12. Merah, Pink, dan Ungu

979 157 2
                                    

Chapter 12: Merah, Pink, dan Ungu.

Happy Reading
Enjoy!!!
~~~~~

Eve POV

"Apakah lukamu sudah mendingan, Remmy?" Tanyaku.

Remus terdiam mendengarnya. Ekspresinya seolah berkata bagaimana-mungkin-setelah-aku-menyerangmu-kau-malah-menanyakan-kondisiku.

"Lukaku sudah diobati. Beberapa hari lagi akan sembuh." Ujar Remus.

Aku hanya mengangguk. Remus sepertinya tak ingin memberi tahuku tentang kondisinya. Tak apa. Aku tak akan memaksa, karena aku juga belum siap memberi tahunya bahwa aku juga mengalami apa yang dia rasakan setiap malam bulan purnama.

Remus berdeham. Menatap lengan kiriku yang dibebat lalu menatap manik mataku.

"Kudengar, kau diserang, uh, werewolf tadi malam, Eve." Ekspresi wajah Remus sulit dibaca. Seakan rasa bersalah, menyesal, serta khawatir bersatu.

Aku menatap matanya mengangguk. Remus menundukkan kepalanya, terlihat kecewa akan dirinya sendiri.

"Itu sebenarnya salahku, Remmy." Kataku pelan. Berusaha membuatnya berhenti menyalahkan diri sendiri. Ia mendongak menatapku. Tatapan mata yang sama seperti tadi malam.

"Apa maksudmu? Were-werewolf itu yang menyerangmu. Di-dia yang salah."

Aku menggeleng.

"Well, dalam kategori ini aku yang salah Remmy. Semalam aku terbangun, dan tak bisa kembali tidur. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan diluar, karena bulan purnama bersinar terang. Beberapa meter dari pintu kastil, well, aku bertemu dengannya." Aku menghela napas lagi.

"Kau tahu bukan Remmy? Werewolf berubah wujud setiap malam bulan purnama. Mereka tak bisa mengontrol transformasi juga tak punya kendali terhadap tindakan mereka. Lagipula, setelah ia tak sengaja melukai lenganku, ia mundur, dan melukai dirinya sendiri seakan sadar atas apa yang ia lakukan."

Remus hanya menatapku. Dari sorot matanya jelas ia tetap menyalahkan dirinya sendiri. Aku mendesah pelan.

"Guys..." Panggilku kearah James, Sirius, dan Peter. Mereka menoleh kearahku.

"Menurut kalian apa ini terjadi karena kesalahan werewolf itu?" Tanyaku.

Tubuh mereka menegang sesaat lalu mereka kompak menggeleng.

"Seperti yang kau bilang, Werewolf itu tidak salah karena ia tak punya kendali atas tindakan yang ia lakukan selama transformasi." Terang James.

"Dan kau juga tidak salah, Eve. Kau hanya ingin keluar sebentar. Yah, walaupun murid tidak boleh keluar dari asrama di malam hari." Ujar Sirius.

"Jadi, tidak ada yang salah, Eve, Moony." Ujar Peter.

Aku mengangguk. Mereka benar-benar sahabat yang baik.

"See, Remmy? Mereka bisa melihat kejadian ini dari dua sisi. Tak ada korban maupun tersangka dalam kejadian ini." Kataku.

"Eve, apa mantra yang kau ucapkan setelah mengelus kepala werewolf itu?" Tanya Sirius.

"Err... Itu.. Itu..." Aku terbata. Kesulitan mencari kata-kata yang tepat.

"Apa maksudnya cahaya merah, pink, dan ungu itu?" Tanya James, jelas sekali penasaran.

"Uuhh.. Aku tak ingin membahasnya guys." Kataku. Mulutku tiba-tiba kering. Aku tahu jika mereka tahu apa gunanya mantra itu, mereka akan menertawaiku.

"Oh, ayolah, Eve. Kami penasaran." Peter ikut bertanya.

"Itu hanya mantra yang diajari Lily padaku. Well, untuk memastikan sesuatu." Ujarku. Aku jadi salah tingkah.

Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang