LIMABELAS

685 54 4
                                    

Chapter 15
Ini sudah berbeda

===

"Ary sayang," panggil mamahnya dari ruang makan.

Aryneta buru-buru mengikat tali sepatunya kemudian menghampiri sang mama juga papanya yang pagi-pagi sudah sibuk dengan laptopnya.

"Pah udah dulu kerjaannya ya. Kita sarapan dulu." Mamah berujar pada papah yang langsung nurut-menutup laptopnya, lalu tersenyum pada putri satu satunya yang baru turun dari kamar.

"Papah!!" seru Aryneta senang.

"Iya sayang.
Kamu sarapan dulu, jangan di biasain gak sarapan Ary. Nanti kamu mudah sakit." Perhatian papanya.

"Aduh. Kan buah gak jatuh dari pohonnya," sindir sang mamah pada papanya.

"Jadi Mamah nyindir papah...?"

"Enggak pah, mamah nggak nyindir siapa siapa," jawab mamah mulai mengoles selai coklat pada roti di piring papa.

Papah tersenyum. "Iya, papa bakal sarapan sekarang supaya buah hati kita juga sarapan." Papa melirik Aryneta sekilas sebelum akhirnya melihat senyum mengembang dari istrinya.

Entah kenapa kalau mama-papa lagi romantis seperti ini, malah Aryneta yang salting sekaligus berharap juga membayangkan bisa menjalin hubungan romantis layaknya papa dan mama.

"Ary.." panggil mamah membuatnya terlonjat dari lamunan.

"Iya ma. Kenapa?"

"Tumben kemarin pagi Gavil gak jemput kamu?"

"Kemarin Gavil ada perlu di sekolah pagi pagi mah, jadi gak bisa bareng," bohong Ary padahal sebenarnya Aryneta juga tidak tahu alasannya, Ia juga tidak sempat menanyakan hal itu pada Gavil.

Mamah mengangguk, maklum.

"Terus sekarang gimana? Mau dijemput ga?

Kalau nggak. bareng lagi aja sama papa berangkatnya," ajak papah padanya.

Aryneta dibuat berpikir lagi, Gavil biasanya ngechat tiap malem kalau mau jemput dirinya. Tapi semenjak dua hari kemarin, notif ponselnya sepi dari nama Gavil.

Tidt.tidt..tidt...

Aryneta berdiri dari kursinya, entah kenapa Ia begitu senang mendengar suara klakson dari depan rumahnya.

"Tuh...pasti Gavil!!!" seru Aryneta pada orang tuanya.

Ia segera meninggalkan ruang makan, diikuti langkah mamah dan papahnya dibelakang yang penasaran.

Aryneta membuka gerbangnya dengan perasaan begitu riang, karena pasti Gavil yang menjemputnya.

"Gav--" Aryneta membelalakan kedua bola matanya "Yan-nuar!"

Aryneta menelan ludahnya. "Kak Yanuar?" ralat gadis itu, sungguh tak dapat dipercaya, cowok yang berada diluar gerbangnya benar-benar kak Yanuar.

"Arynetaaaa, kamu gak bakal bawa kantong ke sekolah-nya???!!!!!" teriak sang mamah menghampiri anaknya namun pandangannya kini teralihkan pada anak muda asing didepan mereka.

Sesak ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang