Chapter 13: Ramuan Wolfsbane
Happy Reading
Enjoy!!!
~~~~~Remus POV
Aku memperhatikan wajah Eve yang tertidur pulas di ranjang sebelah kanan. Ia tertidur setelah James, Sirius, dan Peter yang menertawai Eve dan aku (secara tidak langsung) tentang penjelasan warnanya. Wajah Eve merona bahkan setelah James, Sirius, dan Peter pergi menuju kelas. Aku tak bisa bilang wajah siapa yang lebih merah.
Penjelasan warna yang Eve utarakan secara langsung maupun tidak langsung telah merangkum apa yang kurasakan terhadap Eve sejak pertama kali kami bertemu.
Kami terdiam. Tak tahu harus membahas apa. Suasana menjadi canggung. Disaat begini aku membutuhkan cokelat dan buku-bukuku. Cokelatku sudah habis daritadi, sedangkan buku-buku berada dikamarku di Asrama Gryffindor.
James, Sirius, dan Peter kembali bersama Lily, Marlene, Hestia dan Alice. Eve menjelaskan pertemuannya dengan werewolf uh, aku) dan mantra yang ia rapalkan itu. Setelah puas menertawai Eve, Lily menyerahkan sebuah tas ransel dan sebuah vas berisi bunga Lavender.
Eve tersenyum sumringah, menghirup aroma bunga berwarna ungu itu. Ternyata bunga lavender adalah bunga kesukaannya. Setelah satu jam, Lily, Alice, Marlene, dan Hestia kembali ke asrama sementara James, Sirius, dan Peter tetap tinggal.
Eve membuka tas ranselnya. Mengeluarkan beberapa buku. Ia menyerahkan buku berjudul "Pembunuhan di Atas Kereta Ekspres Orient." Karya Agatha Christie. Aku menatap Eve bingung.
"Kulihat kau bosan, Rem. Itu kisah misteri dari salah satu penulis favoritku, Agatha Christie."
"Thanks, Eve." Ujarku.
Ia mengangguk. Membuka buku yang terlihat seperti catatan pribadinya. Eve baru akan membaca ketika Sirius merebut bukunya (lagi).
"Demi Merlin, Sirius. Kenapa kau selalu merebut bukuku?" Tanya Eve kesal.
"Kau sedang sakit. Berhentilah membaca seperti, Moony." Ujar Sirius.
"Buku itu adalah jembatan ilmu, Sirius." Ujar Eve, memutar mata. Aku menyeringai.
"Lihat! Kau sudah menjadi seperti Moony! Oh tidak, Merlin. Kenapa Eve jadi seperti ini?" Ujar Sirius memasang tampang sok sedih. Oh, Sirius, sang Ratu Drama.
Sirius membalik-balik buku catatan Eve. Pertama ia terlihat bosan, lalu ia membuka halaman terakhir.
"Apa itu Ramuan Wolfsbane?" Tanya Sirius.
"Aku tak pernah mendengar nama ramuan itu." Ujarku. Itu ramuan apa?
James dan Peter hanya menggeleng, sama tak tahunya denganku.
"Ten-tentu saja kalian belum pernah mendengarnya. Itu ramuan yang kuciptakan sendiri." Ujar Eve.
Aku membelalakkan mata. Untuk apa Eve menciptakan ramuan baru? Dan adanya kata 'wolf' di ramuan itu membuat merasa cemas.
"Ramuan ini untuk apa?" Tanya James.
"Lily pernah bercerita padaku, belum ada ramuan yang bisa menyembuhkan lychantropy. So--"
Kalimat Eve dipotong oleh James, Sirius, dan Peter yang berseru bersamaan. Aku berdeham menyuruh mereka diam.
"Jadi ramuan itu bisa menyembuhkan werewolf?" Tanyaku. Aku berusaha keras untuk tidak terlihat begitu bersemangat.
Eve menggeleng.
"Err.. Bukan begitu Rem. Tapi ramuan itu punya khasiat lain."
"Apa?" Kami, The Marauders bertanya bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)
FanfictionEvelyn, gadis berusia 15 tahun itu akan memasuki sebuah sekolah. Tapi bukan sekolah biasa. Itu sekolah sihir bernama Hogwarts. Disana ia menemukan kenyamanan berteman dengan empat laki-laki terpopuler di sekolah (Marauders) dan menguak kisah tentang...