SEMBILANBELAS

662 45 3
                                    

Chapter 19 : Kenapa?

====

Hari ini, hari Sabtu, Sekolah libur. Berhubung Gavilo belum membalas ajakannya, Aryneta jadi mengiyakan ajakan pertemuannya dengan kak Yanuar.

Aryneta sudah berada di taman. Dia sedang duduk di sebuah bangku dekat danau menunggu Yanuar datang. Dalam hatinya Ary juga berharap meski Gavilo tak membalas pesannya, semoga saja cowok itu bisa datang ke taman setelah membaca pesannya.

"Ary!"

Aryneta sempat terlonjak dari duduknya. "Jangan noleh kebelakang dulu!" cegah suara itu.

Ia hapal itu suara kak Yanuar. Tapi kalimat perintah darinya membuatnya urung untuk menoleh kebelakang.

"Diem ya!"

Ary manggut-manggut patuh.

Dari ekor matanya, Ary dapat melihat cowok dengan setelan kemeja biru dan jeans putih itu melangkah ke depannya, entah apa yang berusaha cowok itu sembunyikan ke belakang tubuhnya. Aryneta cuma bisa menebak dalam hati karena patuh pada perintah Yanuar.

"Satu...Duaa...ti..gaaa!"
"Lihat!"

Yanuar yang sudah berjongkok di depannya mengacung sebucket mawar merah dan sebuah coklat dengan pita merah cantik pada Aryneta yang terkejut, sampai-sampai membuka mulutnya lebar.

"Woah.." Aryneta tak kuasa meluapkan rasa kagumnya.

"Ambil!" Yanuar berkata sambil menyodorkan lebih dekat barang yang dibawanya untuk Aryneta.

Aryneta yang awalnya ragu-ragu. Sekarang justru terlihat bahagia usai mendekap sebucket mawar cantik dan sebatang coklat. "Makasih," ucap Aryneta lugu, menciumi aroma bunga mawarnya.

Yanuar ikut senang melihatnya.
Cowok itu akhirnya bangkit dan mengisi bagian kosong di samping Aryneta. Ia duduk di sebelah gadis yang tengah sibuk menghitung mawar dalam bucket.

Yanuar tersenyum lucu memandangnya. "Aryneta..." panggilnya dengan nada lembut.

Gadis itu menoleh.

"Maaf," ungkap Yanuar dari hati yang paling dalam.

Kerutan tercetak jelas pada dahi Aryneta. "Loh...buat apa kak?" tanya Aryneta bingung.

Yanuar tersenyum getir sebelum menjawab, "karena baru sadar ternyata yang selalu ada buat gue itu ya Lo. Ternyata...

...kamu yang selalu ada. Dan aku telat menyadarinya..."

Aryneta bergerak tidak nyaman di tempat duduknya. Sungguh tidak menyangka Yanuar akan menyinggung ini bahkan sampai mengatakan hal itu--hal yang dulu selalu diharapkannya. Tapi tidak tahu untuk sekarang.... Apa dirinya masih itu mengharapkan Yanuar mengatakan pengakuan itu?

Aryneta rasa ....

"Kenapa baru sekarang kak?" tanya Aryneta berkaca-kaca. Genggamannya pada bucket mulai merenggang, pada akhirnya Ia tak bisa menahan ungkapan rasa kecewanya.

Yanuar menggeleng. Ia merasakan sakitnya Aryneta. Cowok itu ikut merasa sesak. Yanuar merasa bersalah, kenapa ia bisa setolol ini.

"Kenapa coba kak..." Aryneta sesenggukan.

Yanuar tidak kuasa melihatnya. Dirangkulnya gadis rapuh itu dalam dekapannya. Membiarkan Ia membalas rasa sakitnya Aryneta selama ini.

"Tau gak! Kak Yanuar itu jahat! Fachra juga jahat," tekan gadis itu disela isakannya. Yanuar membiarkan Aryneta meluapkan semua emosinya.

Sesak ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang