Kota London, kota yang ramai. Disana penuh tawa dan kurang akan tangisan. Saat sampai disama, Salma dan kedua orang tuanya dijemput oleh rekan kerja Papa Salma yang ada di London.
"Hay! Apa kabar? Akhirnya kau kesini juga!" kata sambutan yang diberikan oleh teman Papa Salma sembari berpelukan.
"Baik, aku sangat senang bisa kemari. Bisa melihat ramainya kota ini serta bangunan-bangunan indah dan antik yang mengubah suasana hati menjadi riang!" jawab Papa Salma.
"Oh benarkah?" tanya teman papa.
"Tentu. Hahaha!" jawab papa.
"Hay Mr.Jackson! How are you?" sapa Mama Salma kepada teman Papa.
"I fine, and you?" jawabnya.
"I fine too. Oh ya, kenalkan dia adalah putriku." jelas Mama.
"Salma! Kemari sayang, kenalkan ini Pak Jackson, teman kerja papamu." lanjut mama yang menyuruh Salma berkenalan.
"Hay om! Kenalkan namaku Salma Dira Audrey, biasa di panggil Salma." kata Salma sambil mengulurkan tangan.
"Oow! Senang bisa berkenalan denganmu." jawab teman papaku dan menjabat tangan Salma.
"Mari ku antarkan kalian ke rumah keduaku. Silahkan kalian pakai." lanjut teman Papa Salma.
Mereka segera menaiki mobil sport milik teman Papa Salma, dan bergegas menuju rumah kedua milik teman Papa Salma yang akan mereka tempati.
Mama dan Papa bisa terus tersenyum melihat keramaian kota London. Sedangkan Salma terus melamun dengan pandangan kosong. Pikirannya masih terpaku pada kematian Gabriel, cinta pertamanya.
"Sayang, ayolah berdiri! Lihat ramainya kota London. Dan buat senyum sedikit saja diwajahmu." bujuk mama kepada Salma, sembari menarik tangan Salma untuk berdiri.
Salma menerima bujukan dari mamanya. Dia berdiri tapi tetap dengan wajah datar tanpa senyum sedikit pun.
"Salma kau lihat itu? Itu adalah sekolah barumu. Kau akan sekolah disana mulai besok." ujar mama.
"Sekolah baruku." jawab Salma dengan tatapan tak percaya.
Bangunan itu sangat indah, berdinding tembok yang berwarna coklat tua dengan banyak cendela kaca yang bening, dan pintu masuk yang antik. Bangunan yang sangat luas dan besar, terlihat seperti sebuah kerajaan.
"Mari kita turun, kita sudah sampai!" ujar teman Papa Salma.
Dan mereka segera turun dengan membawa semua barang-barang mereka dan keluar dari mobil itu.
"Wow! Ini rumah yang akan kami tempati? Sungguh indah." ujar Mama Salma yang terkagum melihat rumah itu.
"Iya nyonya, silahkan masuk!" ledek Papa Salma.
Mama Salma menepuk pundak suaminya dan memeluknya dengan senyuman lebar. Tidak dengan Salma yang tetap berdiri dengan pandangan kosong.
"Salma, apa kau tidak bahagia nak?" tanya Papanya.
"Bahagia pa, ini Salma bisa senyum. Mungkin disini Salma harus kehilangan kenangan tentang Gabriel." jawab Salma sembari menunjukkan senyuman yang tidak tulus dari hati.
"Ya sudah silahkan kalian masuk dan menata barang-barang kalian di dalam. Aku harus pulang dulu." kata teman Papa Salma.
"Oh ya, terimakasih Pak Jackson!" teriak Papa Salma. Yang hanya dibalas dengan anggukan kepala dari Pak Jackson.
Mobil sport itu mulai berjalan meninggalkan mereka. Setelah mobil itu tampak jauh, mereka segera masuk kedalam rumah itu dan menata barang-barangnya.
"Salma itu kamarmu." kata Papa sambil menunjuk sebuah ruangan yang ada di lantai dua.
"Tidak pa, Salma sekarang tidak tertarik dengan kamar di lantai dua. Salma lebih tertarik dengan ruangan itu. Izinkan Salma untuk menempatinya." jawab Salma sembari menunjuk ruangan yang lain.
"Baiklah!" jawab Papa Salma.
Setelah mendapatkan izin dari papanya, Salma menarik kopernya dan masuk ke dalam ruangan itu.
Ruangan yang ada di sudut ruang tamu itu berhasil menarik hati Salma.
Saat Salma memasuki ruangan itu dia mulai memiliki senyuman bahagia. Seakan-akan dia bertemu lagi dengan Gabriel."Ruangan ini sangat cantik dan bisa membuatku tak bisa menahan senyuman." bisik Salma pada dirinya sendiri.
Salma segera mengeluarkan barang-barangnya dari koper dan menatanya di ruangan itu.
Setelah semua barang tertata rapi, Salma merapikan ranjangnya dan membaringkan tubuhnya.
"Sungguh indah kamar ini." ucap Salma yang sedang memandang langit-langit kamar itu.
Dengan sepercik senyuman manis dari wajahnya, Salma menutup matanya. Dia merasa begitu lelah dan ingin istirahat di kamar yang menurutnya sangat indah.
***
Maaf guys, kemarin gak jadi end.
Soalnya kemarin aku bingung antara dilanjut apa gak. Dan akhirnya aku end deh.
Tapi sekarang aku berpikir untuk melanjutkan ceritanya.
Maaf banget ya guys, kalo masih ada kurangnya!Jangan lupa vote ya!
Kalo mau kasih masukan silahkan coment.@Shelfina_35
02-03-2018
06:00

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is HURT
Fiksi RemajaSalma Dira Audrey adalah seorang cewek yang cuek banget. Dulu dia benci dengan yang namanya temenan sama cowok, tapi setelah dia bertemu dengan Gabriel dia tidak bisa melupakannya. Suatu ketika, Tuhan berkehendak untuk memisahkan mereka. Sejak saat...