I Love You

140 89 41
                                    

Hari ini aku ke sekolah seperti biasa. Tidak ada yang spesial hari ini. Sangat membosankan bagiku. Karena hari ini guru-guru sedang rapat dan membiarkan muridnya bebas.

Yang aku lakukan hanya membaca buku. Hingga aku mencatat kata-kata yang aku suka di buku itu. Itu adalah hobiku.

Hingga aku melihat catatanku tentang Abrisam kemarin. Aku pun memikirkannya.

Hari cepat berlalu, sudah dua bulan lebih aku mengenalnya. Mengikuti akun sosial medianya. Mencari tahu kehidupan dulu tentangnya. Ternyata dia orang yang baik bahkan benar-benar baik.

Namanya Abrisam, aku suka memperhatikan bagaimana dia tersenyum. Bagaimana dialek dalam ucapannya yang singkat seringkali membuatku tertawa, padahal aku tahu dia tidak bermaksud mengatakan sesuatu yang lucu. Bagiku tidak masalah. Karena tidak perlu alasan untuk bagahagia di dekat orang yang kita suka, iya kan?

Kutulis catatan itu di buku harianku. Hal pertama kali yang aku ingat adalah saat mengikuti akun instagramnya dan dengan hitungan detik dia sudah mengikutiku kembali. Bahagia rasanya ditanggapi dengan cepat. Tetapi mungkin saja karena dia selalu memegang hp.

Dan pertama kali aku saling berkirim pesan bersamanya.

"P." Tulis Sam.
"Ya?" Jawabku.
"Siapa?" Tanya Sam.
"Ada namanya kok." Jawabku.
"Iya tahu, tapi kamu siapa? Dapet dari mana id-ku?" Tanya Sam.
"Sekolahnya sama kok, dari eskul." Jawabku.
"Oalah ternyata satu eskul." Jawab Sam.
"Iya salam kenal ka." Tulisku
"Iya salam kenal juga ^-^" Tanggap Sam kepadaku.

Memang hanya sebuah chat singkat, tapi hal itu yang membuatku bahagia sekali. Karena kata orang, dia adalah orang yang dingin, dia hanya membalas chat seseorang dengan singkat tapi tidak rasanya jika chat-an denganku.

●●●

Waktu istirahat kedua pun datang. Aku sengaja mengajak temanku Rei duduk di depan.
"Rei duduk di depan yuk." Ajak aku.
"Ayo, tumben banget Far kamu ngajak duduk di depan," Ucap Rei sambil berjalan ke depan.
"Ya ingin saja, lagi pula bosen juga di dalam kelas." Jawabku.

Bukan tanpa alasan aku duduk di depan kelas. Karena aku ingin melihat dia berjalan di hadapanku dan memberikan senyuman.

●●●

Aku pun berbincang banyak dengan Reina.

"Kamu lagi deket sama siapa Far?" Tanya Rei.
"Tidak dengan siapa-siapa." Jawabku.
"Kalau aku lagi deket nih Far, dengan kakel." Cerita Reina.
"Wah....yang mana tuh orangnya?" Tanyaku
"Ada lah." Jawab Rei.
"Ayolah, masa temanmu ini tidak dikasih tau." Ledekku.
"Namanya adalah Tyo, anak kelas 11 mipa 2," jawab Rei.
"Oh, yang mana tuh orangnya?" Tanyaku.
"Nanti juga lewat." Jawab Rei.
"Tuh Far orangnya lewat," Rei memberi tahu.

Aku pun menengok, ternyata Tyo adalah temannya Abrisam. Di kejauhan Abrisam senyum kepadaku. Aku pun membalas senyuman itu. Aku bahagia melihatnya.

●●●

Aku dan Reina akhirnya kembali ke kelas dan mengambil mukena. Tahu siapa yang menjadi imam saat sholat kali ini? Abrisam yang menjadi imam.

Aku sholat pun dengan rasa bahagia. Hingga sholat selesai aku berdoa...

"Ya Tuhan, dia yang menjadi imam sholat ku hari ini."

Aku rasa Tuhan pun tau arti doa-ku saat ini.

●●●

"Kring!!" Bel pulang sekolah berbunyi.

Waktu pulang sekolah pun tiba. Aku keluar kelas dengan Reina.

"Ayo Far," ajak Rei.
"Ayo." Jawabku sambil mengendong ranselku.

Ternyata, tepat dibelakangku ada dia. Ketebak sekali suaranya. Pikirku. Hari ini ujan deras.

"Bye-bye, Farah." Ucap Rei meninggalkanku.

Sudah pukul 16.30 tapi kakakku belum datang. Hingga yang tersisa aku dengan ka Abrisam. Sampai terjadi percakapan singkat.

"Gak pulang?" Tanya ka Sam.
"Belum dijemput." Jawabku.
"Oh," ucap singkat ka Sam.
"Kalo kakak?" Tanyaku membalas pertanyaannya.
"Nunggu bunda," jawab ka Sam.

Tibalah kakakku menjemputku.

"Duluan ya ka." Ucapku.
"Ya, hati-hati Far." Jawab ka sam.

●●●

Sesampainya di rumah aku membuka buku harianku dan menulis sesuatu.

Banyak sekali yang terjadi hari ini dengannya. Aku lebih mengetahui lebih jauh tentangnya . Dan sekarang aku mengatakan kalau aku mencintainya. Benar-benar mencintainya.

"Klek!" Bunyi pintu. Aku pun segera menutup buku harianku, ternyata mama datang ke kamarku.

"Farah, makan dulu sana." Suruh mama.
"Iya." Jawabku sambil keluar kamar.

Sambil makan aku pun memikirkannya. Mungkin benar kali ini aku jatuh cinta.

☆☆☆

Thankyou readers!jangan lupa vote ya!

👄

He's My DuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang