SEMBILAN

792 66 5
                                    

Dear teman, terimakasih. Kamu, hebat berperan sebagai serigala berbulu domba. Bahkan para aktor dan aktris kalah saing dalam hal berakting.

-sesak-

Tolong!

Tolong jangan marahi Ary. Dan tolong jangan memberitahu Gavil bahwa sekarang Aryneta tengah menunggu Yanuar di sebuah kafe sekitaran Baleendah, Bandung.

Aryneta sadar, ini akan menyebabkan hatinya yang sudah pecah semakin lebur. Tapi ada hal lain yang sampai mampu mengenyampingkan serpihan hatinya. Apa?

Kejujuran dari Fachra!

Kemarin Yanuar memintanya menemani dirinya kencan, yang otomatis pasti di situ ada Fachra. Ary ingin melihat Fachra, sampai sejauh mana Ia bisa melakukan ini.

"Udah lima belas menit, kok dia belum dateng ya?" Cowok dihadapannya mulai gusar. "Apa gue jemput aja?" tanya dia terdengar bermonolog.

"Emang kenapa, kok bisa ga bareng berangkatnya?" Ary bertanya hati-hati.

"Fachra bilang sih, ga usah, dia pengen berangkat sendiri, ga mau ngerepotin."

Tuh, apa boleh Ary berprasangka buruk sekarang?

"Dia tau ga, aku mau nemenin kalian nge-date?" Sementara Yanuar menganguk sebagai jawaban, pikiran Ary sudah bergerumul dengan anggapan bahwa Fachra mungkin mencoba menghindar.

"Gue telpon dia dulu, ya." Yanuar tegak dari kursinya. "Lo tunggu disini, gue sambil keluar aja, barangkali dia udah di depan...," Lanjutnya berlalu dari hadapan Aryneta.

Kekhawatiran yang nampak pada wajah Yanuar untuk Fachra, membuat dirinya iri dan cemburu tanpa sebab, bila diingat bagaimana usahanya dulu untuk dekat dengan kak Yanuar, malah hasilnya didapatkan si lintah yang menghisap tak tau diri.

Abaikan beberapa julukan yang diberikan Ary pada Fachra, dari mulai lintah darat, benalu, sampai serigala berbulu domba.

Aryneta yakin, kalian pasti akan bersikap sama jika pada posisi Aryneta, jika sudah bertemu Fachra pasti bawaannya ingin mengumpat.

Haruskah ia marah pada temannya? Entahlah... Aryneta hanya sebal kenapa Fachra diam-diam seperti itu.

Dari tempatnya duduk, terlihat kak Yanuar kembali ke kafe dengan gerakan yang agak lamban.

"Gimana kak? Fachra udah dateng...?"

Yanuar duduk dengan wajah tidak suka. "Dia ga dateng, katanya ada tugas kelompok mendadak," jawabnya.

Aryneta bergeming, itu alasan yang tidak elit. Fachra dan dirinya satu kelas, jika memang benar seperti itu Ary juga pasti tidak akan ke sini, lagipun seingatnya tak ada guru yang memberi tugas kelompok pada minggu ini. Tapi Ary diam, dia tidak akan mengadukan itu pada Yanuar.

"Lo pesen aja dulu. Jadi ga enak gue...," suruh Yanuar yang rautnya berusaha memperlihatkan baik-baik saja agar Aryneta tidak perlu khawatir--tentang hari ini yang sia-sia.


Kini Aryneta tengah menyusuri taman kota sembari menyesap satu satu cup smootie strobery nya dari kafe tadi, sebab Yanuar memaksanya untuk membeli sesuatu sebagai tanda maafnya, telah menunggu terlalu lama.

"Kenapa lo milih kesini? Gue kira lo mau pulang." Itu suara Yanuar.

Benar! ini imbas yang bagus sebab Fachra tidak datang, Yanuar jadi dengan senang hati mengantar kemana saja Ary mau.

"Hehe..., maaf ya kak ngeropotin. Abis udah lama nggak kesini. Nyari udara sejuk aja, kan enak," Ary menjawab setelah menjauhkan ujung sedotan dari mulutnya.

Masa bodo, jika Ia memanfaatkan kesempatan ini. Toh, Fachra juga sudah melakukan hal itu sejak lama tanpa disadarinya. Sial!

Yanuar yang memperhatikan wanita yang berjalan di depannya--hanya mengangguk.

"Ga ngeropotin kok, gue seneng." Yanuar menyahut usai beberapa detik lamanya. "Lain kali, mungkin gue yang bakal ngajak Fachra kesini."

Jelas Ary langsung menghentikan langkah, menoleh Yanuar di belakang yang tengah melihat sekitar. Banyak orang orang di sini, baik keluarga yang bercengkerama, pasangan remaja yang mesra, atau anak kecil yang berlarian.

"Mungkin dia seneng banget, kalo diajak kesini." Usai mengamati setiap sudut di tempat itu, Yanuar kembali melihat perempuan yang memakai setelan biru dengan rok selutut putih.

"Ini tempat romantis, kan?" tanya Yanuar mendekat.

Untuk sekian kali, Aryneta mengerjapkan matanya, menyadarkan diri bahwa memang benar raga Yanuar berada di sampingnya tapi pikirannya selalu melayang pada Fachra.

Aryneta menyesap lagi minuman manisnya yang tiba-tiba terasa begitu pahit di kerongkongan. "Iya kak, ini tempat yang romantis. Apalagi buat pasangan yang baru jadian, kayak kakak sama Fachra."

-sesak-

Sesak ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang