21

7K 1.1K 97
                                    

Melupakan itu tak segampang mencintai.

Sekuat apapun kau melupakan, semakin sering ia hadir di pikiranmu.

.
.
.
.
.

Sudah 3 bulan Yooan tinggal di Berlin, ia tak kesepian lagi, karena Jian dan Derry selalu menemaninya di kampus maupun di luar kampus.

Hari ini Yooan merasa tidak enak badan, tapi ia memaksakan diri untuk kuliah, karena hari ini ada praktek.

"Yooan..."

Yooan menoleh, lalu ia tersenyum.

"pagi Derry, ada apa?" sapa Yooan pada pria itu dengan bahasa jermannya. Ngomong-ngomong Yooan mulai fasih dalam berbicara bahasa jerman.

"ayolah, aku bisa bahasa korea" sahut derry dengan bahasa koreanya yang lancar, dan Yooan merengut sebal.

"bantu aku berlatih bahasa jerman, apa susahnya"

Derry mengendikan bahunya "malam ini kau bisa datang kerumahku?"

"untuk?"

"hari ini aku berulang tahun Yooan, dan kurasa akan lebih baik jika aku mengadakan pesta dirumah. Dan kau harus datang"

Yooan mengangguk "aku akan datang, pukul berapa?"

"7 malam sudah dimulai"

"okay, kurasa aku akan pergi bersama Jian"

"ya, Jian akan datang nanti malam"

"okay...lain kali chat aku saja, jangan berlarian seperti itu" ujar Yooan, dan Derry tertawa pelan.

"hanya ingin mengundangmu secara langsung" sahut Derry.

"baiklah, aku ke kelas dulu. 5 menit lago kelasku di mulai"

"okay, sampai jumpa nanti malam"

Yooan mengerutkan dahinya "kau tidak bisa pulang bersama kami?"

"maaf Yooan, kurasa aku akan pulang lebih awal, karena pestaku benar-benar mendadak, dan aku baru menyiapkan separuhnya" sahut Derry seraya tertawa pelan.

"huhh...baiklah. tadinya aku akan memintamu untuk meneraktirku pancake" gumam Yooan dengan sendu.

"kau bisa memakannya sepuasmu nanti malam"

"ah benar.." mata Yooan berbinar.

"masuklah, nanti kau telat"

"ah yaa.. Sampai jumpa nanti malam...." Yooan pergi seraya melambaikan tangannya.

Yooan tersenyum lirih, ulang tahun Derry bersamaan dengan ulang tahun Sehun, 12 april.

Ini pertama kalinya ia tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada Sehun selama ia bersahabat dengan Sehun, biasanya ialah orang pertama yang mengucapkannya dan mendapat pelukan dari Sehun.

Yooan menghela nafasnya, kenapa sulit sekali untuk melupakan Sehun?

.
.
.
.

Seoul.

"Sehun...sehun aku takut- ah Sehun, aku bisa aku bisa"

Anna tampak bersemangat belajar berjalan dengan Sehun, ia memaksakan dirinya untuk berjalan selama 3 bulan ini, dan hasilnya baru terlihat sekarang, Anna tampak tersenyum senang seraya menatap Sehun di depan sana yang sedang mengangkat sebuah coklat.

"ayo Anna, kau bisa mendapatkan ini" ujar Sehun menunjukan coklat berpita itu seraya tertawa pelan.

"tunggu disana, aku akan sampai" sahut Anna, lalu Anna terus melangkahkan kakinya menghampiri Sehun, dan kemudian ia memeluk Sehun saat ia sudah sampai di depan sehun, sontak Sehun menangkap tubuh Anna.

"chaa...ini coklatmu" ujar Sehun seraya memeluk pinggang Anna.

Anna pun mengambil coklat itu dari tangan Sehun.

"terimakasih" ujar Anna seraya menahan senyumnya, ia terlalu senang hari ini.

"satu hadiah lagi untukmu karena telah berusaha belajar berjalan"

"Sehun harusnya aku yang memberimu hadiah, kenapa aku yang terkesan berulang tahun?"

Sehun tertawa pelan "tidak perlu memberi apapun padaku, cukup selalu ada untukku saja sudah membuatku senang" ujar Sehun seraya mengusap sisi wajah Anna.

"tapi tetap saja" gumam Anna merasa tidak enak.

"ayolah, kau sudah mengucapkannya padaku, kau adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku, itu sudah cukup" ujar sehun.

Anna menghela nafasnya, lalu ia mengangguk seraya tersenyum.

"baiklah, kau siap menerima kado selanjutnya dariku?" tanya Sehun.

"hhm.. apa itu?" tanya Anna seraya mengerutkan dahinya.

"ini"

Chup

Sehun mengecup bibir Anna, membuat mata Anna membola, pasalnya selama ia berpacaran dengan Sehun, ia tidak pernah mendapatkan kecupan di bibirnya.

Chup

Chup

Chup

Sehun mengecup bibir Anna berulang kali.

"Sehun..." Anna merengek karena malu, ia memukul pelan bahu Sehun, dan Sehun tertawa.

Kemudian Sehun memiringkan wajahnya, mengecup bibir Anna lebih lama. Lau ia menarik tengkuk Anna dan melumat bibir Anna dengan intens, membuat Anna semakin terkejut.

Sehun tersenyum di sela lumatannya, lalu ia menyudahi ciuman itu.

Sehun mengusap bibir Anna "ini milikku, jangan biarkan orang lain menyentuhnya" ujar Sehun, membuat pipi Anna merona.

"chaa...sekarang aku akan mengantarmu pulang" ujar Sehun seraya mendudukan Anna di kursi roda.

"Sehun..."

"hhm?"

"apa kau serius berpacaran denganku?" tanya Anna dengan tatapan matanya yang serius, lalu Sehun menghela nafasnya.

"aku tidak pernah main-main dengan ucapanku Anna, aku mencintaimu dengan serius" sahut Sehun.

"berarti, suatu saat nanti kita akan menikah?"

Sehun mengangguk "kita akan menikah. Hhmmm dalam waktu dekat"

Anna tertawa pelan "hey, kita saja belum lulus kuliah"

"tidak ada larangan, menikah hari ini pun aku bersedia"

"lulus dulu, baru menikah" ujar Anna.

"apapun untukmu sayang" sahut Sehun seraya tersenyum, dan Anna tersenyum malu.

"emh Sehun, aku ingin makan pancake saja" ujar Anna.

"tidak jadi pulang? Katanya kau lelah"

Anna menggeleng "rasa lelahku sudah hilang"

Sehun tersenyum.

"baiklah, kita akan makan pancake!"  seru Sehun. Lalu keduanya pergi ke toko Pancake.

Sesudah mendudukan Anna di mobilnya, Sehun memutari mobilnya untuk ke kursi kemudi. Sebelum masuk, ia memeriksa ponselnya, berharap mendapat ucapan dari seseorang, namun nihil, tak ada pesan pun yang masuk dari orang yang ditunggunya.

.
.
.
.

Tbc

Rain +Oh Sehun✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang