.
.
Gue bukan bocah, gue nggak butuh lo !
.
.
-13-
Seorang pemain bernomor punggung 9 dari SMU Bhakti terkapar di lapangan sambil mengaduh kesakitan memegangi kaki kirinya.
Sasha melihat orang itu lekat-lekat, memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Jantung Sasha seakan berhenti.
Faro!!
Sasha lantas berlari ke arah Faro, menerobos orang-orang yang lebih dulu sudah mengerumuninya. Dengan tubuh mungilnya, tak begitu sulit bagi Sasha untuk menyelinap diantara riuhnya kerumunan.
Sasha terkejut saat merasa tubuhnya ditabrak dari belakang. Ternyata petugas medis sudah tiba. Mereka melewati kerumunan orang-orang dengan mudahnya.
Sasha pun mengekor dibelakang petugas yang sedang membawa tandu.
Mereka menyemprotkan sesuatu ke kaki Faro, yang Sasha yakini adalah chlor etil atau semacam pereda rasa sakit lainnya.
Faro masih memegangi kakinya sambil mengaduh kesakitan, dan para petugas medis pun segera memindahkannya ke tandu dan membawanya ke mobil ambulance.
Sasha yang dari tadi panik terus megikuti petugas yang membawa Faro, sampai akhirnya seseorang memegang tangan Sasha ketika ia berusaha naik juga ke mobil putih itu.
"Maaf mbak, apa mbak ini keluarga-"
"Saya adiknya!" Spontan Sasha.
---
Bau obat-obatan menyeruak ke hidung Sasha saat ia melangkahkan kakinya masuk ke gedung itu. Bukan, bukan rumah sakit. Mereka akhirnya membawa Faro ke klinik yang jaraknya lebih dekat daripada rumah sakit.
Faro langsung dibawa ke ruangan dokter, sementara Sasha menunggu di luar. Ia segera menelpon Mrs. Freddick dan memberitahu keadaan Faro.
Hampir setengah jam Sasha menunggu, dokter ataupun petugas yang menangani Faro belum juga keluar dari ruangan itu. Hari semakin sore, dan Sasha semakin cemas.
Ceklek
Sasha segera menghampiri sumber suara. Di sana seorang dokter paruh baya dengan jas putihnya keluar.
"Dok, bagaimana keadaannya?" Tanya Sasha kemudian.
"Sepertinya ada sedikit keretakan pada pergelangan kakinya. Tapi kita masih harus menunggu hasil tes rotgen. Jika memang benar ada keretakan, saudara Elfaro harus dirujuk ke rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut." Ujar dokter tersebut.
"Oh, sambil menunggu hasil rotgen, sebaiknya mbak urus biaya penanganan terlebih dahulu di bagian administrasi. Saya akan buatkan surat rujukan seandainya dibutuhkan." Lajut dokter itu.
"Baik dok. Terima kasih."
Dokter tersebut hanya mengangguk seraya berlalu meninggalkannya.
"Elisha. Ngapain di sini?"
Sasha terlonjak kaget saat seseornag tiba-tiba muncul dari belakang.
"Oh. Hai Kak.. Daniel." Sasha tersenyum kikuk.
Sial. Kenapa kak Daniel di sini!
"Gue disuruh kapten buat nganterin tasnya si Faro sama mastiin keadaan dia. Gue nggak tau lo di sini juga." Ujar Daniel. Ia masih menggunakan kaos hunter ditambah jaket tentunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER?
Teen FictionBagaimana jadinya jika tiba-tiba kamu kedatangan adik baru? Bukan seorang balita yang menggemaskan, bukan juga anak kecil yang sering merengek padamu, tapi seseorang yang hanya beda 1 tahun darimu. Dan yang paling penting adalah, ia seorang gadis...