16. Percayalah, Dini Safitri.

290 29 3
                                    

Orang itu segera mematikan rokok. Seketika semua orang di halte berhenti tertawa.

"Kau bisa jelaskan fenomena itu, Ali Rasidin?" tanya Satya.

"Sebentar..." Sidin berusaha mengingat sesuatu. "Berubah... Satya! Tadi kau dengar orang yang mengatakan 'ayo berubah'? Cepat cari orang itu!"

Sidin dan Satya kembali berlari ke halte. "Ciri orang itu memakai jaket abu-abu dengan penutup kepala," ujar Satya.

Sesampainya di halte, orang yang dimaksud Satya sudah tidak ada.

"Sialan," umpat Sidin. "Padahal sedikit lagi kita bisa menangkap pelaku pengeboman itu,"

"Sekarang kita bisa apa?" tanya Satya.

"Segera pulang sebelum polisi datang kemari, eh, bukan pulang. Ke warung makan Padang," Sidin ingat janjinya.

Di bawah sebuah jembatan layang di barat ibu kota, Rasid (Ali Rasidin) tengah berteduh sembari mempelajari alur tiga kasus pengeboman yang telah terjadi tiga hari berturut-turut. Ya, kalau kejadian di halte bisa disebut pengeboman.

"Kasus satu di sekolahan, peledak trinitrotoluene. Penyebab ledakan dipanaskan. Kasus dua di pelabuhan, plastic explosives. Penyebab ledakan arus timer. Kasus tiga di halte, nitrous oxide. Penyebab ledakan kebocoran," Sidin menulis hasil penyelidikan di buku catatan.

"Ini rangkaian kasus yang unik, di mana tiga tempat berbeda, tiga peledak berbeda, dan tiga cara berbeda untuk meledakkan bom. Pelaku pengeboman ini pasti sangat berpengalaman dalam merakit bahan peledak. Aku harus mencari tahu siapa orang itu dan hubungannya dengan Serikat Jaringan... Ah, sialan," umpat Rasid. "Kalau begitu aku harus kembali ke perpustakaan pusat ibu kota di Rasuna..." belum lagi Rasid selesai bicara, seseorang bertanya padanya.

"Kak... Ali Rasidin? Sedang apa di sini?" tanya seorang perempuan berseragam SMP.

"Kau rupanya, Dini Safitri," Rasid melihat anak perempuan itu sekilas. "Aku tengah menyelidiki komplotan kriminal terkuat di ibu kota,"

Suatu pertanyaan, bagaimana Dini Safitri orang ibu kota bisa mengenal Ali Rasidin. Dini tidak beranjak dari tempatnya.

"Aku masih mengusahakan akhir ceritamu yang lebih baik, Dini Safitri," kata Rasid. "Percayalah,"

Detektif Ichsan 2 : The Chain Explosives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang