Tanda

77 1 0
                                    


"Actually, i love you........!"

Kata-kata itu meresap jelas ke dalam benakku....

Aku menyalahkan telingaku karena menyimpan kenangan itu tanpa permisi kepadaku.

Aku terus meyakinkan pikiranku bahwa semua peristiwa ini cuma mimpi. Perkataan dia itu tidak pernah ada. Aku yakin ini semua cuma sebuah halusinasasi atau sisa-sisa mimpi dimana aku masih tertidur di dalamnya.

Jadi, apakah ini memang benar-benar mimpi?!

Tuhan, aku benar-benar berharap ini hanyalah mimpi! Tapi...

Saat ini kenapa jantungku terus berdegup dengan kencang?

Kenapa pipiku memerah seolah menyaingi terang panas api unggun di malam hari?

Kenapa keringat dingin ini terus bercucuran membasahi wajahku yang polos ini?

Aku pun tak kuasa mengatur hembusan nafasku menjadi tidak teratur.

Jadi, Kau tahu itu karena apa?

Karena kamu ada disini sekarang!

Sosokmu terpampang nyata berdiri di depanku sekarang. Engkau yang menatapku dengan sorot mata tajam yang penuh seolah mengharapkan jawaban balasan.

Tapi, aku harus berkata apa kepadamu?!

Tolong, beritahu aku! Ada apa denganku sekarang ini, nyaa?!

Apakah aku terkena demam lagi?! Oh, tidak! Aku tidak mau pingsan lagi untuk kedua kalinya dihadapannya! Semakin aku memikirkan itu, kepalaku terus menjadi cenat-cenut.

Dan, pada saat itu...

"Ahh... Maaf, membuatmu terkejut!" seru Maki sementara dia mengendurkan jarak di antara badan kami sehingga kini aku bisa melihat rona pipi memerah di wajahnya.

Aku harap semoga Maki tidak sedang terkena demam seperti yang aku alami saat ini. sementara itu dia terus membuka bibirnya seolah hendak meneruskan sepatah kata yang terletak di dasar lidahnya.

"Rin, sebenarnya selama ini aku....." ucapnya gugup sambil mengatur nafasnya yang tidak berirama.

"Umm.....!"

"Umm, Apakah aku masih boleh terus bersama denganmu?!" tanya Maki gusar saat menatapku dengan manik ungu yang semakin teduh miliknya. Gadis itu kemudian terus menatap mataku dengan kata-kata teduh seolah-olah mencoba menenangkan hatiku yang penuh gejolak ini.

"G-Gimana nih, nyaa?!"

Seharusnya Rin senang dengan perkataan Maki barusan tapi kalo dia tanya mendadak seperti itu, Rin harus jawab apa, nyaa?! Apakah ini pertanyaan yang jawabannya 'Ya/Tidak!', gitu?!

T-Tapi, kalau begitu... Kenapa...

K-Kenapa dia juga menc-cium....ku?

Ah, moo!! Rin bingung!!!

Semakin lama aku memikirkan ini rasanya otakku mau pecah saja, nyaa! Entahlah, bingung, beneran Rin bingung saat ini! Aku benar-benar berharap ada orang lain yang mau menarik Rin pergi dari tempat ini sekarang.

Aku tidak tahu harus berbuat apalagi sekarang. Rinmending menutup mata dan berusaha tidak memikirkan apapun! Rin harus tenang dan menganggap semua ini adalah percakapan sehari-hari yang normal! Ya, memang itulah yang seharusnya Rin lakukan sekarang. 

karena dari itu....

"MAAF! Rin tidak mengerti maksud semua ini!!!"

"Ehh?"

The First ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang