Apa Ini

19 5 1
                                    

Setelah melihat keadaan mama dan papanya, Salma terus berdo'a agar kedua orangtuanya tetap di selamatkan dari cobaan itu. Dan do'a Salma pun di kabulkan oleh tuhan.
Kedua orangtua Salma berhasil sembuh, karena lukanya tidak terlalu parah.

***
Keesokan harinya Salma berangkat ke sekolah dengan bahagia.

"Hay Sal ! Apa kabar?" tanya Gabriel yang lari dari belakang Salma.

"Baik." jawab Salma.

Sial banget sih aku, pagi-pagi harus ngladeni cowok sok kenal yang katanya ketus OSIS.
Bisik dalam hati Salma.

"Kok singkat banget sih jawabnya." kata Gabriel dengan nada sok melas.

"Lalu... Aku harus jawab apa? Kan emang kabar aku baik." jawab Salma dingin banget.

"Tapikan kamu bi..." kata Gabriel yang belum terselesaikan karena dibungkam oleh Salma.

"Ssst! Udah ya kak, jangan sok kenal gitu. Aku mau ke kelas, bye!" bisik Salma dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Gabriel, dan meninggalkannya.

"Cieee... Pagi-pagi ada yang udah main romans nih!" ledek Rama kepada Gabriel

"Apaan sih lho! Kan gue udah bilang bahwa dia tuh suka sama gue, tapi dihati gue cuma ada Serly Novitasari." jawab Gabriel sok kegantengan.

"Apa? Dia suka sama lho? Tapi kok ditinggalin sendirian sih, cup cup cup cup. Bohong lho gak berhasil!" jawab Rama sambil nepuk pundak Rama dan meninggalkannya.

"Emang sih! Tapi bentar lagi tuh cewek bakal ngejar-ngejar gue. Karena gue adalah seorang cowok tampan yang jadi Ketos, jago main basket, dan jago main musik." teriak Gabriel.

***
~ Teng! Teng! Teng ~

"Huuh, akhirnya jam istirahat datang juga. Pusing banget 3 jam pelajaran Matematika!" kata Salma pada Tita sahabat sebangkunya.

"Yaudah, yuk ke kantin?" ajak Tita yang menarik tangan Salma.

"Iya bentar, nih bukunya aku masukin laci dulu!" jawab Salma.

"Let's go!" teriak Salma.

Salma dan Tita membeli makanan ringan yang mereka rasa bisa mengganjal perut mereka. Tak disangka, saat Salma mengantri mau membayar makanannya, ternyata uang yang ada di sakunya tiba-tiba tidak ada. Terpaksa dia bakal nanggung malu.

"Ehm... Maaf bu! Aku gak jadi beli aja!" kata Salma dengan nada pelan.

"Jadi bu! Biar Gabriel yang bayar. Snack nya kasih aja ke cewek itu." teriak Gabriel dari antrian belakang.

Salma pun mengambil makanan itu dan pergi duduk bersama Tita. Dia tetap berfikir apa tujuan Kak Gabriel melakukan itu.

"Hay! Boleh aku gabung kalian?" tanya Gabriel yang mendekati tempat duduk Salma dan Tita.

"Boleh kak, silahkan!" jawab Tita dengan sedikit senyuman manis.

Salma yang sedang melamun tidak sadar bahwa ada Gabriel di sebelahnya.

"Kak! Makananku sudah habis, jadi aku balik dulu ya?" tanya Tita pada Gabriel

"Okay gapapa kok!" jawab Gabriel.

"Hoy!!!" bentak Gabriel yang menyadarkan Salma dari lamunannya.

"Loh! Kok kakak yang disini. Temen aku mana?" terkejutnya Salma saat sadar bahwa di sebelahnya itu ada Gabriel.

"Makanya jangan melamun terus. Dia udah balik ke kelas!" jawab Gabriel dengan sedikit ngejek.

"Owh." kata Salma

"Gitu doang? Lho itu cewek bukan sih? Kok cueknya minta ampun!" tanya Gabriel.

"Kakak lihat aku cantik apa ganteng?" jawab Salma tanpa melihat Gabriel sedikitpun.

"Ya cantiklah, karena yang berhak ganteng itu cuma gue!" jawab Gabriel sok kepedean.

"La itu kakak tau, kenapa pake' tanya. Oh ya kak! Makasih udah bayarin makananku tadi." kata Salma tetap dengan wajah cuek.

"You are welcome." jawab Gabriel dengan menaikan wajah Salma agar dia melihat tampangnya, sambil senyum tipis-tipis dan menaik turunkan alisnya.
Namun, Salma tak tertarik sedikitpun.

"Yaudah kak! Aku mau balik ke kelas, karena bentar lagi udah masuk." ujar Salma sambil melepas pandangannya pada Gabriel.

"Trus aku ditinggalin nih ceritanya? Yaudahlah gapapa!" gerutu Gabriel pada dirinya sendiri.

***

Jangan lupa vote and coment ya guys!

Maaf kalo banyak tipo soalnya nulisnya malem-malem.

Thank's for reading.

LOVE is HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang