Salma membuka pintu kamarnya dengan bahagia dan senyum lebar yang belum pernah dia miliki sebelumnya. Salma melempar tas dan sepatunya lalu membanting tubuhnya di tempat tidurnya.
Dia tampak begitu bahagia bisa kenal dekat dengan Gabriel.
"Apa benar ini yang namanya cinta?
Gak mungkin, aku kan cewek yang cuek. Manabisa aku jatuh cinta.
Jika memang benar, apa hatiku sudah siap menahan resikonya?" kata-kata yang terus menghantui pikiran Salma."Huuuh... Kenapa ya aku kok jadi terus kepikiran kak Gabriel, dan kenapa aku gak bisa nahan senyum dari wajahku?" tanya Salma pada dirinya sendiri.
"Non! Sama nyonya disuruh cepat-cepat mandi, soalnya sudah ditunggu untuk makan malam." kata Bik Yuni, yang bekerja jadi pembantu di rumah Salma.
"Baik bik! Aku akan segera turun. 15 menit lagi! Sampaikan pada mama dan papa." teriak Salma dari dalam kamarnya.
"Baik non!" jawab Bik Yuni dari luar kamar Salma.
Setelah Bik Yuni turun kebawah, Salma langsung bergegas membersihkan badannya dan bersiap-siap untuk makan malam.
***
Salma POV
"Malam mama! Malam papa!" sapaku dengan memberikan pelukan dan cipika cipiku."Malam sayang!" jawab papa yang membalas senyuman kepadaku.
"Silahkan duduk sayang!" ucap mama yang menyiapkan tempat duduk untukku.
"Terimakasih ma!" jawabku seraya duduk di sebelah mama.
Makan malam keluargaku pun berjalan dengan bahagia. Tidak seperti hari-hari sebelumnya, yang tidak ada kalimat percakapan diantara kita semua.
"Salma balik ke atas dulu ya ma,pa! Salma mau belajar setelah itu istirahat, karena hari ini sungguh melelahkan tapi istimewa bagi Salma." tanyaku sambil melambaikan tangan dan bergegas kembali ke kamarku.
***
Keesokan harinya Salma bangun lebih pagi dan bersiap-siap berangkat ke sekolah.
~ Tiiiit ~ suara klakson motor yang berhenti di depan rumah Salma,dan suara itu tidak asing bagi Salma.
Mendengar suara klakson itu Salma langsung berlari keluar rumah."Loh! Kak Gabriel? Ada apa?" tanya Salma yang bingung atas kedatangan Gabriel.
"Ya mau jemput kamulah, yuk berangkat!" jawab Gabriel dengan santainya.
"Ma! Pa! Salma berangkat dulu ya, nih ada temen Salma yang udah jemput Salma. Assalamualaikum!" teriak Salma dari depan rumahnya. Dan langsung berangkat bersama Gabriel.
***
"Cieee... Udah berhasil lho dapetin tuh cewek?" tanya Rama yang sedikit ngeledek Gabriel."Kan udah gue bilang! Dia tuh suka sama gue, bukan gue yang suka sama dia! Seperti yang lho lihat aja deh. Siapa sih cewek yang gak suka sama cowok ganteng, ketos, pandai main basket, dan jago main musik juga kayak gue gini?" jawab Gabriel yang menyombongkan dirinya.
"Eh jangan lho bilang, kalo lho cuma PHP in tuh cewek! Karena lho kan masih punya Serly Novitasari." ujar Rama dengan suara pelan.
"Biarin, serah gue! Yang penting gue bisa buktiin sama lho bahwa gue itu hebat! Dan masalah Serly, gue gak akan kelain hati!" jawab Gabriel sambil nepuk pundak Rama.
"Wah kejam lho bos!" ujar Rama sok bijak.
"Udah ah! Yuk masuk kelas, udah mau masuk tuh! Gue gak mau nama gue tercoreng!" jawab Gabriel yang mengalihkan pembicaraan.
Mereka berdua pun bergegas masuk ke dalam kelas karena lonceng akan segera berbunyi.
***
~ Teng! Teng! Teng! ~
Lonceng tanda jam istirahat pun telah berbunyi.
Seperti hari-hari biasa Salma pergi membeli makanan di kantin bersama Tata. Namun hari ini berbeda, dia bertemu dengan cewek berambut ombre yang menghukumnya pada saat MOS."Ikut gue!" bentak cewek itu sambil menarik tangan Salma
"Bentar kak, mau kemana?" tanya Salma yang ingin melepaskan genggaman tangan dari cewek itu.
"Ke kamar mandi!" jawab cewek itu.
"Tapi mau ngapain kak kita kesini?" tanya Salma dengan nada gugup.
"Mau ngasih tau lho dimana kaca! Agar lho bisa ngaca, siapa lho yang sebenarnya! Tau lho!" bentak cewek itu yang mengejutkan Salma.
"Maksut kakak apa? Aku gak ngerti kak?" jawab Salma dengan penuh keberanian.
"Lho tau gue itu siapa? Gue adalah Serly Novitasari, ceweknya Gabriel Axza Lazuardy!" teriak cewek itu.
Salma tercengang ketika mendengar bahwa Gabriel telah memiliki pacar.
"Kenapa lho? Terkejut denger gue pacarnya Gabriel?" ujar cewek itu atau bisa dipanggil Serly.
Salma tetap diam seribu bahasa, dia tidak tau harus berkata apa. Rasanya dia ingin menangis saat itu juga, tapi dia menahan air matanya agar tidak keluar di depan Serly.
"Kenapa lho diem? Gue peringatin sama lho ya, jangan deket-deket Gabriel lagi!" bentak Serly sambil mengacak-acak rambut Salma dan pergi meninggalkannya.
***
Sebenarnya gak kuat nahan air mata ketika aku nulis part ini guys! Terharu banget...
Kepo dengan kelanjutannya? Sabar guys!
Jangan lupa vote nya. Kalau mau coment juga gapapa buat koreksi aku!By : Shelfina_35
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is HURT
Teen FictionSalma Dira Audrey adalah seorang cewek yang cuek banget. Dulu dia benci dengan yang namanya temenan sama cowok, tapi setelah dia bertemu dengan Gabriel dia tidak bisa melupakannya. Suatu ketika, Tuhan berkehendak untuk memisahkan mereka. Sejak saat...