.
.
Oh iya kita belum kenalan ya. Gue Daniel. Lo?
Elisha. Panggil aja—
Sasha.
Kok...
.
.
-10-
Kok dia di sini?
"Hei." Seseorang itu melambaikan tangannya ke wajah Sasha.
"Oh. Ha- hai kak." Sasha yang tersadar dari lamunannya pun segera menyapa seseorang itu. Lebih tepatnya cowok itu. Daniel.
"Ngapain di sini sendirian?" Tanya Daniel sambil Tersenyum.
Entah kenapa setiap kali melihat senyum Daniel jantung Sasha serasa berpacu lebih cepat dari biasanya. Mungkin karena senyum Daniel yang manisnya benar-benar melebihi manisnya es krim strawberry kesukaannya.
"Nunggu temenku kak. Dia di ruang guru." Ujar Sasha sambil membalas senyum Daniel.
"Boleh gue temenin?" Tawar Daniel.
"I-iya boleh kok." Sasha merasakan wajahnya memanas.
"Oh iya kita belum kenalan ya. Gue Daniel. Lo?" Daniel mengulurkan tangannya ke arah Sasha.
"Elisha. Panggil aja—"
"Sasha." Potong Daniel sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Kok..." Sasha terkejut saat Daniel berhasil menebak nama panggilannya.
Seketika saja Sasha langsung ingat saat pertama kali ia bertemu Daniel di perpustakaan. Dan saat itu Jessy bilang kalau Daniel diam-diam memperhatikannya.
Apa ini berarti...?
Sasha bisa gila kalau itu benar-benar terjadi. Seorang Pradipta Daniel Angkasa, cowok tampan dengan senyum paling manis yang pernah ia lihat yang notabenenya adalah anak orang paling kaya no. 11 di Indonesia menyukainya!
"Gue pernah denger temen lo manggil Sasha." Jelas Daniel.
"Ohh." Sasha hanya menganggukkan kepalanya. Sebenarnya ia bingung harus berkata apa jadi ia memilih diam.
"Gue boleh tanya sesuatu nggak?" Tanya Daniel kemudian.
"Tanya apa?"
"Lo pacarnya Faro bukan?"
"Bukan!" Jawab Sasha cepat.
Ia tidak mengerti kenapa Daniel bisa tahu tentang ia dan Faro. Oh! Ia baru ingat kalau Daniel juga salah satu anggota tim basket sekolah. Ia juga baru ingat waktu Faro membawanya ke lapangan basket untuk menungguinya latihan basket bersama timnya, di sana juga ada Daniel.
"Ya udah. Syukur deh." Ujar Daniel.
"Kenapa emangnya kak?" Kini gantian Sasha yang bertanya.
"Cuma mastiin kalau lo belum ada yang punya."
"Hah?" Sasha membukatkan matanya dengan sempurna. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Sha, gue udah selesai. balik ke kelas yuk." Ajak Jessy yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya. Ia bahkan tidak tahu kapan Jessy kembali dari ruang guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER?
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika tiba-tiba kamu kedatangan adik baru? Bukan seorang balita yang menggemaskan, bukan juga anak kecil yang sering merengek padamu, tapi seseorang yang hanya beda 1 tahun darimu. Dan yang paling penting adalah, ia seorang gadis...