CHAPTER 10

232 122 276
                                    

SELAMAT MEMBACA
SILAHKAN MENIKMATI KISAH KLASIK MEREKA.

"Mengapa aku hilang keberanian saat berada di dekatmu?"

🔹🔹🔹

Adheeva melangkah dengan senyuman yang terus mengembang di wajah mungilnya. Bahagia. Satu perasaan yang sedang ia rasakan. Adheeva melangkah pasti untuk kembali ke kelas seusai mengumpulkan tugas remidi. Suasana kelas 11 IPS 3 sudah sepi tinggal beberapa orang yang sedang menjalankan tugas--piket kelas.

Adheeva bersenandung kecil sambil memasukkan buku-buku yang tadi masih tergeletak di atas meja. Adheeva menenteng tasnya yang tidak terlalu berat dan berjalan keluar kelas.

"Adheeva," panggil seseorang seusai Adheeva tiba di parkiran sekolah yang terletak tak jauh dari pintu gerbang SMA Merdeka.

Adheeva langsung menghampirinya. "Jadi kan?"

Cowok itu mengangguk yakin.

Adheeva bersorak gembira. Ia seketika berubah menjadi cewek yang kalem dan juga feminim dihadapan Zafran.

"Eh bentar Zaf, aku lupa." Adheeva menepuk pelan kepalanya karena lupa memberi informasi kepada seseorang.

Adheeva dengan cepat mengetikkan pesan di ponselnya.

Gue balik sama Zafran. Lo langsung pulang aja Ron gak apa-apa.

Send

"Siapa Va?" tanya Zafran yang masih setia duduk di atas motornya.

"Ha? Oh itu ... Baron. Gue--eh, aku tadi kelupaan mau ngasih tau ke dia," sahut Adheeva yang gugup. Ia memainkan kuku jari-jarinya.

Zafran menangguk paham. Lantas mereka berdua meninggalkan sekolah dengan segera.

Langit sore di Ibu Kota menjadi saksi bisu antara mereka berdua. Jika ditanya apakah mereka sudah jadian? Sebenarnya belum. Tapi entah siapa yang memulai menggunakan aku-kamu.

Motor yamaha dengan tipe YZF-R15 berwarna biru sudah terparkir di depan toko buku. Zafran memberi jalan untuk Adheeva melangkah terlebih dahulu.

"Zaf, Mamah kamu suka masak apa? Biar nanti aku gampang cari buku resep makanannya," Adheeva masih sibuk memperhatikan beberapa buku resep yang tertata rapi di rak buku.

"Masakan tradisional, kue, semua pernah Va. Aku aja bingung mau nyari apa buat kado ulang tahunnya," sahut Zafran dengan memikirkan apa yang akan disukai oleh mamahnya.

"Hm... ya udah ini aja gimana," tunjuk Adheeva pada salah satu buku yang menurutnya cukup lengkap.

Zafran melihat sekilas dan mengangguk mengiyakan.

"Zaf lagi buru-buru gak?" tanya Adheeva dengan membawa buku resep yang telah dipilih.

"Gak kok. Mau lihat-lihat novel dulu kan? Ya udah gih," sahut Zafran yang membuat binar bahagia di sorot mata Adheeva.

"Janji bakalan cepet kok," Adheeva mengacungkan jari kelingkingnya--pertanda janjinya.

"Iya, aku tungguin." Zafran mengaitkan jari kelingkingnya--pertanda mengizinkan Adheeva.

Premier Amour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang