pixie itu bernyanyi persis seperti suara pemilik mereka.
Terakhir dan paling penting, Para Marauders berjanji akan memberi tahu Eve trik bagaimana mereka selalu bisa berkeliaran di malam hari tanpa ketahuan dan selalu bisa mendapatkan sesuatu dari Hogsmead meskipun di hari biasa bukan hari kunjungan akhir pekan Hogsmead.
Remus melirik Eve cemas. Mantra Patronus bukanlah mantra yang mudah untuk dirapalkan. Untuk menciptakan bentuk patronus utuh *bukan hanya kumpalan asap* membutuhkan konsentrasi yang tinggi, dan harus benar-benar fokus pada kenangan bahagiamu.
James, Sirius, dan Peter melempar senyum kaku kearah Eve, berusaha menyemangati Eve meski mereka menilai akan sulit bagi Eve menghasilkan patronus badaniah.
Lily, Marlene, Alice, dan Hestia mengangguk kearah Eve dan menyilangkan jari mereka didepan dada berharap semoga Dewi Fortuna berada di pihak Eve kali ini. Eve menelan ludah, lalu tiba-tiba menyeringai kearah McKensy. McKensy terkejut melihat Eve yang tiba-tiba menyeringai, ekspresinya seolah berkata ia telah melakukan sesuatu yang salah. Malang sekali baginya, karena ia menyuruh Eve merapalkan mantra yang sebulan lalu sudah sepenuhnya ia kuasai.
Eve bangkit dari kursinya, menyerongkan tubuh agar baik McKensy maupun siswa-siswi lain dapat melihatnya. Ia mengeluarkan tongkatnya dari balik jubah, memejamkan mata, memikirkan suatu kenangan. Bayangan ketika Eve dan Para Marauders di gerbong kereta melintasi pikirannya, bagaimana lucu dan kocaknya keempat laki-laki itu, dan betapa manisnya Remus yang menawari akan mengajari Eve semua pelajarannya yang tertinggal.
Eve membuka matanya dan memandang Remus sesaat. Ia tersenyum yang dibalas Remus dengan senyum hangat yang selalu membuat kupu-kupu berterbangan didalam perut Eve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)
FanfictionEvelyn, gadis berusia 15 tahun itu akan memasuki sebuah sekolah. Tapi bukan sekolah biasa. Itu sekolah sihir bernama Hogwarts. Disana ia menemukan kenyamanan berteman dengan empat laki-laki terpopuler di sekolah (Marauders) dan menguak kisah tentang...