.
.
Fa stoppppp
Apaan sih? Gue kaget oon
Ada bubur kacang ijo Fa!!!!
.
.
-12-
"Daniel nggak serius kan waktu dia bilang...." Ciko menggantungkan kalimatnya.
"Sasha target dia selanjutnya?"
"Kak! Aku mau lewat nggak bisa ini! Ngapain sih di situ?!"
Dika dan Ciko terlonjak kaget saat seseorang tiba-tiba sudah berdiri di belakang mereka dengan tangan kanan dan kiri menenteng kantong plastik berisi makanan dari kantin. Ya, orang itu adalah Jessy.
"E-Eh, iya sori sori." Sontak mereka langsung menjauhkan diri dari pintu, membuat jalan untuk Jessy.
"Sori-sori lagunya Super Junior." Jessy menggumam sendiri.
"Eh, kakak berdua ini tim basket kan?" Tanya Jessy dengan memperhatikan wajah Dika dan Ciko secara bergantian.
"Iya dong. Gue Dika. Ini Ciko." Jawab Dika dengan nada penuh percaya diri.
"Oh iya iya." Ujar Jessy kemudian berlalu meninggalkan dua orang itu.
"Cantik banget woy." Ujar Ciko sesaat setelah Jessy masuk ke kelas.
"Iya. Punya gue tuh."
"Apaan sih lo Dik. Lo kan udah punya ussy di kelas, jangan maruk napa." Jengkel Ciko.
"Pokoknya dedek emesh gue tuh. Oiya, bego banget gue lupa tanya namanya tadi!" Sambung Ciko sambil menepuk jidatnya frustasi. Ia lalu mengintip ke dalam kelas Sasha dan menemukan Jessy sedang asyik bercanda dengan Sasha, dengan Daniel juga tentunya.
"Temennya si Lilis coy!"Seru Dika.
"Besok kita tanyain ke Lilis!"
---
"Fa, gue boleh nanya nggak?" Ujar Sasha sesaat setelah mobil Faro melesat menjauhi gerbang sekolah. Ya, mereka sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah saat ini.
"Nggak." Jawab Faro singkat.
"Ya udah gue mau curhat aja deh kalo gitu." Ucap Sasha kemudian.
"Nggak." Sasha kembali mendengar kata itu dari mulut Faro.
"Dih pelit banget sih." Sasha mendengus pelan.
"Serah gue lah." Ujar Faro tidak peduli.
"Lo kenal anak basket yang namanya Daniel? Yang keren, cakep, tajir itu lo. Tau kan pasti? Gue mau cerita nih." Tanya Sasha memastikan.
Namun Faro tidak menghiraukan ucapan Sasha sama sekali dan memilih fokus ke jalan raya. Melihat itu pun Sasha memanyunkan bibirnya kesal.
"Faaa jawab dongggg." Sasha bersikeras membujuk Faro agar mau mendengarkan ceritanya.
Hening. Masih tidak ada jawaban.
"Faaaaa." Sasha merengek ke Faro lagi. Bagaikan anak kecil yang merengek ke mamanya minta dibelikan es krim.
"Apaan sih berisik lo." Gerutu Faro karena jengkel dengan ulah Sasha yang mengganggunya.
"Gue mau cerita lo dengerin gue dong." Ujar Sasha masih dengan wajah cemberut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER?
Teen FictionBagaimana jadinya jika tiba-tiba kamu kedatangan adik baru? Bukan seorang balita yang menggemaskan, bukan juga anak kecil yang sering merengek padamu, tapi seseorang yang hanya beda 1 tahun darimu. Dan yang paling penting adalah, ia seorang gadis...