CHAPTER 2

535 300 669
                                    

SELAMAT MEMBACA
SILAHKAN MENIKMATI KISAH KLASIK MEREKA.

🔹️🔹️🔹️

Laptop yang masih menyala dan seseorang yang tengah tertidur di sampingnya. Adheeva berniat untuk mengerjakan prnya yang menumpuk, tetapi daya mengantuknya membuat ia tertidur di meja belajarnya beralaskan tangan.

Sementara itu di lantai bawah Baron sedang menyantap makanan yang disiapkan oleh bunda Adheeva. Baginya rumah Adheeva juga rumahnya. Dari dulu jika orang tuanya pergi ke luar kota ia pasti sudah menuju ke rumah Adheeva. Walaupun jarak kedua rumahnya cukup dibilang jauh, namun tak mengurungkan niatnya.

"Adheeva ke mana tan," tanya Baron dengan tangan yang masih kotor sehabis makan.

"Di atas kayaknya Ron, lagi belajar mungkin. Coba kamu cek. Suruh ke bawah sekalian ya, belum makan malam dia," pinta Bunda Adheeva yang sibuk mengupas buah apel.

"Siap tante," sahut Baron dan bergegas menuju kamar Adheeva.

"Baron, cuci dulu tangan kamu. Kebiasaan kamu ya," perintah Widya--Bunda Adheeva.

Baron menyengir tanpa dosa. Dengan cepat ia membasuh dan mencuci tangannya. Ia melangkah satu persatu melewati anak tangga yang jumlahnya 20.

"Va, gue masuk ya? Tok tok tok," ujarnya menirukan sebuah ketukan.

Baron membuka pintu kamar yang berwarna paling mencolok yaitu biru laut.

"Pantesan gak turun-turun ini bocah, ternyata tidur." Ucap Baron menggelengkan kepala melihat tingkah Adheeva yang kerap ia pergoki.

Jika ada lomba tidur, sudah pasti Adheeva akan memenangkan perlombaan tersebut. Bagaimana tidak Adheeva pernah tertidur di dalam angkut yang membuatnya harus mengeluarkan ongkos lebih sekedar untuk memutar untuk menuju jalan pulang, dan yang lebih parah lagi Adheeva pernah tertidur di dalam toilet. Iya separah itu Adheeva tertidur.

Baron mematikan laptop yang masih menyala dan juga menutup buku-buku yang terbuka begitu saja. Tangannya terulur menuju puncak kepala Adheeva.

Plak

"Kebo banget lo! Bangun udah jam berapa ini. Makan dulu sana Va," ujar Baron setelah menepuk, ah tidak menepuk dengan sangat keras membuat Adheeva kaget.

"SIALAN YA RON! Gue kaget ini, gak ada alus-alusnya sama gue," sontak Adheeva terbangun dengan tangan yang mengusap-usap kepalanya--meringis kesakitan.

Gelak tawa Baron terdengar nyaring.

"Udah jam 8 ini, sono makan dulu." Perintah Baron sambil membantu Adheeva beranjak dari kursinya.

Adheeva mengikut saja tanpa adanya perlawanan.

"Serius banget Va belajarnya sampai lupa makan," ucap Bunda Adheeva dengan menyiapkan piring untuk anak perempuannya.

"Tidur dia tadi, laptopnya aja masih nyala," seru Baron dengan membawa setoples kue kering.

"Kebiasaan kamu itu ya," omel Widya tak habis pikir.

"Ya kan Adheeva cape bun, Baron juga ngangetin. Bangunin aku pake cara kasar," sinis Adheeva melihat Baron yang sibuk mengunyah kuenya.

Baron tak menanggapinya. Ia sibuk dengan tv dan juga kuenya.

"Ya udah. Sekarang makan dulu," suruh Widya.

Jam dinding berbentuk kotak dengan warna hitam sudah menunjukkan pukul 9 lebih 20 menit. "Ron, gak ada niatan pulang?"

"Ngusir secara halus ya mbak?"

"Alhamdulillah peka. Udah pulang gih, udah kemaleman buat main ke rumah gue," terang Adheeva yang juga duduk di sofa sebelah Baron.

Premier Amour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang