Berlin.
Sudah 5 tahun berlalu, dan Yooan sudah menyelesaikan S2-nya di berlin 1 tahun yang lalu. kini Yooan bekerja sebagai dokter gigi di rumah sakit berlin, dan hari ini ia sedang libur dan ia hendak ke cafe Jian pagi ini, namun seseorang yang tidak di undang datang denagn ringisan di wajahnya. Seseorang itu adalah Kai.
Terlihat Kai yang tengah duduk di kursi, dan Yooan yang tengah memeriksa gigi Kai.
“Aaaaahk!”
“ish diamlah Kai!”
“sakit Yooan, kau menekan bagian yang sakit” protes Kai seraya memegang pipinya, sedangkan Yooan yang tengah berada di depannya mendengus kecil.
“mau kuperiksa atau tidak?” tanya Yooan dengan wajah kesal.
“tidak jadi, aku tidak percaya padamu. Minggir” sahut Kai, kemudian Yooan menggeserkan tubuhnya, dan Kai beranjak dari kursi itu.
“kurasa kau harus kuliah lagi, tidak akan ada orang yang mau berobat padamu” ujar Kai masih dengan meringis sakit.
“ayolah, aku bahkan baru menyentuhnya, dan kau sudah teriak kesakitan, memangnya saja sakit gigimu sudah parah”
“uhgg sungguh sakitnya sangat menyebalkan” keluh Kai.
“pergilah kerumah sakit besar, jangan kemari”
“kukira kau bisa-
“aku bisa, hanya saja aku sedang libur, alat-alatnya dirumah sakit semua” sela Yooan dengan jengkel, dan Kai menghela nafasnya.
“kau jarang gosok gigi ya?” celetuk Yooan dengan mata memicing.
“cih, jangan bicara sembarangan, hampir setiap saat aku gosok gigi”
“lalu kenapa gigimu berlubang?”
“mana aku tahu, kan kau yang dokter gigi, seharusnya kau tahu penyebab gigiku berlubang”
“memangnya aku tahu apa saja yang kau makan?”
“setidaknya beritahu aku apa saja yang seharusnya tidak aku makan”
Yooan mendengus sebal “terserah, aku malas berdebat denganmu. Ngomong-ngomong ini sudah pukul 9, kapan kau akan pergi bekerja?”
“aku ingin bolos, gigiku sakit” ujar kai seraya duduk di sofa.
“kekanakan, sana pergi bekerja! Jangan mentang-mentang itu perusahaan pamanmu kau datang sesuka hatimu”
Kai itu sudah bekerja di berlin sejak lulus S1, ia bekerja di perusahaan pamannya dan ia juga selalu bekerja sesukanya, terkadang hal itu membuat Yooan kesal pada kelakuan Kai, setidaknya hargai atasannya walaupun ia keponakan pemilik perusahaan.
“Kai” Yooan memperingati.
“baiklah, aku akan pergi bekerja, tapi sepulang aku bekerja nanti kau harus sudah siap”
“siap?” tanya yooan seraya mengerutkan dahinya.
“ya, kita akan pergi berkencan” sahut kai seraya tersenyum menggoda, dan Yooan berdecih pelan seraya tersenyum kecil.
“yaya terserah dirimu, cepat sana pergi”
“okay!” Kai berseru senang, kemudian beranjak dari sofa.
“aku pergi” pamit Kai di ambang pintu.
“ya, berhati-hatilah” ujar yooan, kai tampak melambaikan tangannya lalu menghilang di balik pintu apartement Yooan.
Yooan tersenyum kecil, kemudian ia bersiap untuk pergi ke cafe Jian. Lulus S2, Jian mendapatkan sebuah cafe dari orang tuanya, dan orang tuanya ingin Jian mengurus cafenya sendiri. Semua modal yang Jian habiskan berasal dari orang tuanya semua, jadi Jian hanya tinggal menjalankan usahanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain +Oh Sehun✔️
Fanfiction[Telah terbit] Yooan, berulang kali ia menahan rasa sakitnya, sakit saat sahabat atau cinta pertamanya lebih memilih gadis lain ketimbang dirinya, sakit saat adiknya sendiri membencinya, sakit saat ia harus pergi meninggalkan orang tersayangnya. sem...