Chapter 6: Segera dimulai.
Happy Reading.
Enjoy!!!
~~~~~Noone P.O.V.
Regulus hanya terkekeh. "Aku heran, kenapa kau mengikuti kakakku yang idiot itu - " Sirius mendesis hampir mengeluarkan suara gonggongannya. "Berteman dengan Potter - si darah Pengkhianat. Lupin - si turunan campuran, dan Pettigrew - si darah campuran." Regulus mencemooh.
"Jangan menghina temanku." Kata Eve. Giginya bergemetuk. "Dan kulihat kau dekat sekali dengan Lupin si turunan campuran itu. Asal kau tahu dia itu manusia seri - " "EVERTE STATUM!" Teriak Eve. Regulus terpental menghantam tembok dibelakangnya. Ia memandang Eve murka. "SECTUMSEMPRA!" Teriaknya. Luka tusukan daan sayatan muncul di permukaan kulit Eve. Walaupun tertutup jubah ia bisa merasakan darah segar mengalir. "PETRIFICUS TOTALUS!" Teriak James. Sirius berubah menjadi manusia dan mengunakkan sihir mengangkat tubuh pingsan adiknya ke ruangan Kepala Sekolah. "Vulnera Senentur" rapal Remus ke arah Eve. Namun darahnya tak berhenti mengalir. Ia mengucapkan mantra yang sama berulang kali namun luka Eve tak kunjung menutup.
Remus mengangkat Eve. Ia berjalan secepat mungkin ke Rumah Sakit Sekolah. James membangunkan Madam Pomfrey dan ia terkejut melihat Eve. "Apa yang terjadi padanya?" tanya Madam Pomfrey. "Ia terkena mantra - aku tak tahu mantra apa itu." Kata James. Remus tak bisa berkata-kata. Madam Pomfrey merapalkan berbagai mantra penyembuhan. Sekitar 15 menit darah Eve baru berhenti mengalir dan lukanya menutup. Tapi ia kehilangan begitu banyak darah. "Kalian silahkan kembali ke asrama kalian. Miss Dickinson harus menginap." Terang Madam Pomfrey.
Sirius baru masuk dan Dumbledore sedang mengintrogasi Regulus di ruangannya. Keempat Marauders tak ada yang meninggalkan Rumah Sakit. Mereka memilih tinggal menunggui Eve.
Lily, Alice, Marlene dan Hestia menjenguk Eve keesokan harinya. "Ini semua salahku. Harusnya aku melarangnya pergi." Lily terisak menangis. James memeluknya namun Lily tidak menghindar. Ia membenamkan wajahnya di dada James. "Ini salah Regulus, Lils. Dia yang memantrai Eve. Kau tidak salah apapun." James menepuk punggung gadis itu mencoba menenangkannya. James tidak menggoda Lily ataupun senang bisa memeluknya saat ini. James dan Lily sama-sama mencemaskan sahabat mereka, Eve.
------------------------------------------------------
Remus tak pernah meninggalkan Eve sendiri di Rumah Sakit Sekolah meskipun Madam Pomfrey sudah berkali-kali menyuruhnya bahkan mengusirnya. Remus tak bergeming. Remus hanya meninggalkan Eve, kembali ke asramanya untuk mandi dan berganti pakaian. Sirius, James dan Peter membawakan makanan ke Rumah Sakit untuk Remus.
"Ini sudah 3 hari kenapa ia belum sadar juga, Madam Pomfrey?" Tanya Remus cemas. "Dia kehilangan banyak darah karena mantra itu, dan dia sedang dalam masanya." Kata Madam Pomfrey. "Apa maksudmu, Madam?" Tanya James. Sirius menjitak kepala James. "Siklus bulanannya James." Kata Sirius. James mengumamkan 'O' dari mulutnya. "Jika lusa dia masih belum sadar, kita harus memindahkannya ke St. Mungo." Kata Madam Pomfrey.
Remus sedang membaca buku. Meski tak sepenuhnya fokus pada buku, setidaknya bisa mengalihkan pikiran kalutnya dari Eve yang tak kunjung sadar. Ia menggenggam tangan kiri Eve. Mengusap punggung tangannya lembut. Berbisik meminta Eve untuk segera bangun. Ia sudah terlalu sering mengucapkan kalimat itu. Seperti merapalkan doa. Ia merasakan jemari Eve yang berada dalam genggamannya bergerak. Perlahan tapi pasti, Eve mulai membuka kelopak matanya.
"Thanks Merlin. Eve kau bangun." Teriak Remus. "Hai, Remmy. Apa yang terjadi padaku?" Tanya Eve memandang sekeliling. Ia ingin duduk namun ditahan oleh Remus. "Berbaringlah dulu. Aku akan memberitahu Madam Pomfrey untuk memeriksamu."
"Kau perlu beristirahat sekitar 2 hari lagi disini. Untuk memulihkan tenagamu." Madam Pomfrey meninggalkan Eve untuk beristirahat. "Rem.." panggil Eve lirih. "Hmmm..." gumam Remus. "Kau kurang tidur. Lihat kantung matamu, kau bisa sakit, Rem. Kau harus tidur." Remus menggeleng. "Tidak. Aku akan menjagamu." Kata Remus tegas. "Rem, kau perlu beristirahat, kalau kau juga sakit aku tak bisa merawatmu." Kata Eve. "Tidurlah di kamarmu. Bilang pada yang lain bahwa aku sudah sadar dan butuh istirahat, mereka tak perlu kesini, oke?"
"Tapi, Eve - " "Aku akan baik-baik saja, Remmy." Eve meggerakan tangannya menyuruh Remus mendekat. "Terimakasih sudah menjagaku, Rem. Sekarang tidurlah. Jaga kesehatanmu, oke? Nanti siapa yang akan mengajariku?" kekeh Eve. Ia mengecup pipi Remus dan mereka sama-sama merona. "Goodnight, Rem." Ucap Eve. "Goodnight, Eve." Remus meninggalkan Eve ketika Madam Pomfrey mengatakan untuk yang kelima kalinya ia akan menjaga Eve dengan sangat baik.
"Dia tak pernah meninggalkan sisi tempat tidurmu selama tiga hari terakhir. Mr. Potter, Mr. Black dan Mr. Pettigrew yang membawakannya makanan dari Aula Besar kemari." Eve tersenyum dan melihat sekuntum bunga lavender - bunga kesukaannya didalam vas bunga. "Oh, itu teman sekamarmu Ms. Evans, Ms. Caroll, Ms. McKinnon, dan Ms. Jones yang selalu membawakan bunga lavender segar setiap harinya untukmu." Eve bersyukur sekali ia punya teman sebaik Marauders serta Lily, Alice, Marlene dan Hestia.
"Madam, sekarang hari apa?" tanya Eve. "Rabu, dear." Seakan disirami es, Eve sadar betapa ia belum menyiapkan apapun. Tiga hari lagi, BULAN PURNAMA.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)
FanficEvelyn, gadis berusia 15 tahun itu akan memasuki sebuah sekolah. Tapi bukan sekolah biasa. Itu sekolah sihir bernama Hogwarts. Disana ia menemukan kenyamanan berteman dengan empat laki-laki terpopuler di sekolah (Marauders) dan menguak kisah tentang...