23. Bayar Tunai.

234 27 0
                                    

"Erase my previous messages include this. Beware distraction. They're keeping an eye on me,"

Sidin (Akad Ichsan) melakukan apa yang disuruh Rasid (Ali Rasidin).

Di suatu sudut ibu kota, Rasid menggenggam erat-erat kartu nomor yang tadi dipakai mengirim pesan. Sekarang ia tidak akan membuang kartu nomor.

Tiba-tiba Rasid merasa kartu dalam genggamannya hilang. Ketika Sidin membuka genggaman tangannya, kartu nomor itu benar-benar hilang.

Serikat Jaringan sudah tahu keberadaan Ali Rasidin?

Kata Rasid, "Gawat. Kalau sampai mereka menangkapku habis perkara. Bisa-bisa aku kembali ke Distrik Panongan tinggal nama,"

Beberapa jam yang lalu.

Rasid (Ali Rasidin) tengah nongkrong di warung kopi dekat Tugu Pancoran. Beli minum air mineral botol dan satu plastik kresek penuh bakwan goreng.

"Sialan," umpat Rasid. "Gara-gara tadi kecopetan di mikrolet, uang yang kupunya tinggal cukup untuk pulang ke Distrik Panongan. Aku harus cari uang, penyelidikan ini jangan sampai gagal,"

"Butuh uang, anak muda? Ini kesempatan yang tepat," kata salah seorang pelanggan warung kopi.

Rasid mendatangi orang yang dimaksud. "Siapa mas?"

"Tidak usah tahu. Cukup antarkan barang dalam kresek hitam ini ke belakang kantor polisi Distrik Tambora. Mudah kan?" pelanggan itu menjelaskan instruksinya.

Rasid tidak punya pilihan selain menurut. Toh, orang di hadapannya tidak berambut lurus klimis. "Bukan barang haram kan?"

"Sumpah bukan barang haram," lawan bicaranya meyakinkan Rasid. Isinya... Batu bata.

"Berapa bayarannya?" Rasid memulai negosiasi.

"Rp 1.500.000," kata orang asing itu. "Dibayar tunai segera setelah sampai. Setuju?"

"Ada tenggat?" Rasid menghindari resiko curang.

"Tengah malam ini. Lewat, bayaran batal," orang asing itu menjabat tangan Rasid tanda kesepakatan. "Dan ingat, jangan sampai kau ketahuan siapapun,"

Jadi, sekarang Rasid berjalan cepat menuju kantor polisi Distrik Tambora.

"Ah, setidaknya aku sudah mengerti duduk perkara rangkaian kasus pengeboman ini. Tinggal bagaimana caranya detektif itu memecahkan kasusnya,"

Rasid baru ingat sesuatu. "Bagaimana caranya orang itu membayar tunai?"

Detektif Ichsan 2 : The Chain Explosives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang