DELAPANBELAS

605 46 2
                                    

Chapter 18 : Baikan.

===

Aryneta kembali ke sekolah, setelah kejadian pada hari libur itu. Hari ini Ia tidak berharap akan bertemu Gavilo ataupun Fachra namun kehendak tuhan memang terkadang bisa berkata lain.


Mereka bertiga satu kelas, mustahil untuk tidak saling ketemu.

Saat Aryneta duduk mengobrol dengan Jeka, tiba saat itu dari pintu Gavil dan Fachra yang baru datang. Mata Aryneta bertemu dengan iris mata Gavil yang selalu teduh, meskipun Aryneta rindu, kali ini Ia mengalihkan perhatiannya pada Jeka.

"Jeka. Ajarin gue matematika dong. Gue gak bisa bagian ini." Aryneta pura pura tak melihat kedatangan dua orang itu.

"Lah... Lo mah.., minta ngajarin mtk ke gue. Lo tau gue bego disitu..." ucap Jeka cengengesan, jawaban itu membuat Aryneta menghela napas berat.

"Ary, mending lo duduk sama Gavil deh biar diajarin. Biar gue yang duduk sama Jeka."

Siapa!? Barusan siapaaa!? Ga salah tuh dia?

Ary melirik orang yang bicara begitu, ternyata memang Fachra orangnya. Aryneta menatap Gavil yang tersenyum membenarkan usulan Fachra. Seakan kejadian kemarin tidak pernah terjadi. Gavil sepertinya tak ada niatan menjelaskan apapun padanya.

Cowok itu cuma terlihat bersemangat menjelaskan rumus matematika pada Aryneta. Padahal Arynera ingin Gavil menjelaskan alasan cowok itu bisa bareng Fachra kemarin.

"Iya udah sana! Biar ntar gue nyontek." Jeka juga ikut ikutan mengusir Aryneta dengan langsung memindahkan ransel biru milik Ary ke bangku depan.

Gavilo duduk dengan tenang, melepas ranselnya di depan, sementara Ary masih berpikir keras di bangku belakang.

"Lo mau tugas matematika selesai gak?" Fachra bertanya dengan nada teman padanya.

Aryneta berdecih, segera mendekap buku dan tempat pensilnya untuk secepatnya pergi jauh jauh dari mantan sahabatnya itu.

Usai duduk cantik didepan--disamping Gavilo tepatnya.
"Ih kok Gavil malah pake earphone?" sungut Aryneta spontan saat melihat cowok itu memasang benda berwarna hitam pada telinganya.

"Niat gak nih ngajarin Ary...?" keceplosan dirinya marah-marah pada Gavil yang malah balas tersenyum kecil, hal itu kini membuat Ary salting. Harusnya kan diemin Gavil biar dia mikir.

Gavilo masih terang-terangan menatapnya. "Tenang aja," katanya pelan. "Gue masih bisa fokus kok, sama lo."

Deg.

Entah kenapa jawaban yang diberikan Gavil malah bikin hati Aryneta semakin tidak punya kejelasan.

"Ja-jadi.gi.mana cara ngerjain soal yang ini?" tunjuk Ary pada bukunya, berusaha mencari cara untuk menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba saja datang.

"Mana?" tanya Gavilo mendekat, menarik kursinya yang sudah dekat menjadi lebih dekat pada Aryneta yang segera mengumpulkan oksigen sebanyak-banyaknya.

"Kenapa deket-deket sih?" Aryneta berdesis kehabisan napas dengan kedekatan ini.

"Kan mau ngajarin." Dengan santai Gavilo menjawab.

Sesak ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang