Kecewa

27 2 0
                                    

Pagi itu Salma merasa sangat bahagia. Sebab dia pikir Andrelah yang mengirim pesan tadi malam.
Salma berdandan begitu cantik, walaupun dirinya sendiri tidak sadar dengan perubahan sikapnya.

Dengan rambut lurus dan poni depan, kali ini membuat Salma begitu berbeda. Apalagi ditambah blushon, lipstik, dan eye shadow. Membuat Salma tampil seperti putri raja.

"Selamat pagi!" suara teriakan cowok dari luar rumah Salma.

Mendengar suara itu Salma langsung bergegas membuka pintu dengan senyum lebar dan harapan yang begitu dalam.

"Pagi! Silahkan...." ujar Salma yang terhenti melihat Kevin berdiri di depannya.

"Hay, Sal! Om dan Tante ada?" tanya Kevin.

"Ada, silahkan masuk!" jawab Salma dengan nada kecewa.

"Thank's bebh!" jawab Kevin sambil memegang dagu Salma.

"Hay, Kevin! Udah datang? Mari gabung sarapan bareng dulu!" ujar Mama yang menghampiri Kevin.

"Sudah tante! Kevin mau sarapan diluar aja sama Salma. Biar sekalian tambah deket." jawab Kevin.

"Yaudah, lagian dari tadi Salma udah bahagia banget. Udah tampil beda dari pagi!" ucap Mama Salma sambil senyum menggoda pada Salma.

"Oh ya! Om mana tante?" ujar Kevin mengalihkan pembicaraan.

"Ada, bentar!" jawab Mama.
"Pa... Kevin udah datang nih! Mereka mau berangkat!" teriak mama dengan kencang.

"Oh iya bentar!" jawab papa.

Tak lama kemudian Papa datang dan memeluk Kevin sambil berbisik sesuatu yang tidak bisa di dengar oleh Salma.

Salma hanya bingung melihat tingkah mereka semua. Dia tidak mengerti apa yang sudah terjadi. Seolah-olah mereka memaksa Salma harus dekat dengan Kevin.

"Yasudah Ma, Pa! Salma mau berangkat! Ayo Vin!" ujar Salma sembari menarik tangan Kevin dan berjabat tangan dengan mama dan papanya.

Mobil sport merah menanti Salma dan Kevin. Kevin membukakan pintu mobilnya untuk Salma.

"Silahkan putri!" ujar Kevin sembari membuka pintu mobil.

"Ha? Aku bisa buka sendiri, Vin!" jawab Salma.

"Sudah, masuk saja!" ujar Kevin dengan senyum manis di wajahnya.

"Thank's." ucap Salma sembari masuk ke dalam mobil.

"You are welcome!" jawab Kevin sembari menutup pintu mobilnya dan bergegas masuk ke dalam mobil.

"Hati-hati sayang!" teriak mama dari teras rumahnya.

"Oke tante!" jawab Kevin sembari menekan gas mobil dan berlalu dari situ.

Di perjalanan, Salma hanya diam bingung memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi tiba-tiba Kevin menginjak rem mobil mendadak untuk menyadarkan Salma dari lamunannya.

~ciiiiitttt~

"Kevin hati-hati!" teriak Salma terkejut.

Tanpa disadari, Salma telah memeluk Kevin.

"Aku sengaja Sal, biar kamu bisa gini terus sama aku!" ujar Kevin sambil membelai rambut Salma.

"Apa maksud kamu?" tanya Salma seraya menepis tangan Kevin yang membelai rambutnya.

Kevin mendekatkan wajahnya ke Salma. Bahkan kali ini sudah sangat dekat, seakan-akan dia akan mencium Salma.
Salma hanya bisa memejamkan mata dan mengernyitkan wajahnya.

"Aku jatuh cinta padamu." bisikan lembut di telinga Salma.

"Apa?" teriak Salma terkejut.

