14. Uji Coba Quidditch

1.1K 170 13
                                    

Happy Reading
Enjoy!!!
~~~~~

Eve POV

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Udara dingin di bulan Oktober menyambut pagi pertanda musim dingin sudah tiba. Aku menghirup udara pagi dalam-dalam. Menikmati pemandangan di pagi hari adalah runitisanku. Apalagi saat ini adalah musim dingin, musim kesukaanku. Beberapa orang tidak menyukai musim dingin, karena semua tanaman menjadi layu, jalanan diselimuti salju dan kau harus berpakaian tebal. Tapi aku selalu terpesona dengan indahnya musim dingin.

Melihat embun yg seharusnya menetes dari ranting pohon membeku karena temperatur yang rendah. Jalanan yang seakan ditutupi karpet berwarna putih lebar. Dan yang paling penting musim dingin berarti natal semakin dekat. Oh betapa aku ingin sekali merayakan natal. Aku tak ingat apakah aku pernah merayakan natal sebelumnya. Tapi aku akan berusaha menjadikan natal tahun ini menyenangkan.

Hembusan angin menerbangkan anak rambutku dan membuatku mengigil. Aku hanya memakai tank top berwarna putih dan celana jeans pendek. Aku menutup jendela kamar memutuskan untuk kembali tidur. Ini hari sabtu aku bisa bangun lebih siang. Aku menarik tirai kelambu, lalu kembali menutupnya, merangkak diatas kasur, dan menarik selimut hingga sebatas dagu. Aku memejamkan mata berniat untuk melewatkan waktu sarapan dan hanya akan tidur. Sialnya, kenyataan tak selalu seperti yang kau harapkan, harusnya aku tahu itu.

Aku merasakan tempat tidurku bergerak-gerak seperti ada seseorang yang meloncat diatasnya.

"Pherghi Lhil! Janghan ghangghu!" Kataku. Suaraku serak teredam bantal.

Aku mendengar suara beberapa orang tertawa. Tunggu, itu bukan suara Lily, Alice, Hestia atau Marlene. Suara itu bahkan bukan suara tawa anak perempuan. Seseorang yang meloncat-loncat tadi turun dari kasurku. Itu suara tawa anak laki-laki. Aku membuka mataku terkejut bersamaan dengan selimutku yang ditarik lepas dari tubuhku.

"What the hell? Apa--bagaimana kalian bisa masuk ke kamar anak perempuan?" Ujarku kesal. Para Marauders sedang berdiri mengelilingi tempat tidurku berpakaian Quidditch lengkap kecuali Peter.

James terganga. Wajah Remus bersemu merah dan ia berusaha memalingkan wajahnya meskipun tetap kembali memandangku, Peter menutupi wajahnya dengan telapak tangan sementara Sirius menyeringai melihatku dari atas ke bawah dan pandangannya berhenti disatu titik. Ia memandang kearah dadaku. Aku menoleh kebawah mengikuti arah pandangannya dan segera mengutuk. Aku hanya memakai tank top dan celana pendek, Demi Jenggot Merlin!

Aku segera turun dari kasurku, menarik selimut dari tangan James dan melilitkannya di seluruh tubuhku.

"Aaww Eve! Kau menutupi pemandangan indah!" Ujar Sirius memelas lalu menyeringai melihatku memandangnya sangar.

"Pervert!" Ujarku pada Sirius. "Bagaimana kalian bisa masuk?" Tanyaku sekali lagi. James hanya mengangkat sapunya, tiga sapu terbang lain tergeletak dibawah tempat tidurku dan aku mengerang.

"Pergi sana! Aku mau tidur!" Ujarku menyuruh mereka untuk keluar. Aku hendak berbalik dan kembali ke alam mimpi ketika Remus menahan pergelangan tanganku.

"Tidak. Kau tidak akan kembali tidur. Kau harus menemani Peter melihatku, James, dan Sirius Uji Coba Quidditch." Kata Remus.

"Nah, sebenarnya yang uji coba itu hanya kau dan Sirius, mate. Aku kapten? Posisiku aman." Ujar James menyapu rambut dengan jemari tangannya. Aku menatap Remus penuh harap.

Moon, Love, And Tragedy (Harry Potter: Marauder's Era)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang