Chapter 7: Salah paham
Happy Reading.
Enjoy!!!
~~~~~"Eve!" Lily memeluk Eve erat "Hai Lils." Eve membalas pelukan sahabatnya itu. "Syukurlah kau sudah sembuh." Kata Hestia. "Ya, senang melihatmu lagi, Eve." Kata Marlene. "Ayo, Eve. Kita ke atas. Ada yang ingin kami ceritakan." Kata Alice menarik Eve ke asrama mereka.
------------------------------------------------------
Remus POV
"Eve Darling, kau mau pergi ke Hogsmeade denganku?" Tanya Sirius. "Dan menjadi salah satu dari sekian banyak gadis penggemarmu?" Eve menggeleng. "Nope." Sirius menyeringai mendengar kata tentang penggemarnya. "Kau mengakui pesonaku kalau begitu." James melempari Sirius dengan bantalnya. "Prongs. Kau merusak rambut indahku." Teriak Sirius segera merapikan rambutnya dan menyisiri dengan jari-jari tangannya. "Bukankah itu bantal yang sering kau cium karena membayangkan sedang mencium Lily?" tanyaku menggoda James. Muka James bersemu merah. Aku, Eve dan Sirius tertawa keras.
"Kau harus pergi denganku Eve." Kata James. Aku memelototinya dan ia menyeringai dengan tatapan seolah kau-harus-mengajaknya-Moony. Eve hanya menggeleng. "Bagaimana mungkin kau menolak tawaran dari dua laki-laki paling tampan se-Hogwarts?" Eve melongo. Baik James dan Sirius benar-benar terlalu percaya diri. Sedangkan aku heran melihat Eve. Semua perempuan di Hogwarts malah berbaris untuk mendapatkan James dan Sirius. Kecuali Lily tentunya.
"Aku tidak menilai seseorang dari ketampanan atau kecantikan mereka tahu. Lagipula keindahan fisik itu relatif." Kata Eve. James dan Sirius yang sekarang dibuat melongo. Sementara aku kagum dengan pemikiran Eve. "Baiklah. Kalau begitu kalau Moony yang mengajakmu kau akan pergi kan?" tanya James melirikku dibalik punggung Eve. Eve terlihat ragu sesaat. Ada binar harapan tersirat dimatanya. Atau hanya imajinasiku saja. Eve menggeleng membuatku kembali pada kenyataan. James dan Sirius terlihat marah tapi aku memberi mereka tatapan jangan-coba-coba dan mereka diam berusaha mengontrol emosi.
"Kenapa? Aku tahu tak ada yang mengajakmu. Teman-teman sekamarmu pergi dengan pasangannya masing-masing. Kenapa kau menolak ajakan kami?" tanya James kesal. Terlebih Lily menolaknya dan pergi dengan Diggory anak Hufflepuff itu. "Aku-aku hanya ingin belajar- " James mencibir dan Eve menatapnya seolah baru paham. "Kenapa kalian tahu tak ada yang mengajakku?" tanya Eve. Sirius dan James bertukar pandang gelisah sebelum akhirnya Sirius menjawab. "Kami mengancam semua laki-laki yang ingin mengajakmu kencan akan berurusan dengan Marauders." Eve hanya menatap mereka tak percaya. Ia ingin marah, tapi ketika melihat sorot mata hazel dan abu-abu milik James dan Sirius, Eve tahu teman-temannya hanya ingin melindunginya.
Eve hanya mengangguk. Dan hendak kembali kekamarnya. Entah apa yang merasukiku, aku menarik tangannya membuatnya terduduk di kasurku. Tepat disampingku. "Baiklah, Eve. Kalau kau tak mau pergi dengan salah satu diantara kami tak apa. Tapi kita berlima bisa pergi bersama, bukan?" Tanyaku. Aku melihat sorot sedih dimatanya. Ia menggeleng lagi. Sirius kali ini kehilangan kesabarannya.
"Apa maumu, huh? Kami hanya ingin kau tidak selalu menghabiskan waktu di kastil ini. Ada dunia diluar sana. Rupanya kau memilih menjadi penghuni kastil ini. Belajar. Huh! Nerd." Kata Sirius. Aku dan James menoleh pada Sirius. Tak menyangka Sirius akan berkata begitu pada Eve. Padahal ia tahu betul mengapa Eve belajar sekeras itu. Sirius sendiri tampak menyesali perkataannya.
"Eve. Maaf. Aku-maksudku - " Eve memotong kalimat Sirius. "Aku bukannya tak ingin pergi bersama kalian. Aku mau. Sangat mau malah. Aku senang sekali kalian mengajakku. Belajar? Itu hanya alasanku. Aku tak bisa pergi. Aku tak punya surat izin mengunjungi Hogsmeade. Kepala Panti Asuhanku - yang merupakan waliku - membenciku. Mengataiku aneh, sinting hanya karena aku penyihir dan tidak mau menandantangani formulir itu. Professor Dumbledore tak bisa menandantanganinya karena itu melanggar aturan. Professor McGonagall bilang dia bukan orang tua ataupun waliku. Filch jelas tak akan mengizinkanku pergi tanpa surat itu. Itu mengapa aku tak bisa pergi. Kukira kalian benar-benar tulus ingin menjadi temanku. Huh! Ternyata itu hanya karena kau prihatin padaku?" Eve menatap Sirius.
Aku tak ingin melihat sorot matanya terluka seperti itu. "Kau toh sama saja seperti yang lain menganggap aku aneh. Nerd." Eve menghela napasnya. Ia melepaskan genggaman tanganku. Mengepalkan tangannya erat. Ia berjalan keluar dari kamar kami. Aku mendengar isakan kecil sebelum Eve membanting pintu.
"Merlin. Kenapa aku memanggilnya seperti itu?" Sirius menyesal.
"Kenapa kita tak menanyakan alasan Eve menolak dulu?" Tanya James merasa bersalah.
"Dan kenapa aku tidak mencegah kalian untuk berkata dan berbuat hal bodoh begitu?" Aku mengacak rambutku frustasi. Peter sedang tidur dan tidak terusik sama sekali dengan semua argumen kami.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)
FanfictionEvelyn, gadis berusia 15 tahun itu akan memasuki sebuah sekolah. Tapi bukan sekolah biasa. Itu sekolah sihir bernama Hogwarts. Disana ia menemukan kenyamanan berteman dengan empat laki-laki terpopuler di sekolah (Marauders) dan menguak kisah tentang...