"Ssssttt! Tadi malam, orang tua kita telah memutuskan untuk menjodohkan kita. Dan aku sangat senang sekali, karena setelah lulus sekolah aku yang akan mencari kerja dan kau akan menjadi istriku." bisik Kevin dengan wajah yang begitu dekat jaraknya dengan Salma.

Mendengar perkataan Kevin, Salma hanya tidak menyangka kalau orang tuanya tega menjodohkan dia dengan laki-laki yang tidak dicintainya. Air mata tiba-tiba menetes dari mata Salma. Hanya rasa kesal yang dia rasakan saat ini.

"Salma, apa kau baik-baik saja? Kenapa kau menangis?" tanya Kevin.

"Ha? Tidak, tidak apa-apa!" jawab Salma sembari menghapus air matanya dan memaksa wajahnya untuk tersenyum.

"Aku tau, kau pasti akan menerimaku menjadi suamimu, pantas saja kau menangis. Pasti air mata itu, adalah air mata kebahagiaan." ujar Kevin sembari menarik gas mobilnya lagi.

'Tuhan...
Kenapa hati ini tidak rela, jika harus hidup bersama Kevin...
Kenapa dihatiku sekarang hanya ada satu nama setelah kak Gabriel, yaitu Andre...
Apa aku telah jatuh cinta padanya?
Tapi bagaimana dengan perjodohan ini?
Jika aku menolaknya, orang tuaku pasti akan kecewa padaku...
Tapi hati ini tidak bisa dipaksakan
Tuhan...
Kumohon padamu, kuatkanlah hatiku untuk bisa menerima keputusan ini
...
Walaupun itu sangat pahit!'

Suara Hati Salma yang hanya terdengar oleh hembusan angin pagi ini.

"Sal, kita makan disitu mau!" tanya Kevin sembari menunjuk sebuah rumah makan.

Salma hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

Setelah mendapat respon dari Salma, Kevin segera memarkirkan mobilnya di depan rumah makan itu.
Kevin turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Salma.

"Tidak usah seperti itu, Vin! Aku lebih suka jika aku yang membukanya sendiri." ujar Salma.

"Baiklah! Takkan kuulangi!" jawab Kevin.

"Yasudah, ayo masuk!" ajak Kevin sembari menggenggam tangan Salma.

Salma hanya diam dan mengikuti semua kata Kevin. Saat Salma melihat tangannya digenggam oleh Kevin, dia teringat dengan dua orang, yaitu Gabriel dan Andre. Bagi Salma Gabriel datang dalam diri Andre.
Tapi kali ini keputusanborangtua yang memisahkan dia dengan cintanya.

"Maaf, Vin! Aku belum terbiasa!" ujar Salma sembari melepaskan tangannya dari genggaman Kevin.

"Kenapa Sal!" tanya Kevin.

"Kumohon." jawab Salma.

"Baiklah, kita akan duduk disana." ujar Kevin.

Mereka berdua pun berjalan menghampiri bangku merah yang ada di sebuah ruangan khusus rumah makan itu. Tanpa ada sepatah kata yang mereka bicarakan, tiba-tiba datang seorang pelayan.

"Selamat pagi tuan, nona! Mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Spagheti saos tomat dan jus jeruk 2." jawab Salma yang membuat Kevin terkejut.

"Baik nona!" jawab pelayan itu sembari pergi meninggalkan mereka.

"Kenapa kau tidak bertanya padaku? Apa kesukaanku?" tanya Kevin.

"Kau harus belajar menerima aku sebagai istrimu! Jadi itu makanan yang ingin kumakan hari ini." jawab Salma tanpa memandang wajah Kevin.

"Tapi aku tidak su..." ujar Kevin yang terhenti sebab ada sebuah telefon.

"Sebentar aku mau angkat telfon!" ujar Kevin.

Salma hanya diam dan tidak merespon apa yang disampaikan Kevin.
Kevin pergi meninggalkan Salma sendiri di meja itu.

***

'Memaksa sebuah perasaan itu sama halnya memaksa melewati jalan yang banyak pecahan kacanya!'

Hay guys!
Jangan lupa vote kamu ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE is HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang