Part 3 》 Freshman

26 3 0
                                    

Jujur.

Ini pertama kalinya dia berbicara ataupun bertukar sapa dengan teman sekelasnya. Pasalnya teman sekelasnya ini adalah salah satu siswi yang terkenal disini. Membuat Lyan enggan mendekati.

Bukannya sombong atau apa. Tapi, takut dirinya dianggap numpang tenar ketika dekat dengan perempuan yang sekarang sedang duduk di hadapannya ini seperti teman-temannya yang lain.

Lyan juga bukan salah satu orang terkenal disini. Dirinya disebut ketika hanya ada kejuaraan lomba yang dimenangi olehnya. Itu juga gak semua siswi disini menyukainya. Sebagian besarnya atau mungkin seluruhnya beralasan tidak menyukai Lyan karena Lyan dekat dengan Tirta sedangkan mereka tidak.

Dan kenalkan. Perempuan cantik nan ayu yang duduk di hadapannya adalah Ataya Florova Hermawan. Ayahnya adalah pimpinan di perusahaannya sendiri. HermawanCorp. Sedangkan ibunya adalah model majalah yang sering Lyan beli.

Bakat sang ibu menurun pada anaknya. Ataya. Dia sering mengikuti kontes-kontes kecantikan remaja. Bahkan Ataya sering muncul dalam majalah remaja dan situs website model terkenal di Indonesia.

Makanya wajahnya dan bentuk tubuhnya benar-benar dijaga untuk keperluan perlombaan. Dan agar dirinya dapat dibidik dengan indah dalam frame kamera.

Setelah menyapa Lyan tadi, dia memperkenalkan diri dan mengatakan kalau dia, Tirta, dan Raihan adalah teman satu kelas. Lyan hanya menganggukan kepalanya, walaupun dia sudah tahu semua yang dibicarakan Ataya yang biasa disebut basa-basi.

Ataya membenarkan posisi duduknya dan masih tersenyum manis pada Lyan agar menampilkan sisi ramahnya pada Lyan

"So, sepengetahuan gue. Lo satu-satunya cewek yang paling deket sama Tirta." Kata Ataya.

Lyan menganggukan kepalanya pelan menyetujui perkataan Ataya. Sedangkan Ataya masih saja tersenyum manis. Bahkan senyumannya lebih lebar dari sebelumnya.

"Kalo boleh tahu. Tirta itu orangnya kayak gimana sih?" Tanya Ataya.

Lyan mengarahkan bola matanya kesana kemari sehabis mendengar pertanyaan Ataya. Ia masih menyambungkan apa kaitannya dengan Ataya yang mengajaknya kemari dengan pribadi Tirta yang tadi ditanyakan Ataya.

Dia memandang Ataya aneh. Sebelum akhirnya dia menjawab apa yang ditanyakan perempuan itu. "Dia bawel. Cerewet. Gak mau ngalah. Tapi- tunggu."

Senyum Ataya luntur. Antusiasnya menurun ketika pembicaraan terpotong. Padahal dia sangat bersemangat mendengar jawaban dari pertanyaannya.

Lyan menatap penuh selidik pada Ataya yang sedang menatapnya tidak seantusias tadi. Justru sekarang bahasa tubuh perempuan berparas cantik itu bergerak gelisah.

"Lo suka sama Tirta?" Tanya Lyan telak.

Ditanya seperti itu bukannya menjawab Ataya malah menggaruk kepalanya yang Lyan yakin tidak mungkin gatal. Lyan yakin betul rambut Ataya tidak benar-benar gatal.

Gak mungkin model seperti Ataya rambutnya ketombean. Kan gak lucu.

Ataya mengembangkan senyumnya yang lebih lebar lagi. Dia masih ingin menyembunyikan perasaan sebenarnya pada teman dari laki-laki yang sedang ia tanyakan kepribadiannya.
"Gue nanya kayak gitu, bukan berarti gue suka sama dia." Sergahnya.

Lyan hanya mengganggukan kepalanya pelan sambil mencebikkan bibirnya.

"Gak. Soalnya setiap cewek yang dateng ke gue terus nanyain Tirta, itu artinya dia suka sama Tirta. Dan endingnya, gue bakal dimintain tolong buat ngasih bungkusan kado buat Tirta." Jelas Lyan.

Ataya yang mendengar Lyan bicara, dan memahami maksudnya langsung mengangkat tangannya sambil menampilkan cengirannya. Menandakan dia tidak membawa apa-apa seperti yang diceritakan Lyan.

DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang