32. Menyerah, Rupanya.

233 27 0
                                    

"Seharusnya tempat ini belum ada!" Alan mengarahkan angkot menuju tol Panongan. Sampai bulan maret 2017, proyek tol Panongan masih pembebasan tanah. Dan saat itu, bayar tol belum wajib pakai kartu e-toll.

"Siapa sih sopir lawannya Alan?" tanya Sidin tidak pada siapapun.

Sidin menutup sebelah mata dengan satu jari. Sidin membuka portal ruang waktu, melihat sopir lawannya Alan.

"Rasid (Ali Rasidin)?" Sidin (Akad Ichsan) nyaris tidak percaya.

Tanpa mengurangi konsentrasi menyetir di jalan beton setengah jadi, Rasid berkata, "Efek obat ungu itu sudah habis, Ichsan. Cepat kemari kalau tidak mau penyamaranmu terbongkar,"

Ichsan (dengan wajah Sergam dan rambut melengkung) menambah satu jari untuk menutupi sebelah mata. Seketika Detektif Ichsan sudah duduk di samping Ali Rasidin asli. "Ternyata kau salah, ya?" tanya Rasid.

"Pelakunya tidak penting, kasus itu sudah selesai," kata Ichsan. "Beritahu aku hasil penyelidikan,"

"Nanti, selesaikan dulu balapan ini, lalu kembali ke Terminal Distrik Cikupa," Rasid menaikkan persneling ke gigi lima.

Alan sudah memacu angkot Gran Max dengan kecepatan maksimum, tapi belum juga bisa menyusul angkot Suzuki Carry berstiker 'INCU ABAH' itu.

"Aku tidak habis pikir, Satya. Mobil ini mesin 1300, Suzuki Carry mesin 1000. Tapi kenapa tidak kencang larinya?" Alan melirik jarum spidometer. 144 kilometer per jam.

"Rahasianya toluene, Ichsan. Pelarut industri seharga Rp 66.000 ini 50% lebih bagus daripada bensin angkot Alan, premium," ujar Rasid. "Masih zaman pakai bensin bersubsidi?"

"Kau ngapain saja selama di ibu kota kemarin?" tanya Ichsan tidak sabaran.

"Sepertinya kau sempat ke Distrik Tambora, Ichsan," Rasid tidak bicara langsung ke intinya. "Bersama Satya. Dini Safitri cerita itu padaku. Berarti, kau sudah tahu anomali Distrik Tambora, kan? Tol Panongan ini, juga anomali Distrik Panongan. Omong-omong, bicara soal penyelidikan, aku mendapat banyak uang dari penyelidikan. Ayo pulang,"

"Siap, di simpang tol Kebon Jeruk dia kembali ke Distrik Cikupa," Alan meliukkan haluan angkot. "Menyerah rupanya,"

Detektif Ichsan 2 : The Chain Explosives.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang