SELAMAT MEMBACA.
SILAHKAN MENIKMATI KISAH KLASIK MEREKA.
"Bagaimana aku tidak menyimpan rasa. Jika kamu selalu ada disaat kubutuhkan?"
🔹️🔹️🔹️
Malam ini sinar bulan tampak menghiasi langit ditemani dengan bintang-bintang yang melengkapi. Adheeva dan Zafran sedang berada di taman kota, yang sedang mengadakan pasar malam dan juga bazar.
"Zaf, main itu yuk," ajak Adheeva dengan menarik Zafran mendekat ke wahana ketangkasan, seperti lempar gelang, lempar bola, memancing ikan-ikanan atau mengelindingkan bola kecil ke atas papan berpaku. Hadiah yang terlihat di indra penglihatan membuat siapa saja ingin memenangkannya.
Zafran mencoba permainan lempar gelang yang harus dimasukkan ke dalam botol-botol yang sudah ada dihadapan mereka. Berulang kali Zafran mencobanya--tetapi belum ada yang melingkar sempurna di botol.
"Ayo Zaf, kamu pasti bisa." teriak Adheeva menyemangati dengan menggebu-gebu.
Zafran berusaha fokus. Dan ya, berhasil. Walaupun cuma satu yang melingkar sempurna di botol, mereka mendapatkan hadiah boneka gantung berukuran kecil. Mereka berdua masih mencari-cari wahana yang terlaris, karena biasanya yang paling laris adalah yang paling patut untuk dicoba.
Setengah jam berlalu, Zafran dan Adheeva duduk di salah satu stand makanan. Mereka berdua sudah kelelahan mencoba beberapa wahana. Bianglala, komedi putar, kora-kora, dan yang lainnya.
"Udah lama gak ke pasar malam, makasih ya." kata Adheeva dengan mengukir senyum di wajahnya. Dan diangguki oleh Zafran.
Mereka berdua makan dengan senyap. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring. Suara orang-orang sekitar yang menemani mereka berdua.
"Kita mau ke mana lagi Va?" tanya Zafran yang berjalan beriringan dengan Adheeva.
Adheeva terdiam sejenak. Ia juga bingung mau ke mana lagi?
"Gimana kalau ke rumah hantu? Tadi kita kan belum ke sana," pinta Adheeva dengan senyum yang mengembang.
"Ya udah. Ayo," sahut Zafran.
Mereka berdua membeli 2 tiket berkisar 10ribuan. Seperti biasa, suara-suara seram terdengar, musik-musik horor pun.
Di tengah perjalan. Pikiran Adheeva seakan berputar mengingat memori dirinya bersama Baron saat di rumah hantu. Adheeva merasakan berbeda, Zafran sangat santai dan menikmati saat berada di rumah hantu. Hal itu yang membuat Adheeva tersenyum kecut. Perasaannya seperti kosong. Padahal ada Zafran di dekatnya.
Sekitar 15 menit mereka harus menuntaskan jalan di tengah kegelapan. Dan Adheeva keluar dengan wajah--tidak bisa dimengerti.
"Va, kamu gak apa-apa?" tanya Zafran yang menyadari raut wajah Adheeva berubah total saat keluar dari rumah hantu.
"Ha? Oh ... gak apa-apa kok. Beli minum yuk Zaf," sahut Adheeva kemudian berjalan mendahului Zafran yang masih terdiam ditempatnya.
Sementara itu Adheeva sudah berada di salah satu penjual yang menjual beberapa minuman dingin. Pilihan Adheeva tertuju ke air mineral dingin. Kedua matanya menyipit saat melihat seseorang yang ia kenal berjalan dengan cewek. Baron berjalan dengan seseroang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Premier Amour
Teen FictionBaron Dakara Arganta Adheeva Bila Afsheen Dua orang sahabat yang sudah menjalin hubungan persahabatan yang cukup lama. Beda sekolah tidak menyebabkan mereka menjadi renggang. Walaupun keduanya termasuk orang yang sibuk, tapi mereka menyempatkan dir...