16. Terluka

890 145 62
                                    

Sejujurnya banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini. Mulai dari kehilangan semangat menulis, stuck in ideas, hingga kegiatan yang mengalihkan pikiran dari dunia wattpad. Tapi aku merasa berhutang budi pada pembaca dan teman-teman yang selalu mendukung dan mengharapkan kelanjutan cerita ini. Sejujurnya aku juga merasa bersalah pada Eve dan yang lain karena digantungin di situasi itu sejak Oktober dua tahun yang lalu. Jadi, inilah kelanjutan cerita dari kisah sebelumnya. Shout out to all of you who are so kindly waiting for this story.

Happy Reading~~~

Eve POV

Aku berlari sekencang mungkin sambil terus memperhatikan titik nama Remus di peta. Titik namanya sudah bergerak jauh meninggalkan lemari sapu bersamaan dengan titik nama MacDonald. Mereka sudah di lantai 7 persis di depan pintu lukisan Nyonya Gemuk. Aku baru sampai di ruang rekreasi ketika aku menabrak seseorang. Bukan. Lebih tepatnya tiga orang.

"Perhatikan baik-baik saat berjalan--

"Pakai matamu---

"Jangan berlarian diruang rekrea--

Aku segera bangkit dari lokasi jatuhku dan langsung berhadapan dengan tiga pasang mata remaja laki-laki.

"Eve!" Seru James, Sirius, dan Peter.

"Kau ingin kemana?" Tanya James.

"Ini waktu jam malam. Kau bisa terkena detensi jika berkeliaran di waktu ini. Kau bisa bertemu Filch. Ia sedang berpatroli di lantai in--". Entah mengapa Peter tak pernah lagi gagap ketika berbicara dengan Eve. Perhatian Peter teralihkan kearah sepotong perkamen yang tergeletak di lantai.

"Bukankah itu--"

"Peta Marauders" sorak ketiga remaja laki-laki itu.

"Jadi peta marauders selama ini bersamamu?" Tanya James heran.

"Hei! Seharusnya kau memberi tahu kami. Kami sudah kalang kabut mencarinya. Cemas jika Filch atau Professor yang menemukannya." Ujar Sirius kesal.

"Prongs ini sudah terbuka. Eve mengetahui kata sandi peta kita." Celetuk Peter.

"Kenapa Remus bersama MacDon--

Pertanyaan Peter terpotong oleh suara ayunan pintu Nyonya Gemuk. Remus dan MacDonald memasuki ruang rekreasi. MacDonald tertawa cekikikan lalu menatap mata Remus. Remus mengangkat dagunya dan mencium bibirnya. BIBIRNYA.

Aku terkesima melihat adegan yang terjadi dihadapanku, begitupun ketiga Marauders yang berada disampingku.

"Moony, apa yang kau lakukan?"

"Kenapa kau mencium MacDonald?"

James dan Sirius melontarkan pertanyaan serentak.

Remus hanya memandang mereka sekilas dan kembali menatap intens kearah MacDonald.

"Apa salah menciumi gadis yang kucintai?"

"APAAAAA?" Teriakan James, Sirius, dan Peter mengema diseluruh ruangan. Suara mereka bisa membangunkan murid-murid lainnya. Tapi bukan itu yang membuatku kehilangan kata-kata. Tapi pernyataan Remus sebelumnya. MacDonald adalah gadis yang ia cinta? Sejak kapan? Aku bahkan tak pernah melihat mereka berbicara satu sama lain. Mereka selalu memanggil satu sama lain dengan nama belakang. Bagaimana mungkin Remus mencintainya?

"Cinta? Sejak kapan kau mencintainya? Bukankah kau menyukai Ev--"

Peter tidak menyelesaikan kalimatnya.

"Aku hanya mencintai Mary. Hanya dia. Dia wanita yang kucinta." Jawab Remus mendamba.

"Sejak kapan kau memanggilnya Mary? Aku bahkan tak pernah melihat kalian berdua berbicara sebelumnya dan sekarang kau mencintainya? Yang benar saja." Aku mendengus kesal. Apa-apaan ini. Kenapa Remus begini?

Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang