CHAPTER 18

62 15 39
                                    

SELAMAT MEMBACA.
SILAHKAN MENIKMATI KISAH KLASIK MEREKA.

"Tak usah dibahas dan diperjelas. Semua sudah terlihat jelas."

🔹️🔹️🔹️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔹️🔹️🔹️

Adheeva menghentikan laju kakinya yang sedari tadi terkesan lambat. Ia mengerjapkan matanya berulang kali, mencoba melihat jalanan sore yang terfokus kepada dua orang yang dikenalnya. Ia merasakan debaran yang menyesakkan.

Adheeva berbalik arah. Ia berusaha menahan segala rasa kecewanya sedalam-dalamnya. Untuk saat ini Adheeva yakin, bahwa ia menganggap Baron lebih dari seorang teman.

Adheeva terdiam sejenak setelah merasa cukup jauh dari jangkauan mereka. Ia duduk di salah satu bangku panjang yang ada di dekat salah satu toko yang sudah tutup.

Apa salah jika Adheeva mempunyai perasaan ini? Apa salah jika Adheeva merasa kecewa melihat Baron sedang memeluk Alsava--yang Adheeva tau hanya sekedar adik kelas Baron.

Rasanya ingin marah tapi tidak mempunyai hak. Lantas bagaiman? Adheeva hanya bisa diam dalam rasa kekecewaannya.

Begitu banyak cerita baru yang Adheeva rasakan belakangan ini. Semuanya terasa mendadak. Ia tidak pernah mengira akan menyukai Baron lebih dari sahabat. Ia tidak pernah menyangka akan sesulit ini menahan degupan kecil saat berada di dekatnya. Ia tidak pernah menyangka akan sekhawatir ini mengetahui Baron dekat dengan seseorang. Tak ada sedikit pun Adheeva akan mengetahuinya.

Adheeva sudah berada di dalam kamarnya. Sepulang tadi ia berpapasan dengannya. Ah tidak, hanya Adheeva yang melihatnya.

"Salah ya gue suka sama lo Ron?" lirih Adheeva menatap lantai kamarnya yang dingin.

Adheeva menghembuskan napas pelan sebelum menata buku pelajaran yang akan dibawa untuk besok pagi.

Kling.

Satu notifikasi terdengar saat Adheeva baru saja melangkah menuju meja belajarnya. Tangannya mengambil handphone yang tergeletak tak berdaya di atas selimut yang masih tertata rapi.

Baron Dakara A.

Va besok gue gak bisa jemput lo buat ke sekolah. Sorry ya.

Lambat laun Adheeva harus bisa menjalani setiap harinya tanpa ada Baron. Kehidupan mereka berdua yang dulu sangat dekat, tanpa ada spasi sekarang akan berjarak seperti enter. Semakin jauh dan jauh.

Adheeva mencoba untuk memejamkan mata. Ia melihat cahaya bulan yang ikut masuk ke dalam kamarnya. Malam ini bulan terlihat sendirian tanpa adanya sang bintang. Seolah-olah alam semesta mendukungnya. Butuh waktu 1 jam untuk Adheeva bisa memejamkan mata dengan segala cara.

🔹️🔹️🔹️

Baron melangkah maju dengan kedua tangan yang berada di dalam saku celana abu-abunya. Pandangannya tertuju kepada para teman-temannya yang sedari tadi sudah memanggilnya.

Premier Amour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang