Kelas sudah selesai, Yooan tampak memainkan ponselnya di perpustakaan. Awalnya ia ingin meminjam buku, tapi tubuhnya terasa lelah dan akhirnya ia diam di perpustakaan.
"huh...kukira kau kemana, ternyata disini"
Yooan mendongak, ia tersenyun kecil melihat Sehun di depannya, dan sekarang Sehun duduk disampingnya.
"kenapa belum pulang? Dan kenapa tidak mengangkat telponku?" tanya Sehun seraya terus memperhatikan wajah Yooan.
"hanya ingin disini, aku malas pulang. Da kau lihat sendiri, aku sedang bermain game, malas mengangkat telpon"
"huh baiklah. sebaiknya kau pulang, sebentar lagi hujan aku turun"
Yooan langsung menoleh kearah jendela di sebrangnya, terlihat langit yang mendung.
"apa kau tidak ingin pulang bersamaku? Eumhh hanya berdua" tanya Yooan dengan penuh harap.
"tentu, aku akan mengantarmu pulang sekarang" sahut Sehun seraya tersenyum, dan Yooan mengangguk senang.
Keduanya berjalan menuju parkiran kampus yang lumayan jauh dari gedung utama.
Kini mereka dalam perjalanan menuju rumah Yooan dengan menggunakan mobil hitam Sehun.
"kau terlihat pucat Yooan, apa kau sedang sakit?"
"tidak, aku hanya kelelahan. Oh ya, bagaimana dengan Anna? Apa kau akan menjemputnya lagi ke kempus?"
"Anna sudah pulang sejak tadi dengan taxi, katanya ibunya sakit"
"ah begitu, lalu untuk apa kau mencariku tadi?"
"ahh benar, aku sempat lupa. Lusa kau akan ikut kunjungan ke Gyeongju?"
"sepertinya aku tidak ikut"
"kenapa?"
"kau tahu sendiri aku takut melihat jurang"
Sehun tertawa pelan "di sana memang banyak jurang, tapi kau tidak perlu takut, aku akan selalu menjagamu"
Yooan terdiam sejenak, sebenernya ia malas untuk melakukan hal itu.
"ayolah Yooan....."
"tapi kau harus berjanji padaku" ujar Yooan dengan wajah menggemaskan.
"janji apa?"
"jangan abaikan aku"
"hey, sejak kapan aku mengabaikanmu? Dan sudah kubilang aku akan menjagamu"
"pasti disana kau akan lebih sering bersama Anna, dan mengabaikan aku"
"baiklah...aku tidak akan mengabaikanmu, dan sampai kapan pun tidak akan pernah mengabaikanmu"
Yooan tersenyum senang "okay, aku akan ikut. Jemput aku lusa"
Sehun tertawa pelan "tentu"
Mereka pun sampai di rumah Yooan yang sangat besar, Yooan memaksa Sehun untuk mampir sejenak, dan akhirnya Sehun pun menyanggupi. Baru saja membuka pintu utama, Yooan sudah di kejutkan oleh Taehyung yang tengah berciuman dengan seorang gadis di atas sofa, terlihat gadis itu memukul dada Taehyung meminta untuk di lepaskan.
"hey! Jangan berbuat mesum dirumah ini!" bentak Yooan dengan kesal, kemudian Taehyung melepaskan tautan bibirnya dengan gadis itu dan keduanya menoleh kesumber suara.
"Liyan, lain kali pukul saja kepalanya jika ia terus menciummu" ujar Yooan pada gadis yang bernama Liyan itu.
Liyan sedikit melirik Sehun, lalu ia kembali menatap Yooan.
"eonni, Taehyung menyebalkan! Dia memaksaku untuk membantunya mengerjakan tugas tapi dia malah menciumku seenaknya" ujar Liyan dengan kesal.
"ayolah Liyan, kau juga menyukainya" Taehyung memutar bola matanya malas.
"tidak, enak saja! Dasar mesum!" maki Liyan segera beranjak dari sofa.
"hey kau mau kemana?" tanya Taehyung.
