3 - Nunggu

77 14 0
                                    

.

.

Elfaro sialan. Cowok mana yang tega buat cewek nunggu

.

.

- 3 -

"Bukannya wajar kalau Sasha tau tentang Faro? Pasti tadi pagi dia juga lihat pemandangan semacam ini. Yah... fans Faro kan emang banyak. Bahkan ada dari sekolah lain juga." Belum sempat Sasha menjawab pertanyaan Jessy, Lia sudah menyela saja. 

Yah.. tapi tidak buruk juga. Paling tidak Sasha tidak perlu memikirkan alasan yang akan ia berikan kepada mereka.

Fyuhhh.. untung saja.

"Bener juga ya. Mungkin di sekolah lama Sasha banyak fans Faro juga."

"Apa jangan-jangan Sasha pindah ke sekolah ini karena dia juga fans Faro? Hahaha."

"Mungkin juga hahaha."

"Enak aja. gue bukan fans cowok  itu tau. Lagipula gimana bisa orang sedingin itu punya banyak fans? Yang benar saja." Ujar Sasha saat mereka bilang bahwa ia pindah ke sekolah ini karena manusia es itu.

"Terus gimana lo bisa tahu tentang Faro?" Ujar gadis berkacamata di bagian ujung yang Sasha lupa namanya. Maklum saja, ini hari pertamanya di sekolah yang baru. Jadi ia belum terlalu hafal nama teman-temannya.

"Err.. itu.. Ya.. aku cuma dengar-dengar saja. Di sekolah lamaku memang banyak yang suka dengannya." Jawab Sasha agak ragu. 

Sasha harap mereka tidak curiga dengan jawabannya. "Tapi memang sih.. dia lumayan juga." Tambah Sasha dengan sedikit cengiran. Mereka semua terdiam sejenak.

"Nah, apa gue bilang. Nggak ada gadis yang nggak suka dengan pesona Faro." Sambung Jessy kemudian dan diiringi tawa teman-teman Sasha yang lain.

Tak lama setelahnya, bel tanda istirahat berakhir pun berdering. Sasha dan yang lainnya pun beranjak dan berjalan kembali ke kelas.

---

"Lo beneran nggak mau ini Fa? Beneran nih buat kita? Jangan-jangan lo udah kasih racun ya ke coklatnya?" Ujar Ciko dengan wajah penuh kecurigaan.

"Kalo nggak mau balikin sekarang." Faro mendekatkan tangannya ke tumpukan coklat yang sedang dibawa CIko, bermaksud mengambil kembali coklat dari fans-fansnya.

Namun sebuah tangan dengan secepat kilat melindungi coklat-coklat yang ada di tangan Ciko. Dika adalah pemilik tangan itu.

"Eiiitttsss barang yang sudah diberikan tidak boleh dikembalikan lagi ya kak." Ujar Dika membela Ciko.

"Serah lo deh." Faro menjauhkan kembali tangannya dan kembali berjalan menuju kelas.

"Wah enak tuh lodeh." Sambar Ciko

"Itu sayur lodeh bego." Dika menoyor kepala Ciko karena tidak sanggup lagi mendengar kebloonan Ciko.

"Eh tadi pagi kok gue liat lo berangkat sama cewek ya Fa? Mata gue yang katarak apa emang bener tuh?"  sambung Dika.

Faro hanya diam saja dan tidak menanggapi pertanyaan sahabatnya itu. Ia berpikir sejenak. Bingung apa yang harus ia jelaskan kepada dua temannya itu. Ia tidak mungkin bilang kalau cewek yang dilihat Dika tinggal serumah dengannya.

SISTER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang