Setelah mengetahui bahwa Salma akan terbang malam ini, Gabriel sudah tak berdaya. Bahkan kewibawaannya sebagai seorang ketua OSIS sudah tidak tampak.
"Udahlah Briel! Jangan kayak gitu, lihat keadaan lho sekarang! Bahkan tidak ada gairahnya sedikitpun." kata Rama yang mencoba menyuport Gabriel.
"Mungkin emang gue yang salah!" jawab Gabriel dan menghela nafas panjang.
"Nanti malam kan dia terbangnya? Ntar sore pulang sekolah masih ada waktu. Lho coba aja! Yeah, semoga aja berhasil." suport dari Rama.
"Apa mungkin?" jawab Gabriel.
"Mungkin aja, kalau lho emang serius sayang sama dia!" ujar Rama sambil menepuk pundak Gabriel.
"Thank's ya Ram! Udah mau suport gue. Gue akan coba lagi!" jawab Gabriel dengan penuh keyakinan.
***
~ Teng! Teng! Teng! ~
Lonceng terakhir pertanda pelajaran telah usai.
Gabriel langsung bergegas ke parkiran untuk mengambil motor dan pergi ke rumah Salma.Beberapa menit kemudian...
"Assalamualaikum!" teriak Gabriel yang berdiri di depan pintu rumah Salma.
"Waalaikumsalam!" jawab Bik Yuni.
"Ada apa den? Aden mau cari siapa?" lanjut Bik Yuni.
"Salmanya ada buk?" tanya Gabriel dengan nada sopan.
"Wah... Non Salma baru aja diantar ke bandara."
"Yaudah buk, makasih ya!" jawab Gabriel yang terburu-buru akan menyusul Salma ke bandara.
Gabriel menarik gas motornya dengan kencang, seakan tak peduli pada nyawanya sendiri.
Tiba-tiba ada sebuah truck yang berlaju kencang dari sebuah pertigaan yang berlawanan arah dengan Gabriel.
Karena tidak hati-hati Gabriel pun mencoba menghindari truck tersebut dan menabrak sebuah pohon yang sangat besar.~ Ciiiittt Bruaaakkk ~
Badan Gabriel pun berlumuran darah. Polisi segera mendatangi tempat kejadian dan membawa ambulance untuk menolong Gabriel.
Tata yang mendengar berita itu langsung mencoba menghubungi Salma.
"Ayo Sal, angkat telfonnya!" gumam Tata, karena telfonnya tidak diangkat-angkat oleh Salma.
Setelah mencapai 10 panggilan baru Salma mengangkat telfon dari Tata.
"Hallo! Ta, ada apa?" tanya Salma melalui via telepon.
"Kak Gabriel kecelakaan, saat dia mau menuju ke bandara. Mungkin dia mau nyamperin kamu! Aku baru lihat beritanya di televisi. Apa kamu serius mau tetel terbang hari ini?" tanya Tata yang menggoyahkan keputusan Salma untuk pergi ke Amerika.
"Ya aku akan tetap terbang hari ini! Tolong kamu ke rumah sakit, kamu jenguk Kak Gabriel. Kalau dia sudah membaik, kasih tau dia bahwa jika dia benar-benar mencintai seseorang, dia harus bisa melepaskan orang yang dia cintai! Bye Ta, aku mau masuk ke pesawat." jawab Salam dengan desakan dan airmata yang membasahi wajahnya.
"Tapi Sal..." ujar Tata yang sudah terputus, karena Salma telah mematikan telfonnya.
***
Rasanya Salma ingin mengancel kepergiannya, tapi dia tidak mau kembali sakit hati. Dengan berat hati dia langkahkan kakinya untuk masuk ke dalam pesawat."Salma pergi dulu ya ma,pa! Doakan Salma agar bisa selamat sampai Amerika." pamit Salma sambil memeluk mama dan papanya.
"Selalu sayang, jaga diri baik-baik di negeri orang! Jangan lupa selalu berdoa." jawab papa Salma seraya melepas pelukannya.
Dan Salma bergegas masuk ke dalam pesawat.
"Bagi Salma Dira Audrey, tidak ada rasa sayang yang akan menyakitkan. Jadi kumohon, jangan pergi meninggalkan orang yang kamu sayangi." suara yang tiba-tiba menggelegar dan mengejutkan semua orang yang ada di bandara.
Mendengar suara itu, Salma yang telah duduk di dalam pesawat berlari keluar dan mencari sumber suara itu.
"Cinta adalah kekuatan bukan beban hidup. Aku datang kesini hanya untukmu, hanya untuk melihat wajahmu untuk yang terakhir kalinya, jika setelah ini kau akan tetap pergi meninggalkanku." lanjut suara itu yang tidak asing bagi Salma.
"Aku yakin kau pasti datang Salma Dira Audrey! Karena kita saling menyayangi." lanjut suara itu dengan nafas tersedak-sedak.
Setelah Salma berlari begitu jauh, akhirnya dia menemukan sebuah ruangan yang menjadi sumber suara itu. Karena rasa penasaran Salma langsung masuk ke ruangan itu.
"Kak Gabriel?" teriak Salma yang terkejut melihat tubuh Gabriel yang berlumuran darah dan di dampingi oleh banyak polisi.
"Salma... Kau datang?" jawab Gabriel sambil tersenyum manis.
"Kak Gabriel kenapa seperti ini? Ada apa?" tanya Salma sambil berlari memeluk Gabriel.
"Aku tidak apa-apa Sal, aku kuat karena ada cinta yang menjadi kekuatan bagiku. Setelah ini bukan kamu yang meninggalkan aku, tapi aku yang meninggalkan kamu. Untuk selamanya!" bisik Gabriel seraya melemas dan memejamkan matanya.
Karena Salma tidak kuat menahan tubuh Gabriel, akhirnya Gabriel terjatuh dalam pangkuan Salma. Dan saat itulah Gabriel meninggalkan Salma untuk selamanya.
"Kak Gabriel!" jerit Salma yang diserati derasnya airmata.
***
Terharu banget aku guys, rasanya nyesek banget. Ditinggalin sama orang yang kita sayang.
Jangan pikir ini part yang terakhir ya guys! Soalnya masih ada satu part lagi.Jangan lupa vote and coment guys!
14:55
![](https://img.wattpad.com/cover/139504395-288-k517591.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is HURT
Teen FictionSalma Dira Audrey adalah seorang cewek yang cuek banget. Dulu dia benci dengan yang namanya temenan sama cowok, tapi setelah dia bertemu dengan Gabriel dia tidak bisa melupakannya. Suatu ketika, Tuhan berkehendak untuk memisahkan mereka. Sejak saat...