"bukan urusanmu"
Baru saja Liyan akan pamit pada Yooan, tetapi Yooan malah menarik tangannya menuju dapur.
"Sehun, duduklah dulu. Aku akan membuatkanmu minum" ujar Yooan.
Yooan dan Liyan pun sudah berada di dapur.
"Liyan, kau dan Taehyung apa serius berpacaran?"
"tentu saja, memangnya kenapa?"
"jaga dia untukku, kuharap kau bisa merubahnya menjadi pria yang baik"
"dia pria baik bagiku, tapi mesum"
Yooan tertawa pelan "ya terserah dirimu. Semoga Saja kau wanita terakhir untuknya. Aku lelah melihatnya membawa pulang gadis yang berbeda-beda sebelum ia berpacaran denganmu"
"heol....dia bilang aku cinta pertamanya" Liyan mendengus kesal.
"kurasa begitu, sebelumnya ia hanya bermain-main dengan gadis-gadis, dan kau adalah yang pertama berpacaran dengan Taehyung" ujar Yooan yang mulai menyiapkan air jeruk untuk Sehun.
"kuharap seperti itu. Eonni, aku harus pulang" ujar Liyan seraya melirik jam tangannya.
"kenapa? Ini masih sore, lagi pula sebentar lagi hujan turun"
"ayah menghubungiku sebelumnya, ibuku sakit"
"ah benar, tadi Anna juga pulang terlebih dahulu. Kalau begitu cepatlah pulang"
Liyan mengangguk seraya tersenyum.
Yooan mengantarkan Liyan kedepan dengan nampan berisi gelas minuman dia atasnya.
"Taehyung, antarkan Liyan pulang" ujar Yooan seraya menaruh gelas di atas meja.
"tentu, dengan senang hati" Taehyung tersenyum penuh arti seraya beranjak dari sofa. Sedangkan Liyan tampak memutar bola matanya malas.
"jangan macam-macam pada Liyan, atau kuracuni kecoamu dengan racun seragangga" ancam Yooan.
"kalau begitu aku juga akan meracunimu dengan racun serangga. Impas bukan?"
"bodoh!"
Taehyung mengendikan bahunya dan ia menggandeng tangan Liyan keluar rumah.
"omong-omong, paman dan bibi kemana?" tanya Sehun, kemudian ia meneguk air jeruknya.
"pergi bekerja, dan mereka biasa pulang larut" sahut Yooan seraya duduk di samping Sehun.
"seharusnya kau beristirahat, kau benar-benar terlihat pucat- oh! kau demam Yooan" ujar Sehun seraya menyentuh dahi Yooan dengan punggung tangannya.
Yooan tertawa pelan "aku baik-baik saja, jangan berlebihan" ujar Yooan seraya menjauhkan tangan Sehun dari dahinya.
"aku serius Yooan, aku akan mengantarmu kerumah sakit"
Yooan tersenyum kecil "aku akan minum obat, dan panasnya akan hilang"
"kalau begitu cepat minum obat"
Yooan mengangguk "nanti Aku minum obat Sehun, kenapa kau cerewet sekali?"
"aku khawatir padamu, tentu saja aku akan cerewet"
"yayaya terimakasih sudah mengkhawatirkanku, tapi aku baik-baik saja" Yooan tertawa pelan.
"huh...."
"kau tidak jadi menjenguk ibunya Anna?"
"kurasa tidak, disini ada yang lebih membutuhkanku. Aku tidak akan membiarkanmu sendiri dirumah, terlebih kau sedang sakit"
"baiklah...kurasa lebih enak mengobrol di ruang tengah, sambil menonton televisi" ujar Yooan seraya beranjak dari sofa dan pergi ke ruang tengah, dan Sehun pun membuntuti Yooan dari belakang.
"Yooan, minum obat dulu!"
"okay!"
.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain +Oh Sehun✔️
Fanfiction[Telah terbit] Yooan, berulang kali ia menahan rasa sakitnya, sakit saat sahabat atau cinta pertamanya lebih memilih gadis lain ketimbang dirinya, sakit saat adiknya sendiri membencinya, sakit saat ia harus pergi meninggalkan orang tersayangnya. sem...