Chapter 8: Kecewa
Happy Reading
Enjoy!!!
~~~~~Eve sebisa mungkin menghindari Marauders keesokan harinya. Beruntung hari ini sabtu. Ia bisa mengurung diri di kamarnya sampai semua orang pergi mengunjungi Hogsmeade. Lily, Alice, Marlene dan Hestia berjanji akan membelikannya cokelat kodok. Karena tak mendengar lagi hiruk pikuk di ruang rekreasi, Eve berganti pakaian dan bersiap keluar.
Remus POV
Kami melihat Eve menuruni kamarnya dan berjalan keluar dari ruang rekreasi. Peter dan Sirius bertransformasi sedangkan aku dan James berada dibawah lindungan jubah gaib. Kami mengikuti Eve dalam diam. Eve berhenti di tepi hutan terlarang.
"Hagrid. Aku tak yakin. Apakah menurutmu aman? Bagaimana jika aku melukai seseorang?" Tanya Eve cemas. Apa yang mereka bicarakan?
"Kau tak akan melukai seseorang Eve. Tempat itu sudah dipasangi proteksi dan kau akan aman disana. Professor Dumbledore sendiri yang merapalkan mantranya." Eve mengangguk, wajahnya terlihat lebih tenang.
"Aku ingin berjalan-jalan disekeliling kastil dulu. Sampai jumpa, Hagrid!"
"Dadah Eve!"
Eve meninggalkan pondok Hagrid dan berjalan menuju Danau Hitam. Ia duduk dibawah pohon tempat kami biasa menghabiskan waktu luang. Ia menatap kosong kedepan dengan air mata mengalir dipipinya. Aku ingin sekali menghapus air mata itu, tapi James menahanku. Sirius dalam wujud animagusnya mendekati Eve. Ia melompat-lompat dengan riang didepan Eve dan mengeluskan bulunya ke badan Eve.
"Hai. Aku tak pernah melihatmu sebelumnya." Kata Eve menggosok kepala Padfoot. Sirius mengonggong riang. Eve tertawa.
"Kau punya mata abu-abu yang indah seperti temanku, Sirius." Kata Eve. Kemudian ia terdiam.
"Well. Sirius, Remus, James dan Peter tak pernah menganggapku teman bukan?" Tanya Eve.
Padfoot menundukkan kepalanya sedih. Aku merasa bersalah. James menundukkan kepalanya. Eve mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Miniatur sebuah alat musik. Gisar? Girar? Ah! Gitar! Ibuku pernah memberitahuku sewaktu kami mengunjungi salah satu toko alat musik Muggle di London.
"Engorgio!" Rapal Eve. Miniatur gitar itu membesar dan Eve meletakkan gitar itu dipangkuannya. Ia mulai memainkan dawai gitar itu. Alunan musik mengalun indah. Remus merasa tenang hanya dengan mendengar melodi dari petikan dawai yang dimainkan Eve. Ia tersenyum. Jarang sekali ia tersenyum sebelum Bulan Purnama. Biasanya ia menjadi murung dan tempramen.
Alunan musik berhenti. Remus membuka matanya. Eve mengelus kepala Sirius dan berkata lirih.
"Aku akan memanggilmu Snuffles." Kata Eve riang.
Aku dan James berusaha menahan kikikan kami. Sirius memelototi kami dengan mata anjingnya yang imut. Aku dan James harus menutup mulut agar suara tawa kami tidak terdengar oleh Eve. Lengang sejenak lalu Eve bersin.
"Woah. Sepertinya aku sudah terlalu lama disini. Aku akan kembali kedalam." Eve memeluk tubuh Snuffles dan menyihir mantra penghangat disekitar tubuh anjing hitam besar itu.
"Bye, Snuffles!" Seru Eve.
Padfoot menggonggong dan menggoyangkan ekornya sebagai ucapan sampai jumpa.
Setelah Eve tak lagi terlihat lagi. Anjing hitam besar itu kembali berubah menjadi sosok Sirius.
N.B.: Maaf ya kalau chapter ini pendek. Tunggu chapter selanjutnya 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)
Fiksi PenggemarEvelyn, gadis berusia 15 tahun itu akan memasuki sebuah sekolah. Tapi bukan sekolah biasa. Itu sekolah sihir bernama Hogwarts. Disana ia menemukan kenyamanan berteman dengan empat laki-laki terpopuler di sekolah (Marauders) dan menguak kisah tentang...